Lima belas tahun yang lalu, Ma Sang-tae memiliki perusahaan yang kecil dan ingin memperluas perusahaan itu. Dia sedang menangani sebuah proyek pembangunan ulang ketika mereka bertemu dengan beberapa masalah dari korban pembongkaran. Dong-geun bertanggung jawab atas negosiasi tapi dia tidak punya kabar bagus untuk Sang-tae: para korban itu tidak akan pindah meski sudah dibayar. Karena ayah In-woo pria yang baik, dia tidak melihat manipulasi dari Yoo Myung-woo (pimpinan para korban). Yoo sebenarnya bukan orang yang bersih2 amat jadi Sang-tae heran kenapa Seo tidak bisa melihat ini.
Ada politikus yang terlibat dan dia adalah koneksi Ma Sang-tae untuk urusan bisnis. Yoo memiliki startegi untuk memperoleh uang: mengadu ke media. Oleh karena itulah, Ma Sang-tae patuh dan pergi ke lokasi pembongkaran dengan berkasnya. Myung-woo mengatakan kalau dia tidak punya bukti tentang hubungan politikus itu. Myung-woo memulai perkelahian untuk memperoleh uang. Dia mencekik Ma Sang-tae tapi dalam waktu singkat, Myung-woo sudah menjadi mayat. Ma Sang-tae memukul kepalanya dengan batu.
Hye-ri kaget. Itu kecelakaan, kan? Sang-tae mengatakan kalau saja kasus ini tetap tidak dibuka, dia akan membawa kasus ini hingga ke liang kuburnya. Sang-tae tidak ingin kehilangan apa yang sudah dia capai jadi dia berbohong waktu mendengar Dong-geun ditangkap. Ayah akan mengakui perbuatannya tapi Hye-ri harus pergi ke luar negeri untuk menghindari cemoohan orang lain. Sang-tae: “Kau pikir aku mau mengakui hal ini karena aku takut pada Jaksa baru sepertimu?”
Sang-tae mencoba menyembunyikan maksudnya yang sebenarnya tapi wajahnya terlihat sangat menderita. Saat Ae-ja masuk ke dalam rumah, Hye-ri sudah menangis. Sang-tae berkata kalau dia akan mengaku dan dia akan memberitahukan berita bagus ini pada In-woo. Ae-ja pingsan. Sementara itu, In-woo sedang mencuci peralatan makannya ketika dia tiba2 ingat pada Hye-ri dan ibunya yang sama2 menyayanginya. Hal ini membuat In-woo sadar kalau Ae-ja sama baiknya seperti ibu kandung In-woo dulu. Rasanya tidak adil bila juga menghancurkan hidup wanita itu.
Kembali ke Ae-ja yang pingsan. Ae-ja bertanya apakah karena fakta bahwa mereka sudah berpisah, sekarang Sang-tae bersama wanita lain. Apakah itu artinya Sang-tae suka main perempuan? Ketika Ae-ja sadar kembali, dia mendapatkan pemberitahuan: Seo In-woo adalah korban tidak bersalah dari kejadian buruk ini. Setelah pertemuan keluarga ini, Hye-ri keluar dari rumahnya dan mengalami halusinasi. Dia melihat In-woo yang masih remaja di depan rumahnya. Hye-ri bertanya apakah dia lapar dan dijawab iya.
Hye-ri: Kepadamu, aku menawarkan muffin dan kau tidak mau memakannya. Jika aku tahu kejadiannya seperti ini… Jika aku tahu kenapa kau berdiri disana… Aku akan memberitahukan ayahku. Aku minta maaf. Aku minta maaf. Aku minta maaf. Tapi kau, kenapa kau tidak memberitahuku? ‘ayahmu Ma Sang-tae, kan? Ayahmu membunuh seseorang dan menuduh ayahku melakukannya. Jadi jangan berkagak di depanku dengan menawarkan muffin. Itu menjijikkan.’ Kenapa kau tidak memberitahukanku?
