Kae In demam semalaman, ia shock karena memori lamanya terungkap kembali, ia merasa ibunya meninggal karena dirinya. Jin Ho menjaganya semalaman. Jin Ho tidak tahu megapa Kae In pingsan, ia hanya mengira Kae In sakit biasa.
Kae In sadar dan tidak ingat apa yang terjadi, ia pikir ia hanya jatuh.
Paginya, Kae in bangun dan ia bergumam, “Aku lihat wajah ibuku.” dan juga ia merasa mimpi buruk. Jin Ho keluar dan membiarkan Kae In istirahat. Jin Ho turun lagi ke basement dan mengamatinya, ia melihat sesuatu dan merasa tertarik, tapi dari atas Kae In memanggilnya.
Jin Ho memutuskan untuk membuat Kae In lebih baik, ia mengisi bath up dan menyiapkan mandi busa dengan aromatherapy plus taburan bunga. Jin Ho duduk di luar pintu kamar mandi dan tanya apa Kae In menyukainya? Kae in masuk dan mengaguminya. Kae in mandi dengan gembira.
Setelah itu, Jin Ho bahkan membantu mengeringkan rambut Kae In! wow..
Kae in senang, tapi ia merasa lebih baik melakukannya sendiri, saat Kae in mengeringkan rambutnya, Jin Ho melihat leher Kae in dan dengan lembut mencium punggungnya. Jin Ho berkata lembut, “Jangan sakit lagi.” Lalu memeluk Kae in dari belakang.
Sang Jun dan Young Sun menuju ke Sanggojae. Young Sun membawa makanan untuk Kae in. Young sun juga minta Sang Jun jangan menerima uang Kae in. Sang Jun berkata mereka tidak akan menerimanya karena setelah diselidiki, ternyata kontrak itu dari Chang Ryul. Sang Jun menambahkan, sebenarnya Jin Ho mau mengatakannya pada Kae in, tapi ia tidak tega saat melihat Kae In begitu bahagia dan bersemangat dengan kontrak barunya.
Mereka sampai ke Sang Go Jae, dan Tae Hoon menelp. Jin Ho, Jin Ho kena tuntutan hukum. Jin Ho tidak mau Kae In mendengarnya, maka ia menutupi dengan mengalihkan topik pembicaraan seperti ganti cartridge printer dsb, agar Kae In tidak cemas. Setelah itu Jin Ho minta maaf pada Young Sun dan Kae In dan ia ke kantor dengan Sang Jun.
Kae in langsung makan dengan lahap agar cepat pulih dan tidak membebani Jin Ho. Young Sun mencoba menyinggung bahwa Jin Ho punya masalah bisnis, tapi Young Sun juga tidak bisa mengatakan semuanya, ia hanya minta Kae In harus bisa menjadi “wanita sejati” untuk tahu apa yang terbaik untuk Jin Ho.
Kae In menundukkan kepala dan dengan malu berkata, “Aku kira aku sudah menjadi wanita sejati sekarang.” Young Sun langsung tertarik dan ia berpikir hal2 yang macam2, sampai Kae In menambahkan, “Yang kumaksud adalah ciuman itu!” Hm..Young Sun merasa tidak ada yang menarik dengan itu, dan ia lalu menjelaskan macam2 ciuman, ciuman di tangan, di dahi, dsb. Kae In tanya, “Lalu kalau di leher apa artinya?” Young Sun semangat lagi, karena itu menunjukkan atau berhubungan dengan gairah.
Jin Ho menyelidiki tuntutan-nya, ternyata datang dari pekerja bangunan yang terluka di episode awal, yang sudah keluar dari RS tanpa komplain apa2. Tiba2 ia menuntut perusahaan Jin Ho. Kontraktornya tanya mengapa ia tiba2 menuntut Jin Ho? Ternyata ada dalang di belakang pria ini, siapa lagi…
Jin Ho menemui Chang Ryul dan Chang Ryul mengakuinya, ia berkata, “Aku hanya ingin mengimbangi kelicikanmu.” Jin Ho benar2 tidak mengerti apa maksud Chang Ryul, akhirnya Chang ryul tanya, “Mengapa kau pindah ke Sang Go Jae? Kau pasti tahu, kalau Sang Go Jae adalah konsep dibalik proyek Dahm. Kae In pasti sangat terluka jika Jin Ho berbohong hanya karena proyek.”
Jin Ho, “Tidak peduli alasan apapun aku pindah ke Sang Go Jae, perasaanku terhadap Kae In tulus.” Chang Ryul, “Kau seperti anak yang berteriak serigala..serigala/sekali lancung ke ujian, kata2mu tidak akan dipercaya, lihat apa yang terjadi, coba saja kau katakan semuanya.”
