Sinopsis Bad Guy - Episode 13

Written by Yui Shinji 0 comments Posted in:


Pasangan terlarang itu benar-benar terperanjat setelah dipergoki oleh 2 orang yang seharusnya tidak melihat adegan itu. Tae Ra langsung berpaling karena malu pada Mo Nae dan Gun Wook terperanjat karena Jae in melihat mereka. Gun Wook melihat ke arah Tae Ra dan Jae in langsung pergi.

Gun Wook berbisik akan pergi dulu dan langsung mengejar Jae In, sementara Tae Ra berdiri tidak bergerak memunggungi Mo Nae yang meminta penjelasan. Tae Ra berbalik dan ingin bicara dengan Mo nae tapi Nona besar langsung pergi.

Gun Wook lari mengejar Jae In keluar, Mo Nae mengikutinya. Oppa! Sementara Jae In berdiri di balik dinding dan tidak terlihat oleh keduanya.

Mo Nae mengerti kalau Gun Wook tidak pernah mencintainya, "Aku benci mengakuinya, tapi aku tahu kau tidak pernah melihatku sebagai wanita." Mo Nae merasa tenang karena Gun Wook memilih bersamanya daripada dengan yang lain dan ia pikir kalau dia semakin dewasa, Gun Wook akan melihatnya sebagai seorang wanita. Tapi...apa kakak-ku yang benar-benar kau inginkan?

Gun Wook diam saja. Mo Nae : Kau tidak menjawabnya, jadi benar..selama ini yang kau inginkan adalah kakak-ku? Mengapa kau muncul dalam kehidupanku? Seharusnya sejak awal kau tidak pernah menunjukkan rasa tertarik padaku. Mo Nae berkata itu sambil memukuli dada Gun Wook.

Gun Wook berkata kau tidak akan mendengarnya, meskipun aku mengatakan-nya, karena kau biasa mendapat apapun yang kau inginkan. Aku bukan boneka yang bisa kau mainkan kapanpun kau mau. Tidak semua orang bisa mencintaimu. Jae in lalu beranjak pergi.

Jaksa Park dan So Dam masuk dan So Dam komen, itu tante, mengapa mereka berkelahi? Ayahnya hanya berkata sudah itu urusan orang dewasa. Dan menarik putrinya masuk, Jaksa Park sempat menoleh sebentar karena merasa aneh. Mo Nae tidak bisa menerima penjelasan Gun Wook, aku berharap kau dan kakak, mati.

Mo Nae masuk dan mendelik ke arah Tae Ra, berkata dengan tajam pada Jaksa Park untuk mengendalikan istrinya.

Ny. Shin masih menangisi kematian Tae Kyun, dia tidak mengerti apa yang terjadi, "Bagaimana ini bisa terjadi padaku? kejahatan apa yang kulakukan sehingga pantas mendapatkan ini?" hmmm...

Jae in masuk ke taksi dan dalam kekalutannya dia minta supir taksi mengantarnya ke "rumah Gun wook" tanpa menjelaskan arahnya. (si supir taxi yah bingung atuh neng...hhohohohoho)

Gun Wook mencari Jae In dengan putus asa di sekitar tempat tinggal Jae In sambil mencoba menelepon Jae in tapi tidak diangkat. (suit2...klo gak suka gak mungkin ampe kelabakan gitu Oppa...)

Won In jalan-jalan dan melihat2 baju di satu toko. Won In tertarik dengan sehelai baju tapi terlalu mahal baginya lalu ia pergi. Tanpa sadar ada remaja pengutil menggulung blus dan memasukkan-nya ke tas Won In. Sayangnya, pemilik toko melihatnya. Dia berpikir kedua gadis itu kerjasama dan menahan Won In serta menuduhnya mengutil. Sambil memeriksa tas Won in dan memperlihatkan baju curian itu sebagai bukti. Won In kaget.

Won In benar-benar tidak tahu apa-apa dan ia hampir saja dipukul lalu diseret ke kantor polisi, tepat saat itu Gun Wook muncul dan menolongnya.

Ketiganya akhirnya pergi ke kantor polisi. Polisi merasa ini bukan masalah besar dan mendesak pemilik toko untuk melepaskan saja Won in, tapi pemilik toko menolak. Gun Wook mencoba menengahi dan membela Won in, lalu menawarkan sejumlah uang untuk menyelesaikan masalah.