Pada titik ini, kita bisa tahu kalau In-woo itu memang penguntit sejati. Dia selalu muncul di saat yang tepat. In-woo: “Karena aku pikir kau akan menangis. Jika aku melihatmu menangis, aku pikir aku tidak akan mampu menahannya dan menangis juga.” Kemudian In-woo pergi. Park Ae-ja sangat terguncang setelah mengetahui cerita In-woo yang sebenarnya dan maksud In-woo berpura-pura menyukai Hye-ri. Sang-tae bersikap sebagai pria yang tenang – tapi Ae-ja tidak tahan. Sang-tae sudah membunuh orang! Ayah membela diri dengan mengatakan kalau itu hal yang tidak direncanakan.
Hye-ri tiba di kompleks apartemennya dan menepon In-woo. Dan ternyata, In-woo ada di belakang Hye-ri, lagi. Tapi In-woo sedang tidak mood untuk senang2 seperti tempo dulu. Dia hanya menutup telponnya dan berkata apa kabar. Beberapa saat kemudian mereka pindah ke tempat dimana mereka berciuman dulu. Hye-ri berkata, “Aku minta maaf pengacara Seo… Tidak. Tuan Seo In-woo, aku minta maaf. Karena ayahku, ayahmu, atas kuasa ayahku, dituduh melakukan kejahatan dan menderita. Aku minta maaf.”
Dengan formal, Hye-ri memberitahukan kalau ayahnya telah mengaku melakukan kejahatan. In-woo bisa melihat Hye-ri gemetaran tapi Hye-ri terus melanjutkan perkataannya. Kejadian itu tidak direncanakan dan Hye-ri percaya pada ayahnya. Fakta ini membuat In-woo bingung jadi Hye-ri menjelaskan: (1). Jika terbukti kalau itu adalah sebuah penyerangan dalam kasus itu, ketika UU Pembatasan telah berlaku, maka Sang-tae akan bebas. Atau, (2). Jika tidak terbukti ada penyerangan maka Sang-tae akan dituduh sebagai pembunuh. Dia bisa di penjara selama kurang lebih 7-15 tahun.
Hari berikutnya, Ae-ja yang berantakan masuk ke rumah Hye-ri dan mulai memukul, berteriak, menangis serta hal2 lain yang biasa dilakukan jika hidup kita hancur. Baik Hye-ri dan ibunya sedang mengalami masa sulit dimana mereka akan segera menghadapi hari2 yang gelap dan penuh dengan penderitaan.
In-woo muncul di saat yang tepat lagi. Dia sedang lewat sambil membawa mangkuk yang berisi entah apa. Dia melihat ibu dan Hye-ri bertengkar. In-woo tidak ikut campur tapi dia hanya mendengarkan omelan ibu terhadap penyelidikan yang dilakukan Hye-ri. Putri macam apa yang tidak membela ayahnya? Sang-tae ingin agar mereka berdua pergi keluar negeri sebelum hal ini tersebar dan Hye-ri harus berhenti dari pekerjaannya. Kenapa Hye-ri tidak meminta In-woo untuk melupakan hal ini? Kenapa Hye-ri tidak memohon?
Hye-ri: Aku ingin melakukannya. Apa kau tahu betapa aku ingin melakukannya? Aku ingin meminta pada In-woo untuk memaafkan ayahku. Tapi ketika aku melihat wajahnya, aku tidak bisa mengatakan apa2, aku tidak mungkin bisa berkata apa2.
Ae-ja: Ini karena kau menyukainya, benar kan? Karena itulah kau memihak padanya, benar kan?
Hye-ri: Tidak seperti itu, Bu. Ini karena aku tahu. Karena ayah, dia… Aku tahu bagaimana dia hidup. Aku tahu apa yang hilang darinya. Tanpa ibu… tanpa ayah… selama 15 tahun.
