Sinopsis No Regret

Written by Yui Shinji 0 comments Posted in:



Su Min dia anak yatim piatu di sebuah panti asuhan. Dia punya teman dekat laki-laki di sana namun dia bisu sehingga hubungan mereka berdua tidak banyak kata-kata tapi terlihat sangat akrab. Suatu hari, Su Min yang sudah berumur 18 tahun harus meninggalkan panti asuhan karena sudah peraturan disana. Su Min pun pergi dengan bersedih. Su Min pergi ke Seoul. karena tidak punya biaya ke universitas, dia bekerja di pabrik untuk mencukupi hidupnya dan membayar kelas komputer. Selain itu dia juga bekerja "driving service" yaitu mengantar para pemabuk pulang dari bar. Su Min tinggal bersama temannya. Su Min di Seoul kurang lebih setahun sudah, namun ada kekhawatiran karena adanya isu PHK.


Teman Su Min adalah playboy yang narsis dia membicarakan soal apakah tangannya kasar ataupun wajahnya yang tampan. Tapi Su Min adalah pendengar yang baik mendengar segala ocehan temannya itu. Temannya kemudian serius menanyakan apakah Su Min masih tertarik dengan laki-laki? dia mengatakan bahwa orang-orang di panti asuhan sudah tahu semuanya karena si mulut besar Hwan Sun dan apakah karena itu Su Min tak tertarik dengan gadis? Namun Su Min diam saja dan temannya membujuknya ke rumah bordil. Temannya bertanya apakah Su Min pernah mencumbu laki-laki, temannya menasihati kalau anjing kampung pun perlu keluarga. Su Min tetap diam, kemudian panggilan job datang.


Su Min datang ke sebuah bar dan ternyata kliennya adalah Jae Min. Su Min memperkenalkan diri dengan sopan dan bertanya kemana dia harus mengantar. Jae Min menyerahkan kunci dan mengatakan dimana dia memarkir mobilnya. Jae Min melihat sejenak pada Su Min dan sepertinya dia tertarik pada pandangan pertama. Selama di dalam mobil Jae Min sering melihat ke arah Su Min, tetapi Su Min tampak biasa saja. dan tidak sadar. Setelah sampai, Jae Min menyerahkan uang tip kemudian menanyakan pada Su Min apakah dia sibuk dan mengajaknya minum. Su Min bilang dia punya kerjaan, Jae Min tetap mengajak dan dia mau membayar Su Min. Su Min diam dan tampak menolak dan ingin pergi, Jae Min kembali bertanya "Siapa namamu?" Su Min berhenti sejenak kemudian berlalu pergi. Setelah berjalan jauh, Su Min tersenyum simpul dan kemudian berbalik melihat ke seberang ternyata Jae Min masih di teras dan melambaikan tangannya. (Coba Su Min cewek (^m,^)).

Keesokan harinya, Su Min tiba di pabrik berlari dengan semangat. Dia bekerja seperti biasa dan bermain bola sepak (seperti takraw) bersama teman-temannya. Sampai datang berita bahwa beberapa karyawan di PHK dan Su Min termasuk. Saat bicara dengan teman kerjanya, Su Min berpapasan dengan pemimpin perusahaan dan ternyata Jae Min. Mereka saling memandang kemudian Su Min berlalu. teman kerjanya bertanya apakah Su Min mengenal Jae Min, dia adalah anak dari CEO perusahaan mereka. Kemudian datang berita kalau Su Min tidak jadi dipecat digantikan oleh Jang Ho. Su Min marah kemudian datang ke ruangan Jae Min. Jae Min berkata dia tidak tahu Su Min bekerja disini andai dia tahu lebih awal dan dia minta maaf. Jae Min kemudian ingin mendapat driving service lagi dari Su Min. Su Min yang masih marah melempar baju seragamnya di depan Jae Min. Jae Min pun bengong kenapa Su Min menolak.

Su Min menelpon Hwan Sun menanyakan apakah ada lowongan kerja untuknya. Kemudian, Su Min mendatangi sebuah bar bernama XLarge (Dari namanya udah ketahuan he he he...^^). Madame (Madame disini laki-laki ^^) disana mempromosikan perkerjaan yang dia tawarkan bahwa pekerjaan disini sangat bagus bisa memperoleh banyak uang asal menidurkan harga diri sebentar. Su Min bertanya apakah Hwan Sun tahu mengenai hal ini. Madame menjawab kalau Hwan Sun hanya tahu kalau tempat ini adalah karaoke. Madame mengatakan jika Su Min segan maka pergi saja untuk mencuci piring. Su Min pun mengambil kertas formulir yang diletakkan di atas meja kemudian pergi.
Di restoran tempat kerjanya, Su Min malah dimarahi bos wanita disana karena dianggap tidak becus padahal dia sudah melakukannya sungguh-sungguh. Akhirnya demi uang, Su Min memutuskan kembali ke bar XLarge. Si Madame bertanya bahwa Su Min termasuk jenis yang mana. Su Min menjawab si Madame agar jangan memberi tahu Hwan Sun. Dan Su Min pun melakukan pekerjaan pertamanya sebagai gigolo melayani para pelanggan yang sedang karaoke. Rekan kerja Su Min disana yaitu Jung Tae mengatakan bahwa para gays di sini tidak bertahan lama, kebanyakan pergi dengan pelanggannya. Mereka disini hanya mencari uang dan melorotin kantong pelanggan untuk kepentingan mereka.