Pemilik toko itu menolak, ia tersinggung, uang bukan masalahnya (nyari masalah aja neh org...) Won In menelepon kakaknya dan Jae in muncul di kantor polisi. Jae in terkejut melihat Gun Wook ada juga di situ. Jae in murka, apalagi ketika tahu Gun wook akan menawarkan uang untuk membantu adiknya. Kau sudah melanggar batas! Jae In langsung menyorongkan uang ke tangan pemilik toko dan berkata bukan urusan Gun Wook lalu memerintah Won In pergi.

Gun Wook baru tahu kalau ternyata Won In itu adik Jae In. Won In bingung mengapa kakaknya marah, Kak, kau seharusnya berterima kasih. Dia itu menolongku. Bukannya berterima kasih, Jae in minta polisi menahan Gun Wook, dia sudah melakukan kejahatan termasuk kemungkinan terlibat pembunuhan. Polisi bingung tapi Jae In tidak menjelaskan apa kesalahan Gun Wook. Semua orang merasa Jae in sedang kacau dan histeris. Tapi Gun Wook mengerti.

Polisi berkata kalau pria ini yang membantu adiknya, tapi Jae in berkeras kalau dia adalah orang jahat dan bahkan berusaha merebut borgol polisi. Jae In histeris. Gun Wook menahannya dan memeluk Jae in dengan erat dari belakang membuat Jae In tidak bisa gerak. Memeluk Jae in tanpa berkata apa-apa sementara Jae in menangis.

Jae In melepaskan diri dari pelukan Gun Wook dan tanya : Apa kau mencintai Tae Ra? Katakan padaku kalau aku salah paham, mengapa kau minta aku percaya padamu lalu menyingkirkanku begitu saja? Apa aku begitu tidak berarti bagimu?

Jae In menangis dengan putus asa dan berkata pada polisi, jika mereka tidak akan menahan Gun Wook, tahan saja aku. Apa yang harus kulakukan agar ditahan? memukul polisi? Tidak, Gun Wook lebih pantas dipukul dan Jae In memukuli Gun Wook sambil terus menangis.

Mo Ne berhadapan dengan Tae Ra dan menuntut penjelasan. Kau yang selalu anggun dan terhormat dan mengekangku, justru mengejar pacarku. Kau benar-benar kotor! Tae Ra tidak bisa membantah dan Mo Ne akhirnya tidak tahan dan bersumpah "Aku tidak akan melupakanmu, tidak akan pernah. Aku juga tidak akan membiarkan kalian lolos dengan ini." (mulai deh pikopatnya...)
Tae Ra meraih tangan Mo Ne agar Mo Ne tidak pergi dan berkata : Aku tidak bisa mengendalikan perasaanku. Hatiku punya kehendaknya sendiri. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.

Mo Ne mengibaskan tangan kakaknya dan berkata : Lakukan apa maumu. Aku tidak punya kakak lagi. Sementara itu, Jaksa Park mengamati semua kejadian itu.

Jae in sudah pulang. Won In juga, tapi Won In membawa Gun Wook pulang bersamanya hahaha...lucu dua orang ini. Jae in jelas kesal dan melotot ke arah Won In dan memerintah Gun Wook keluar. Won In berkeras, ini juga rumahku dan tamuku! Jae In kesal dan pergi tapi tetap di dekat situ dan masih bisa mendengar percakapan keduanya.

Gun Wook dan Won In ngobrol ringan dan Won In mengakui kalau ia lebih suka Gun Wook daripada pacar kakaknya. Gun Wook senang. Won in menyinggung tentang keluarga GuN Wook. Gun Wook santai menjawab kalau dia itu yatim piatu tanpa keluarga.

source : DC

Kedua kakak beradik itu jadi merasa kasihan, Jae In juga tertegun mendengarnya. Tapi Won In membesarkan hati Gun Wook, dengan latar belakang seperti itu tapi bisa seperti sekarang, berarti kau itu hebat.