Ae-ja kembali ke akal sehatnya. Dia akhirnya tahu bagaimana putrinya menderita karena keadaan ini. Bagaimana Hye-ri menderita karena cintanya dan karena kesalahan ayahnya. Tapi, bagaimana dengan mereka sekarang? Apa yang akan Ae-ja lakukan? Hye-ri akan berhenti menjadi jaksa dan akan membela ayahnya sebagai pengacara. Sambil menangis, mereka berdua berpelukan.
In-woo secara diam2 mendengarkan percakapan ibu-anak itu. Dia melihat mereka hancur berkeping-keping. Apakah ini yang In-woo inginkan? Apakah ini yang ayahnya inginkan? Untuk melihat keluarga Ma hancur? Sesuatu dalam rencana In-woo berjalan dengan salah. Ini bukan rencana itu sendiri, bukan investigasinya atau faktanya. Ketika sedang memikirkan kenyataan ini, In-woo lupa pada perasaannya sendiri dan perasaan korban balas dendamnya.
Kembali ke Jung-sun dan Se-joon. Jung-sun akhirnya menerima feminisme-nya dan mulai memakai krim kecantikan. Ibu Jung-sun dan Bin telah menyingkirkan semua pakaian Jung-sun dan hanya meninggalkan beberapa dengan rok. Jung-sun tidak punya pilihan, apakah dia harus pergi dengan rok atau jins. Jung-sun berkata, “Jins? Aku bukan jaksa Ma!”
Jung-sun tidak mau menumpang dengan Se-joon. Bin telah memperingatkan ayahnya tentang masalah rok ini. Jung-sun sama sekali tidak punya tempat untuk bersembunyi dan dia harus pergi dengan Se-joon. Se-joon berkata kalau kaki Jung-sun indah sekali tapi cara berjalan Jung-sun sangat memalukan. Yang lebih memalukan lagi adalah Jung-sun terjepit dan Se-joon harus menyentuh kaki Jung-sun dengan tangannya. Di kantor semua orang terkejut dan Hye-ri adalah yang paling senang melihat Jung-sun. Sekarang kita ke tempat lain. In-woo menghilang dan Jenny sangat panik. Dia mengambil beberapa dokumen dari meja In-woo dimana dokumen2 ini akan berakhir di meja bos Hye-ri. Dimanakah In-woo? Dia sedang ada di pinggir danau. In-woo berulang kali bertanya, “Ayah, apa yang harus aku lakukan?”
Hye-ri hampir saja berhenti tapi tidak jadi. Dia akan berjuang. Ketika dia pergi keluar, dia ingat lagi pada masa ketika dia masih lebih muda. Dimana saat itu dia masih muda dan berani dengan gaya serta mobilnya. In-woo tiba2 muncul. Dia senang dan membawa makanan. Hye-ri mengatakan pada In-woo kalau mereka tidak sedang berada dalam posisi dimana mereka bisa makan bersama. In-woo menjanjikan berita bagus kalau Hye-ri mau makan dengannya. Mereka pergi ke tempat dimana dulu Se-joon memberikan sandwich pada Hye-ri. Disana, Hye-ri mulai bertanya-tanya, “Apakah kau tiba2 sakit atau demam sehingga kau tidak melakukan apa yang ingin kau lakukan? Tempat yang sama dan sushi yang sama. Kau ingin agar kita pergi kemari.”
In-woo ingin melepaskan stress-nya. Hye-ri menghindari tatapan In-woo. Tidak mau mendengarkan kata2 In-woo. Jadi In-woo mengatakan apakah mereka tidak bisa berbicara seperti orang biasa saja? Ketika Hye-ri melihat In-woo pada akhirnya, In-woo mengatakan agar Hye-ri berhenti menatap satu sama lain. In-woo belum selesai. Dia memutuskan untuk menutupi kasus itu. Dia tahu akan sulit membuktikan apakah itu penyerangan atau bukan meskipun Hye-ri percaya pada ayahnya.