Sebagai gigolo, Su Min tidak hanya melayani pelanggan tetapi juga mendengarkan curhatan mereka. Ada juga yang jatuh cinta dengan Su Min namun ditolaknya secara halus. Su Min kini tidak kekurangan uang. Dia bisa membeli apa saja yang dia inginkan. Dia menyewa sebuah apartemen sederhana dengan uangnya sendiri. Suatu hari, Hwan Sun mendatangi bar dan mencari Su Min dengan marah. Hwan Sun sudah mengetahui semuanya. Hwan Sun kecewa padahal waktu kecil dia yang merawat Su Min bahkan rela mencuri demi membeli obat. Su Min bilang dia akan mendapatkan uang banyak dan pergi kuliah, jadi beri dia waktu.

Sementara Su Min makin enjoy dengan pekerjaannya. Madame memanggil Su Min dan temen-temannya menemui pelanggan spesial. Setelah masuk ruangan dan berbaris, Su Min terkejut dengan seseorang yang dia lihat yaitu Jae Min. Madame bertanya kepada Jae Min, dari 4 orang siapa yang dia pilih. Jae Min menjawab tidak perlu. Su Min langsung pergi tanpa pikir panjang. Madame mengejar Su Min dan memarahinya. Su Min mengambil minuman botol kemudian memecahkannya dan kembali ke tempat Jae Min. Mereka berdua akhirnya pergi ke apartemen Jae Min dan menghabiskan malam disana. Setelah selesai Su Min mengancam Jae Min akan membunuhnya jika datang lagi. Saat pulang, Su Min berpapasan dengan tunangan Jae Min.


Su Min pergi ke rumah sakit karena teman sekamarnya dulu tangannya terkilir saat main golf. Dia bertanya apa yang Su Min lakukan bahkan Hwan Sun tak mau bicara. Lalu dia menceritakan kalau Jae Min mencari Su Min kemana-mana untuk minta maaf. Dia bahkan bikin ribut di tempat Hwan Sun. Su Min terdiam hingga menuju ke bar. Selagi melakukan slowdance bersama pelanggannya, ternyata Jae Min datang dan menarik paksa Su Min keluar. Terlihat sekali Jae Min tidak suka Su Min menjadi gigolo. Su Min bertanya kenapa padahal hari ini dia akan mendapatkan 10 juta. Mendengar itu Jae Min menampar pipi Su Min. Su Min memukul wajah Jae Min dengan marah dan berkata dia memang gila uang. Bukankah dia sudah memperingatkan Jae Min untuk tidak datang lagi. Jae Min meminta Su Min sekali saja memperlakukannya sebagai laki-laki bukan sebagai sumber uang.

Akhirnya Su Min ikut dengan Jae Min. Di dalam mobil Su Min bertanya kenapa Jae Min mengikutinya. Jae Min menjawab bahwa kita belum kenal satu sama lain. Mereka berjalan bersama, Jae Min berkata bahwa dia merasa sakit sejak bertemu Su Min. Sumin bertanya apakah karena Jae Min jatuh ke dalam prostitusi ataukah fakta bahwa Jae Min adalah gay? Lalu Jae Min bertanya kenapa Su Min menolak hatinya. Dijawab Su Min dengan terus membelakangi bahwa itu membosankan karena Jae Min sangat kaya dan berpendidikan. Jae Min memegang tangan Su Min dan berkata dia tidak bisa menggambarkannya tapi dia menyukai Su Min. Su Min bahkan tidak mengetahui namanya. Su Min melepaskan tangan Jae Min dan berkata maaf jika salah tapi jangan menghubunginya lagi. Su Min pergi namun setelah beberapa langkah dia berbalik mencium Jae Min layaknya ucapan perpisahan dan berkata ini adalah service gratis yang terakhir darinya dan tak akan menerima uang sebanyak apapun dari Jae Min. Jae Min boleh melakukan apapun tapi Su Min tetap tidak bisa menerima Jae Min dan lupakan dia. Su Min pergi dan lalu Jae Min berkata "Anyong haseo, Su Min-shi" (senang bertemu denganmu Su Min). Su Min berhenti sejenak sementara Jae Min memandanginya dengan sedih. Setelah berjalan jauh, Su Min meninju pohon berkali-kali dengan marah.