Won In mencoba aplikasi baru tentang lie detector dan minta Gun Wook mencobanya. Gun Wook bercanda dan berkata kalau Jae In itu jelek dan sok hebat. Jae In sebal dan keluar melotot pada keduanya. Gun Wook dan Won In langsung menundukkan kepala seperti anak sekolahan yang ketahuan melakukan kenakalan oleh guru atau oleh ibunya. Just adorable..both of them.

Jae In tidak sedang ingin bercanda dan Gun Wook juga jadi serius. Won in keluar.

Jae In tanya apa Gun Wook mencintai Tae Ra, lalu bagaimana dengan Mo Ne, Tae Ra itu sudah menikah dan punya anak, apa yang kau inginkan, apa yang kau kejar, apa urusanmu dengan keluarga Hong, apa kau ingin membuat mereka menjadi musuhmu?

Gun Wook ketawa. Jae in berkata kalau Gun Wook sangat dekat dengan keluarga Hong, apa kau tahu apa yang kau lakukan? Gun Wook menjawab dingin, aku tahu. Kau urus saja urusan-mu dengan Tae sung, jangan pedulikan dengan siapa aku kencan. Karena aku juga tidak peduli dengan siapa kau kencan.

Tiba-tiba ponsel Jae In bunyi, dari Hong Tae sung! Gun Wook minta Jae In menjawabnya, aku tahu kau ingin mengangkatnya. Gun Wook beranjak pergi. Tapi kali ini Jae In meraih tangan Gun Wook dan mengaku : Aku menyukaimu.

Gun Wook tertegun dan membuatnya terperanjat sejenak, ia membeku. Jae in menahan air matanya dan berkata Aku ingin pria yang kusukai tidak berubah menjadi orang jahat. Apa kau akan memeluk-ku?

Mata Gun Wook mulai memerah menahan air mata dan juga perasaan-nya, Gun Wook tetap tidak ingin melihat ke arah Jae In. Setelah bisa mengendalikan diri, Gun Wook berpaling dan berkata dengan tenang, "Kau bilang kau percaya padaku. Jadi percayalah padaku sampai akhir apapun yang terjadi."

Jae In mengangguk. Jae In berkata akan melupakan peristiwa ciuman Gun Wook dengan Tae Ra dan mohon agar Gun Wook memberikan penjelasan. Jae in ingin percaya pada sesuatu meskipun itu bohong. Gun Wook berkata aku bukan orang baik seperti yang kau pikir.

Gun Wook berkata Tae Sung sedang terluka sekarang dan perlu penghiburan dari Jae In. (haduh Oppa, neh ada cewek nembak malah suruh pergi ke cowok lain sih....udah peluk aja hahahaha...)
Jae In tahu Tae sung sedang down, jadi dia pergi ke apartemen Tae sung dan menghiburnya, menawarkan anggur dan menunggui Tae sung sampai tertidur.

Jae In jelas tampak tidak "sukarela" lagi bersama dengan Tae Sung karena pikiran-nya penuh dengan Gun Wook. Setelah Tae Sung tidur, Jae In langsung pergi.

Setelah Tae Kyun meninggal, Tae Ra dan Tae Sung dipromosikan. Tae Ra mendapat jabatan Vice President dan menguasai departement store dan Tae Sung sekarang direktur eksekutif di perusahaan konstruksi.

Presdir Hong memerintah sekretaris Kim untuk menemukan orang yang membocorkan informasi ke media yang akhirnya menyebabkan kematian Tae Kyun. Presdir Hong bersumpah, siapapun yang berani cari perkara dengan keluarga Hong akan menderita.

Sekretaris Kim mendapat laporan dari anak buahnya kalau dia sudah menemukan dimana Kang Yong Chul berada. Sekretaris Kim memerintah agar anak buahnya hati2 bertindak, yang penting Kang yong Chul percaya dulu, lalu baru tanya tentang Shim Gun Wook.

Sekretaris Kim tahu Shim Gun Wook yang di kartu itu belum tentu Shim Gun Wook yang kerja di Haeshin, dia tidak mungkin menggunakan nama sesungguhnya. Sekretaris Kim menelepon nomor di kartu nama Shim Gun Wook dan yang menerima adalah partner-in-crime-nya Gun Wook, dia mengaku sebagai Gun Wook. Sedangkan Gun Wook dengan santai duduk di sampingnya sambil memejamkan mata.