Tapi sudah terlambat. Dokumen itu telah sampai ke tangan bos dengan pesan dari Jenny. Jenny: “Ayah seorang jaksa terlibat dalam sebuah kasus pembunuhan yang terjadi 15 tahun yang lalu. Ada resiko penyembunyian. Jadi tolong investigasi ulang kasus ini dengan hati2. Materi dan bukti terkait kasus ini dilampirkan.”
In-woo, setelah sampai di kantornya, meminta Jenny untuk memesan tiket pesawat. Dia sudah bosan berada di Korea. Mereka pergi ke balkon dimana Jenny menunjukkan ketidakpercayaannya pada pengakuan ayah Hye-ri. In-woo mengatakan pada Jenny kalau Sang-tae membuktikan bahwa dia adalah ayah yang peduli dan menepati janjinya. Mereka mungkin salah menilai. Apakah In-woo berharap agar Jenny menerima In-woo yang pemaaf ini? Karena Jenny tidak mau, dia khawatir pada ketidakbersalahan ayah In-woo. In-woo peduli pada Sang-tae yang tidak bisa membuktikan perbuatannya sebagai penyerangan. Kenapa Sang-tae begitu penting?
In-woo: Dia adalah ayah Hye-ri. Menempatkan ayah Hye-ri di depan pengadilan dengan tanganku sendiri, dengan tanganku sendiri membuat Hye-ri berhenti menjadi jaksa, dengan tanganku sendiri mengguncang seluruh keluarga itu… Seluruh hidupku… Aku tidak akan punya kepercayaan diri untuk menjalaninya dengan pantas.
Jenny tidak melihat seperti cara In-woo dan sedikit kesal pada sikap baru In-woo. Sementara itu, Hye-ri masih bingung atas perubahan sikap In-woo. Dia mencoba memahami apa yang terjadi… tapi Jenny ada disini! Mereka mulai berbincang. Teori Jenny adalah Hye-ri mengatakan pada In-woo kalau dia menyukai In-woo untuk melemahkan keputusan In-woo buat membersihkan nama ayahnya. Dia tidak mengerti kepribadian Hye-ri dan berkata kalau dia membenci Hye-ri. Di sisi lain, Hye-ri menjadi putus asa tapi Jenny mengatakan hal lain: In-woo akan kembali ke Amerika dengan tangan kosong karena Hye-ri, karena cinta In-woo pada Hye-ri. Tapi, apa yang hilang dari Hye-ri? Dia berada di posisi yang sama seperti sebelumnya sedangkan In-woo mengorbankan segalanya untuk bisa pergi ke Korea.
In-woo sedang berkemas. Hye-ri menelponnya dan mereka bertemu. Hye-ri membuat sebuah rencana: dia akan membantu In-woo membuktikan kalau ayah In-woo tidak bersalah asalkan In-woo mau membuktikan kalau kematian itu adalah sebuah kecelakaan. Apakah Hye-ri akan melaporkan kasus itu dan mengabaikan penderitaan yang akan dia terima? Hye-ri tidak peduli, dia harus menolong In-woo dan kenapa In-woo harus melupakan ketidakterlibatan ayahnya. In-woo telah melupakan ayahnya yang telah meninggal sedangkan ayah Hye-ri masih hidup dan sangat berarti untuknya. In-woo tidak bisa melakukan ini sebab dia tidak mau bersama dosa ini seumur hidupnya.
Hye-ri: Kalau itu baik untuknya, tidak bagiku. Sangat buruk.
In-woo: Jangan bertindak bodoh dan jangan pedulikan hal ini.
Mereka mulai saling menyalahkan diri sendiri. Hye-ri mengganti fokusnya dan mengatakan kalau membiarkan ini berlalu begitu saja, Hye-ri tidak akan mampu menyayangi ayahnya, menikmati semua baju, sepatu dan tas yang dibelikan ayahnya. Satu2nya kekuatan Hye-ri melakukan investigasi gila ini adalah karena keyakinannya pada Ma Sang-tae. Kalau memang itu adalah yang sebenarnya, maka biarkan itu dibuktikan.