Do Bin menyadari hari ini adalah ulang tahun Kae In (and her dad has not called her yet? oh..,my daddy aja sms kalo aku ultah hehe biarpun dah punya anak juga..) Do Bin mengkonfirmasi ini pada In Hee. Do Bin sudah menyiapkan 3 tiket ke ice rink (tempat main ice skating) sebagai hadiah untuk Kae In.
In hee melihat kesempatan untuk mendorong Chang ryul pada Kae In dan mengatakan ini kesempatan bagi Chang Ryul untuk mengambil hati Kae in.
Chang Ryul ragu2 apa tidak apa-apa memberikan hadiah ultah untuk Kae In? Lalu Chang Ryul mencari hadih, pertama ia ingin membeli mawar dan perhiasan, tapi ia berubah pikiran. Kae In bukan In Hee.
Chang Ryul mampir ke museum dan memberikan amplop pada Kae In. Kae In berkata ia tidak suka ada di dekat Chang Ryul, Chang Ryul mengerti. Ia memberikan amplop itu pada Kae in sebagai hadiah Ultah. CHang Ryul memberikan uang yang bisa dipakai untuk membantu Jin Ho. Jin Ho tidak akan menerimanya kalau dari Chang Ryul tapi mungkin kalo dari Kae In.
Kae In lupa kalau ia Ultah hari ini dan mengembalikan amplop itu dia tidak bisa memberikan uang pada Jin Ho dengan berbohong. Chang Ryul sedikit kecewa tapi ia sadar ia salah karena mengira mereka akan menerimanya.
Jin Ho datang dan tentu saja melihat keduanya. Jin Ho melotot pada keduanya. Chang Ryul pergi. Kae In menjelaskan, ia tidak menerima pemberian Chang Ryul dan bahkan Kae in berkata, Chang Ryul sebenarnya memikirkan Jin Ho. Jin Ho membalas, “Dan kau, apa kau pernah memikirkanku?” Kae in jadi terluka dengan kata2 Jin Ho karena ini seperti tuduhan bahwa Kae In tidak peduli dengan Jin Ho. Jin Ho pergi dengan marah.
Do Bin melihat Kae In tidak bersemangat dan duduk dengannya. Do Bin tahu Kae in murung karena Jin Ho dan ia menganalogikan dengan matematika. Apa kau bagus dalam pelajaran matematikamu di sekolah? Kae in menjawab tidak. Do bin berkata aku juga tidak. Aku biasa berpikir teman ku yang pintar matematika juga pasti pintar mengatasi masalah hidup. Jika kita bisa mengerti cinta seperti soal matematika, kia bisa tidak saling menyakiti dan hanya mencintai saja.
Do Bin, “Aku yakin kalau Jeon Jin Ho itu matematikanya pasti lebih buruk dari kita berdua.” haha…Love it, Sir!
Do Bin mengeluarkan amplop dan mengambil satu tiket, sebelum menyerahkannya pada Kae In, DO Bin mengeluarkan dirinya dari hubungan mereka. Do Bin menawarkan tiket untuk berbaikan pada Jin Ho dan berkata tiket ini hanya berlaku hari ini saja. Do Bin, “Happy Birthday!” ia memberikan hadiahnya sambil meremas tiket yang satu lagi, oh..I hurt too..kenapa aku lebih simpati pada Do Bin? why? why? his acting is wow..
Young Sun dan Sang Jun di kantor Jin Ho dan mendiskusikan bagaimana menyiapkan ulang tahun untuk Kae In, dan juga memikirkan bagaimana keduanya bisa lebih intim. Mereka membayangkan, kue, lilin, dan anggur dan bahkan membayangkan membuka tutup botol anggurnya. Saat mereka toast, keduanya saling berpandangan dan merasa aneh. Wow..hei Young Sun unni, you’ve already had a husband! don’t even think about it!
Keduanya kaget sebentar, dan Young sun melanjutkan semua skenarionya, dan berkata itu pasti akan berhasil untuknya, karena Young Sun hanya mengalami ultah versi pria malas, dengan lilin di pie coklat, soju, dsb. Keduanya bertemu mata lagi, Sang Jun berkata, “Itu terdengar bagus juga.”
Keduanya jadi gugup saat Jin Ho masuk. Mereka langsung menutupi dengan berkata ini adalah ulang tahun Kae In, dan benar saja, Jin Ho tidak tahu itu.
Jin Ho pulang dan Kae in masih sedikit jengkel. Jin Ho sudah kembali lagi seperti biasa dan berkata agar Kae In siap2, pacarmu yang berpikiran sempit ini ingin mengajakmu keluar untuk berbaikan.
Kae in menjawab, “Wanita itu berkata padaku bahwa dia tidak ingin pergi kencan dengan pria berpikiran sempit.”
Jin Ho membalas, “Bukankah tidak menerima maaf itu lebih sempit lagi?”
Setelah berpikir sejenak, Kae in setuju dan ia ngomel, ia setuju karena ia tidak mau menyia-nyiakan tiket ini. Jin Ho tidak tahu maksud Kae In sampai mereka sampai di arena ice skating.