Berikutnya, Gun Wook dan partner-nya berencana ingin menyelidiki mengenai investasi Haeshin, kalau sudah mendapat info, mereka akan membocorkannya juga.

Tae Sung menemui Jae in di kantor dan mengucapkan terima kasih karena menemaninya semalam sampai ia tidur, Tae sung tanya apa Jae in mau memaafkannya? Ia merasa salah terutama mengenai peristiwa di hotel itu. Jae In berkata ia memaafkan Tae sung dan minta maaf juga karena sudah mengejar Tae sung demi uang.

Tae Sung ingin memberikan hadiah untuk Jae in. Tae sung meraih tangan Jae In, Jae in menolak karena tidak ingin terlihat yang lainnya. Tapi Tae sung tetap memegang tangan Jae In dan mengaku kalau setelah kematian Sun Young, Tae sung tidak mempedulikan apa-apa lagi tapi sekarang ia ingin berdiri di atas kaki sendiri dan bekerja keras. Tae sung mengaku ia tidak percaya diri dan berharap punya seseorang yang ada di sisinya untuk membantunya, apa Jae In mau menjadi orang itu?

Tae Sung ingin mengenakan jam tangan di pergelangan Jae In, tapi Jae In menarik tangannya. Tae sung salah paham, ia pikir Jae In masih merasa tidak enak karena pernah menjadi pemburu uang. Karena Jae In juga sedang bingung. Ia menyukai Gun Wook.

Tae Sung mengerti dan berkata ia akan menganggap kalau Jae in sudah mengenakan jam tangan itu maka itu berarti Jae in sudah siap untuk berbagi dengan-nya. Oh Tae sung ..it's so sweet..hahaha..

Tae sung tampak lebih semangat dan ia bahkan untuk pertama kalinya benar-benar semangat kerja dan mendengar dengan antusias saat rekan2nya menjelaskan mengenai proyek robot-theme park itu.

Mo Ne bertemu dengan kakak iparnya, Jaksa Park dan tanya apa tidak apa-apa jika kakak iparnya tanpa Tae Ra. Apa kakak mencintainya? pertanyaan Mo ne sulit dijawab oleh Jaksa Park, tapi Mo ne berkata ia ingin "meminjam" Tae Ra sebentar untuk beberapa bulan untuk mengadakan perjalanan ke Eropa. Karena kakak menikah awal jadi kami tidak punya kesempatan bersama-sama.

Jaksa Park mulai curiga, pertanyaan Mo Ne membuatnya berpikir, ia mengingat bagaimana Gun Wook bereaksi memeluk bahu Tae Ra dan pertengkaran Mo ne dengan Gun Wook juga Tae Ra, ia mulai berpikir, apa istrinya selingkuh?

Jaksa Park curhat dengan mantan pacarnya dan keduanya sedang minum di bar, akhirnya Jaksa Park membuat kesimpulan, "akhirnya Tae Ra menjadi seorang wanita." Maksudnya, secara ketertarikan seksual dengan lawan jenisnya. Tae Ra menikah dan berkeluarga tapi tanpa sempat jatuh cinta, Jaksa Park mulai menyadari kalau Tae Ra sedang jatuh cinta.

Gun Wook juga mendapat informasi mengenai mantan pacar Jaksa Park itu, wanita itu adalah cinta pertama Park ketika masih kuliah dan keduanya tidak bisa menikah karena ditentang keluarganya. Partner Gun Wook merasa situasi ini menarik dan bisa dijadikan bahan untuk serangan berikutnya, Gun Wook tidak menanggapi dan mengingatkan (dengan penekanan) kalau dia yang memegang kendali. Ini adalah situasi tidak enak diantara kedua orang ini, untuk pertama kalinya sepanjang drama.

Gun Wook mengamati foto So Dam (Oppa neh sayang ama So Dam kyanya) Tapi di kepalanya terdengar kata-kata Jae In, Gun Wook mengalami dilema antara balas dendam atau mempertahankan kepercayaan Jae In. Gun Wook frustrasi dan melemparkan gelas ke dinding.