Hye-ri memberitahukan keluarganya. Pada awalnya, Sang-tae tidak percaya pada komitmen Hye-ri pada kasus ini. Akan tetapi, ketika ibu mengatakan betapa mengagumkannya In-woo, Sang-tae berkata kalau Hye-ri masih lebih baik. Di gerbang rumah Hye-ri, In-woo sedang menunggu. Dia telah menerima permintaan Hye-ri dan Hye-ri begitu gembira. Karena waktunya hampir habis, sekarang sudah waktunya Hye-ri menyampaikan kasus ini pada bos. Bos berpikir kalau Hye-ri pasti sudah gila atau sedang diancam – membuka kembali kasus yang terjadi 15 tahun yang lalu? Bos tidak tahu apakah itu hal baik atau buruk dan sekarang bos sedang memikirkan kasus itu setelah menerima buktinya. Apa? Hye-ri sangat kaget.
Ma Sang-tae sedang mendiskusikan kasus ini dengan Direktur Kim ketika In-woo tiba. Tidak, Pengacara Se In-woo. Dia disini atas permintaan Hye-ri. Sang-tae berkata dengan heran, “Apakah ini kerenggangan generasi atau kalian berdua keren karena masih muda? Kau dan Hye-ri, bagaimana mungkin kalian berdua?”
Ma Sang-tae sama sekali tidak mengerti – bukankah seharusnya mereka bermusuhan ataukan dia membaca skenario yang salah? In-woo mengatakan kalau dia tidak senang melakukan ini. Tapi dia dan Hye-ri membuat rencana gila ini untuk menyelamatkan ayah masing2 dan karena In-woo tahu akar permasalah ini maka wajar kalau dia menjadi pengacara Sang-tae. Semuanya akan baik2 saja bagi Sang-tae asalkan In-woo ingtat janjinya ‘ yang akan meninggalkan Hye-ri’ dan In-woo menegaskan kalau dia akan menepati janjinya karena dia adalah putra Dong-geun.
Mereka harus membicarakan kasus itu sekarang dan In-woo punya pertanyaan yang menarik – bagaimana Sang-tae bisa tahu kalau Dong-geun ditangkap padahal hal itu tidak diberitakan di koran? Apakah yang membantu Sang-tae adalah Anggota Dewan Kim? Jadi dia memang terlibat dalam kasus ini sebagai orang yang membantu menutupi kasus ini dan bukan sebagai pembunuh. Sang-tae mengatakan pada In-woo kalau dia menelpon Kim pada malam setelah terjadinya kejadian itu. Dia mengatakan semua yang terjadi pada hari itu.
Kantor Jaksa sedang menggebu-gebu. Jung-sun dan Se-joon dipasangkan untuk menangani kasus Tuan Ma. Mereka menemui Hye-ri dan menghadapi situasi ini: sementara Jung-sun terlihat tidak nyaman, Se-joon masih dengan sikap lamanya dan mengatakan kalau dia akan melakukan sebisanya untuk menemukan kebenaran.
Ketika In-woo tiba di rumah, Hye-ri menyapanya dan bertanya bagaimana pertemuan dengan ayahnya. In-woo meminta Hye-ri untuk masuk ke dalam dan berbincang. Tapi Hye-ri bertanya apakah In-woo membuat catatan sebab Hye-ri tidak bisa melihat file kasus itu. Hye-ri bisa meminta Jaksa Jin agar bisa melihat file kasus itu. Menurut In-woo, tidak ada gunanya melihat file kasus itu dan menjadi gugup seperti sekarang. Mereka masuk ke rumah In-woo tapi rumah In-woo benar2 sudah kosong. In-woo telah berkemas jadi mereka bisa menggunakan tempat itu sebagai kantor. Disana ada sebuah kotak yang berisis semua file, gambaran In-woo tentang kasus itu, yang jelas semua hal yang berkaitan dengan kasus lama itu. In-woo: “Aku adalah tipe orang yang menakutkan, cermat dan tekun!”