Suatu malam, Madame mengajak bicara serius pada Su Min tentang stalkernya yaitu Jae Min yang datang lagi kesini tadi. Jae Min menitipkan sesuatu pada Madame yaitu kartu nama Song Jae Min. Jae Min makan malam bersama tunangan dan ibunya membicarakan tentang rencana bulan madu ke Praha. Jae Min terlihat seperti anak yang pendiam dan penurut. Tidak tahan mendengar pembicaraan itu tangan kanannya menggenggam pisau makan dengan keras hingga melukai tangannya kemudian permisi pergi ke kantor.

Jae Min menelpon Madame memohon untuk mengirim Su Min tanpa sepengetahuannya. Su Min datang ke hotel yang diminta. Saat dia masuk Jae Min berkata bahwa ada seorang pria penakut yang jatuh cinta pada pria miskin tapi dia ditolak lalu apa yang harus dia lakukan. Su Min menjawab agar menyerahlah. Su Min bertanya kenapa harus Jae Min lebih special dari klien-kliennya yang dia layani tiap malam. Su Min pergi.

Jae Min mencari Su Min di tiap kamar karaoke di bar dengan berteriak Lee Su Min, Lee Su Min. Para gigolo disana marah dan memukuli Jae Min. Su Min datang dan menolong Jae Min. Jae Min yang babak belur digendong Su Min lalu mengucapkan maaf kepada Su Min. Jae Min dirawat di kamar Su Min dan malam itu hati Su Min akhirnya luluh dan mereka melewati malam yang indah berdua. Hari-hari setelahnya benar-benar masa-masa bahagia mereka dan Su Min pun berhenti menjadi gigolo.

Su Min mendatangi tempat Jae Min yang sedang lembur bekerja. Jae Min bermaksud membawa Su Min liburan ke Praha. Kemudian mereka berdansa sampai larut namun keperkok ibu Jae Min. Lalu Jae Min menyuruh Su Min untuk keluar. Jae Min akhirnya ke rumah Su Min. Su Min bertanya tentang ibunya Jae Min, lalu dijelaskan kalau dia sudah tahu sejak lama kalau dia adalah gay.

Jae Min pergi ke kantor seperti biasa tapi para karyawan malah memberinya ucapan selamat. Lalu Jae Min menemui ibunya dan bertanya apa maksud undangan ini. Ibunya berkata bahwa dia tidak sebodoh yang dikira. Dia tidak peduli Jae Min menyukai gay atau tidak lagi pula dia tidak bisa hamil tapi Jae Min harus menikahi tunangannya sebagai syarat. Ibunya menyuruh ke kantor ayahnya karena dia tahu juga soal ini. Setelah menemui ayahnya, terlihat Jae Min yang merokok dengan tangan terluka karena meninju dinding kaca lift.

Su Min menunggu di sebuah restoran tapi Jae Min tak juga datang. Dia langsung mendatangi apartemen Jae Min tapi yang membuka pintu tunangannya. Dia bilang Jae Min sekarang tidak ada. Tunangan Jae Min bertanya siapa dia tapi Su Min balik bertanya siapa wanita itu. Setelah pergi, wajah Su Min tampak bingung dan dia memandangi sebuah undangan perkawinan. Selagi Su Min tidur, seseorang mengetok pintu dan ternyata itu Jae Min dengan tangan yang masih terluka. Dia berkata “rasanya sakit”.

Sambil membalut tangan Jae Min, Su Min berkata bahwa Jae Min telah melakukan hal yang bodoh. Jae Min berkata bahwa dia memang menjijikkan sejak awal tapi dia mencintai Su Min. Su Min berkata lalu apa sebenarnya hubungan mereka? Apakah karena dia tidak berpendidikan? Maka dia akan berusaha lebih keras ataukah karena dia kotor? Dia hanya setia hanya kepada Jae Min maka apakah karena dia miskin? Kalau begitu dia akan bekerja keras. Mendengar itu Jae Min langsung berdiri. Su Min berkata bahwa kita ini apa dan apa arti dia bagi Jae Min sambil menangis.Lalu Jae Min pergi.

Di sebuah lapangan Su Min berlari kencang sedangkan Jae Min pergi ke pantai yang sunyi (pantai dimana mereka liburan dulu) merenung. Esoknya, Su Min menunggu di depan apartemen Jae Min mencoba menelpon tapi tak diangkat. Dia akan menunggu hingga Jae Min turun. Lalu ada seseorang menelpon bahwa teman sesama gigolo Ga Ram yang pernah menumpang di rumah Su Min kecelakaan. Su Min bersedih karena sudah dia anggap saudara. Kepada Jung Tae, Su Min mengatakan niatnya untuk kembali menjadi gigolo. Jung Tae bertanya kenapa, Su Min diam.