Di rumah, Jae In mengamati jam tangan pemberian Tae sung. Won In mendekat dan tanya mengapa kakak-nya dan juga Gun Wook saling berbohong? padahal kalian saling menyukai. Won in menunjukkan hasil rekaman lie detector-nya dan disitu terdengar ketika Gun wook berkata kalau ia bukan orang baik dan meminta Jae In menemui Tae sung, terbukti kalau kata-kata Gun Wook itu bohong melalui detector itu. (Pengen banget tuh ponsel hehehehe...)

Manajer Uhm menghadap Ny. Shin dan lapor, ternyata Tae Sung yang dulu mereka buang dan dikira sudah meninggal itu diadopsi oleh keluarga dari Amerika dan dibawa ke sana. Tapi ia tidak bisa mendapat informasi apapun mengenainya.

Manajer Uhm punya kecurigaan sendiri pada Gun wook dan ia tanya apa Shim Gun wook punya orang tua? Tapi Ny. Shin yang tidak bisa mengerti maksud manajer Uhm dan masih kesal dengan Gun wook teriak dan melarangnya menyebut nama Gun Wook lagi. Manager Uhm mengerti dan tanya apa yang akan mereka lakukan jika menemukan anak itu? Ny. Shin berkata kalau anak itu tidak ingat tidak apa-apa, tapi kalau sebaliknya, lebih baik memadamkan api sebelum api itu membesar. Dan kita tahu benar apa maksud Ny. Shin.

Gun wook disaat bersamaan mendapat mimpi buruk lagi. Saat tidur bersandar di dinding Wall-of-crime-nya, Gun wook mimpi ketika kecil, ia dicekik oleh seorang wanita yang mirip Ny. Shin, Gun wook terbangun dengan kaget dan merasa ngeri sambil memegang lehernya.

Gun wook mulai beraksi lagi dan kali ini dia mencari data mengenai proyek dengan modal besar mengenai proyek konstruksi Haesin New Town, sebenarnya ini data rahasia tapi Gun wook berhasil mengambil data2nya dari jaringan perusahaan.

Partner-of-crime Gun Wook memberinya no. telp orang yang sering mengunjungi makam kedua orang tuanya dan membuat Gun wook terkejut, ia tahu nomor itu.

Jae in bertemu Kyo Han (mantan-nya) di galeri yang ingin tahu rumor tentang hubungan Jae In dan Hong Tae sung. Kyo Han heran mengapa ia dipindah? Apa ini karena Jae In? Jae In tidak tahu masalah ini dan juga tidak peduli. Jadi Jae In tidak menanggapinya dan meminta Kyo Han pergi.

Tapi ternyata Ny. Shin mendengar percakapan keduanya.


Ny. Shin langsung memanggil Jae in ke kantornya dan menanyakan hubungan keduanya. Kau tahu kan, Tae sung itu menganggap wanita seperti baju. Tapi Jae in berkata hubungan mereka tidak serius.

Ny. Shin merasa lega, ia lebih pusing memikirkan kedudukan sosialnya daripada benar2 peduli dengan perasaan Tae sung dan ia jelas2 menganggap rendah Jae In. Ny. Shin berkata : Kau lebih pintar dari itu. Jae in menjawab tampaknya kita bicara mengenai Tae sung yang berbeda. Jae In : Saya sangat senang kerja di galeri ini dan saya menghormati anda.

Ny. Shin : Sombong sekali. aku yang akan memecatmu, siapa kau berani sekali mengundurkan diri?

Jae in : Yang paling saya sesalkan selama kerja disini adalah tahu kalau direktur yang sangat saya hormati dan juga hargai hanya mengenakan topeng.

Jae In mengundurkan diri dan mengemasi barang-barangnya. Ny. Shin tertawa tidak percaya dengan keputusan nekad Jae In.

Tae Ra bertemu Gun Wook di cafe dan tersenyum malu padanya ketika Gun Wook datang. Tae Ra mengaku ia menghindari Mo Ne belakangan ini dan Mo ne ingin mengajak-nya pergi ke Eropa. Sepertinya ia ingin memisahkan kita. Gun Wook mengerti.

Tae Ra berkata Mo Ne sakit hati padanya tapi anak itu tetap perhatian dengan keluarganya terutama keponakannya. Gun Wook mengerti dan berkata Tae Ra pasti susah melakukan ini kan (affair). Tae Ra berkata meskipun sulit, ia tidak ingin mengakhirinya.