Mereka punya dua tujuan dalam investigasi kasus ini: satu, untuk membuktikan kalau ayah Hye-ri tidak bermaksud untuk membunuh orang itu dan kedua, untuk membuktikan kalau kematian Yoo adalah karena penyerangan. Tidak ada bukti yang mendukung Sang-tae dan mereka membutuhkan kesaksian Anggota Dewan Kim. Tapi pria ini tidak akan mau melakukannya karena ada indikasi korupsi. Hye-ri harus menemukan cara untuk membuat pria itu bicara. In-woo kaget – Hye-ri sudah dewasa. Tiba2 Hye-ri ingat ketika bos mengatakan kalau kasus ini sudah dilaporkan dan Hye-ri jadi bertanya-tanya…
Hye-ri: Dengan sebuah kesempatan… Melakukan ini denganku, memang bukan rencana balas dendam atau yang lainnya, kan?
In-woo: APA?!!
Hye-ri mencoba untuk membetulkan perkataannya. Dia menjelaskan kalau dia tidak mencurigai In-woo tapi ada hal aneh yang terjadi. In-woo mengaku kalau sebelumnya dia memang menggunakan cara kotor tapi kali ini, dia tulus ingin membantu. In-woo bertanya apa yang terjadi tapi Hye-ri tidak mau mengatakan dan malah meneruskan kasus itu… In-woo merasakan ada yang aneh dan menyarankan untuk istirahat.
Mereka minum bir di sebuah kursi dan saling membuat senang satu sama lain. Mereka berdua sudah melewati banyak penderitaan, dan meskipun mereka masih baik2 saja sampai sekarang (In-woo sudah tidak menjadi penguntit dan melupakan balas dendamnya), mereka sadar kalau kasus ini mungkin saja akan mengakhiri hubungan mereka.
Sementara itu, Jung-sun dan Se-joon menginterogasi Ma Sang-tae yang menyanggah kalau dia sudah membunuh Yoo. Sedangkan saksinya mengakui padahal sebelumnya mereka tidak mau mengaku. Sekarang semunay berbalik. Pengakuan mereka menentang Sang-tae. Jung-nan mengaku kalau dia melihat darah di celana panjang Sang-tae. Man-chul mengaku kalau dia sudah berbohong dan mengaku telah menerima tanah. Akhirnya Tuan Shin mengaku kalau dia melihat Sang-tae meninggalkan TKP. Tapi dia telah mendapatkan uang untuk membayar biaya rumah sakit.
Ada pertemuan untuk membahas perkembangan kasus ini. Mereka sama sekali tidak bisa memutuskan apakah ini penyerangan atau pembunuhan. Se-joon berpikir kalau UU Pembatasan hampir diberlakukan dan mereka tidak punya banyak waktu untuk melakukan penelitian. Mereka harus memilih pembunuhan dan membiarkan pengadilan yang memutuskan. Alibi palsu, kehabisan waktu, dan kebohongan adalah factor yang memberatkan. Tapi semua orang yang ketakutan akan melakukan hal yang sama. Lebih jauh, mereka tidak punya bukti kuat kalau itu pembunuhan, menurut Min-suk. Karena para jaksa terbagi dua, mereka memutuskan untuk voting. Tapi mereka tidak mendapatkan hasil apa2 sebab Jung-sun tidak yakin dan tidak memilih.
In-woo, yang sangat perlu kesaksian, mengunjungi Anggota Dewan Kim. Berita tentang Sang-tae telah sampai ke media dan seluruh kesepakatan Perusahaan Konstruksi dibatalkan…
0 comments:
Post a Comment