Di dalam mobil, sepertinya Su Min mengatakan semuanya. Jung Tae menyebutnya bodoh karena menyerahkan tubuh dan jiwa pada Jae Min. benarbenar cerita cinta gaya lama bagi Jung Tae. Jung Tae berkata bahwa si brengsek itu pasti akan kembali beberapa lama setelah menikah. Su Min menjawab jangan berkata seperti itu. Lalu Jung Tae menasihati bahwa Su Min melihat sendiri apa yang terjadi pada Ga Ram. Dia mengajak Su Min untuk memberi pelajaran tapi Su Min menolak. Sambil membawa abu Ga Ram, tanpa sadar Su Min malah berjalan menuju tempat Jae Min. Su Min berkata bahwa Jae Min mungkin tidak punya pilihan lain tapi di Seoul seharusnya tidak boleh percaya pada siapapun.

Su Min memutuskan ntuk membuat jalannya sendiri. Dia pergi ke kantor Jae Min. Saat berjalan di koridor, dia bertemu dengan Jae Min beserta tunangannya. Su Min memanggil Jae Min, tapi dia tidak dihiraukan. Su Min pun sakit hati. Di dalam lift, selagi kedua orang tuanya membicarakan soal pernikahan Jae Min menggenggam tangan tunangannya lalu meminta maaf. Dia mengaku bahwa laki-laki yang mereka lewati tadi adalah orang yang dia cintai. Tunangannya menampar pipi Jae Min dan berkata apakah Jae Min hidup seegois ini. Jae Min mengucapkan terimakasih.

Jae Min lalu mencari Su Min kemana-mana tapi tidak bisa menemukannya. Di sebuah restoran setelah memikirkan sesuatu, Su Min menelpon Jung Tae. Di tempat parkir, Jae Min menelpon manager bahwa dia tidak masuk besok. Jae Min kemudian ditelepon Su Min kemudian dia menyadari bahwa Su Min berada disekitarnya maka dia memanggilnya. Setelah melihat Su Min, seseorang memukul kepala Jae Min dari belakang.

Su Min dan Jung Tae membawa Jae Min yang diletakkan di bagasi ke hutan yang sunyi. Jae Min terus berteriak. Jung Tae membuka bagasi kemudian memaksa Jae Min ke suatu tempat. Sesekali Jung Tae menendang-nendang Jae Min. Mereka berdua kemudian menggali sebuah lubang. Jae Min berusaha melarikan diri dengan merangkak namun ketahuan Jung Tae. Kaki Jae Min ditarik kemudian dilempar masuk ke lubang untuk dikubur hidup-hidup. Su Min diam saja melihat kekasihnya diperlakukan seperti itu.

Dengan mulut tertutup, Jae Min berteriak sambil melihat ke arah Su Min tapi dia tidak dipedulikan. Namun akhirnya Su Min tidak tahan juga dan meminta Jung Tae untuk berhenti. Su Min mengambil sekop dari tangan Jung Tae. Jung Tae berkata apakah Su Min gila. Su Min menjawab dia tidak bias melakukannya dan meminta Jung Tae ambil saja semua uang bayarannya lalu Jung Tae menamparnya dan Su Min membalas balik. Mereka berdua berkelahi. Su Min berkata bawa saja bayarannya dan ini sebenarnya dia lakukan bukan karena uang. Jung Tae berkata bahwa bagamana jika Jae Min memanggil polisi tapi Su Min menjawab pergilah.

Su Min menghampiri Jae Min dan melepas ikatannya. Jung Tae marah dan memukul kepala Su Min dengan sekop kemudian pergi. Jae Min memanggil-manggil Su Min tapi tidak jua sadar padahal salju mulai turun.Tidak lama kemudian Su Min sadar dan melepas ikatan Jae Min. Dengan sisa tenaganya, Jae Min menggendong Su Min menuju mobil. Dalam mobil yang melaju lambat, mereka terduduk diam. Su Min meminta maaf sambil menangis dan berkata “anyong haseo Jae Min-shi” (senang bertemu denganmu Jae Min). Mendengar hal itu, Jae Min langsung mempercepat laju mobil dan menabrakkannya ke pohon.

Keesokan harinya, mereka sadar dan kemudian sebuah mobil polisi datang. Sepertinya keluarga Jae Min melapor atas perihal hilangnya Jae Min. Jae Min memegang Su Min. Mereka saling memandang tanpa peduli polisi yang melihat dari jendela. Melihat hal itu, polisi pun langsung pergi tanpa bicara.

0 comments:

Post a Comment