Tae Ra sudah memutuskan untuk mengambil apa yang bisa ia ambil, sementara ia bisa melakukannya. Setelah menyakiti Mo ne sedemikian rupa, Tae Ra merasa tidak bisa pergi tanpa mendapat apa-apa. Tae Ra sudah mencoba menghentikannya, tapi ia tidak sanggup, Jadi aku ingin mencobanya.

Gun Wook : Apa kau yakin dengan keputusanmu?
Tae Ra : Tidak, tapi aku ingin tetap mencobanya.
Gun Wook mengulurkan tangan menggenggam tangan Tae Ra dan berkata : Aku minta maaf..
Tae Ra : Untuk apa?
Gun Wook : Karena mencintaimu...(dasar bad boy..nyerah deh hahaha..)

Keduanya meninggalkan cafe, Tae Ra masih sempat memberikan hadiah untuk Gun Wook. Tanpa sadar..Jaksa Park mengamati mereka berdua dan ini meyakinkan-nya kalau istrinya memang ada affair dengan Gun Wook.

Sementara itu, Sekretaris Kim mendapatkan sketsa wajah Shim Gun Wook yang menemui Kang Yong Chul dari anak buahnya di luar negeri. Sekretaris Kim terkejut, pria itu memang Shim Gun Wook yang kerja di Haeshin.

Kebetulan, Ny. Shin memanggilnya dan berkata kalau Tae sung yang waktu itu mereka usir ternyata masih hidup dan diadopsi oleh keluarga di Amerika dan Ny. Shin minta sekretaris Kim melacaknya. Lalu mengenai Shim Gun Wook, karena hubungannya dengan Mo ne sudah berakhir, pecat saja dia.

Sekretaris Kim mulai melihat kepingan-kepingan puzzle-nya tersusun satu persatu.

Jae In tidak tahu akan kemana setelah keluar dari galeri, ia merenung di halte bus dan justru mengingat kembali pertemuannya dengan Gun Wook. Di saat terakhir kenangannya, Jae In melihat sepasang kekasih berbagi ice cream dan ia tersenyum melihatnya.

Jae In langsung ke apartemen Gun Wook. Ia beralasan tidak mau pulang karena tidak ingin Won In cemas karena ia sudah dipecat. Jae in berkata pada Gun Wook kalau Tae sung mengajaknya kencan/pacaran. Bukan untuk menikah tapi untuk tetap bertemu. Gun Wook dingin berkata itu bagus.

Jae In menjelaskan kalau ia tidak punya pekerjaan sekarang, dan Ny. Shin punya kekuasaan menghancurkan karirnya (terutama di bidang seni). Jae In bingung : Ketika akan ke sini, aku melihat pasangan kekasih berbagi ice cream seharga 700 Won, dan aku sangat iri. Apa hebatnya itu? Tapi aku heran, apa itu yang disebut kebahagiaan. Apa aku salah selama ini? Bukankah biasa jika kau merasa serakah kalau melihat sesuatu yang bagus? jika aku tidak mengetahuinya sejak awal, aku tidak akan menjadi seambisius ini.

Gun Wook pergi : Aku akan beli ice cream
Jae In : Apa kau masih berhubungan dengan Hong Tae Ra?
Gun Wook tidak mau menjawab dan berkata tunggu aku, nanti kita makan ice cream bersama.

Ny. Shin tidak sadar kalau Gun Wook itu Choi Tae sung sampai ia melihat tiga orang pengunjung galeri saling bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa isyarat. Ia ingat Tae sung juga tahu bahasa isyarat dan Gun Wook juga...

Gun Wook mendapat telepon, ternyata dari Sekretaris Kim. Ia ingin bertemu Gun Wook. Banyak yang harus ia konfirmasi sebelum memberikan laporan pada Presdir Hong.

Gun Wook : Mengenai apa?
Sekretaris Kim : Kau mungkin sudah mengetahuinya. Waktu terasa cepat sehingga tidak ada yang mengenalimu.

Gun Wook heran tapi tampaknya ia mengerti apa maksud Sekretaris Kim.
Setelah waktu itu pertarungan dengan detektif, sekarang...pertarungan Ny. SHim dan Gun Wook dimulai ...

0 comments:

Post a Comment