Kae In berkata ia disini karena tiket ini. Jin Ho sempat cemburu saat tahu Kae In dapat tiket dari seorang pria, ia baru tenang saat tahu itu dari Do Bin. Kae in berkata dalam drama setiap pasangan pergi ke arena ice skating sambil bergandengan tangan dan bermesraan, ia ingin mencobanya.
Jin Ho senyum, ia tahu maksud Kae in dengan membandingkan kencan mereka dengan drama2 itu (kaya BBF ya..)
Kaya gini…?
Atau ini…?
Atau…ini?
Bukan..ternyata ini….
Kae in jatuh, Jin Ho menawarkan tangan untuk membantu berdiri. Justru Kae in menarik Jin Ho jatuh ke es. Kae in mendarat di atas badan Jin Ho dan keduanya jadi jengah karena berdekatan, untuk menutupi kegelisahannya, Jin ho cepat2 mencium Kae In.
Di Sang Go Jae, Sang Jun dan Young Sun menyiapkan surprise birthday party untuk Kae in. Jadi ketika mereka kembali, mereka menemukan Sang Go Jae dalam kondisi romantis, dengan lilin2, kue, dan anggur.
Jin Ho meminta Kae In mengucapkan harapannya. Kae in berharap tidak ada lagi kebohongan diantara mereka. Jin Ho merasa tidak enak. Maksud Kae in soal gay itu, tapi Jin Ho masih menyembunyikan soal Sang Go Jae.
Jin Ho memutuskan untuk mengaku dan berharap Kae in masih mencintainya saat mendengarnya. Jin Ho memberanikan diri untuk mengatakannya tapi di saat2 terakhir Kae in menghentikannya ia ketakutan, dan mengubah topik pembicaraan. Apa Jin Ho tidak menyiapkan hadiah untuknya?
Jin Ho menggoda, “Aku hadiahnya. Kenapa? Aku tidak cukup bagus jadi hadiah?” (hayo..siapa yang mau LMH jadi hadiahnya …aneh2 aja.) Kae In yang sudah di bawa ke toko lingerie (baju tidur/dlm) oleh Young Sun tahu apa artinya dan ia berkata ia minta waktu sebentar untuk siap2. Jin Ho tidak mengerti apa maksudnya dan ia juga merasa hari ini bukan kesempatan baik untuk mengaku.
Jin Ho kembali ke basement dan membuat catatan untuk memperbaiki ruangan itu agar lebih bagus untuk Kae In. Jin Ho selalu ingin membuat sesuatu untuk membuat Kae in senang.
Jin Ho melihat benda yang membuatnya tertarik lagi. Ternyata itu tabung yang biasa untuk menyimpan blue print arsitektur. Jin Ho membukanya dan di dalamnya ada blueprint Sang Go Jae!
Kae In gelisah dan ia menelp YounG Sun. Kae In mengira Jin ho akan berkata ia ingin tidur dengan Kae In dan Kae In ketakutan. Kae in gugup sekali dan jantungnya berdebar kencang. Lagipula, Jin Ho berkata ia adalah hadiah ulang tahun untuk Kae in, dan Youg sun setuju, itu adalah undangan untuk hubungan fisik.
Kae in bingung lalu ia harus bagaimana, Young sun berkata untuk membangun mood saja daripada tertekan dengan situasinya.
Yang berarti…main ?
Mereka main dan jika kalah atau kehilanga giliran, maka hukumannya disentik dahinya. Jin Ho kesal ketika Kae in menjentik dahinya dan Kae in jadi merasa bersalah saat melihat dahi Jin ho merah, ia langsung meniup2nya, kedekatan ini membuat mereka grogi lagi.
Jin Ho melompat dan keduanya meninggalkan permainan dan kembali ke kamar masing2.
Kae in mengeluh pada boneka Jin no-nya, Kae in takut Jin Ho kecewa dengannya. Ia ingat Chang Ryul meninggalkannya karena ia menolak tidur dengan Chang Ryul.
Sementara itu Jin Ho mencoba mengendalikan hormonnya, dan ia ingat Kae In berharap bisa memiliki pria yang mencintainya, tidak peduli apakah ia tidur dengan pria itu atau tidak.
Tiba2 malam itu hujan lebat, lengkap dengan petir dan halilintar. Kae in ketakutan dan ia menerobos ke kamar Jin Ho dan memohon agar boleh tidur disini.
Keduanya akhirnya tidur di ranjang Jin ho dan Jin Ho menceritakan saat ia mahasiswa, Kae in tertidur. Jin Ho mengeluh, “Apa kau sudah lupa kalau aku ini pria? Jika kau melakukan ini terus, ini membuatku susah.”
Jin Ho mencium dahi Kae in, Kae in berkata dalam hati, “Menggunakan badai sebagai alasan, aku mencoba menjadi berani. Tapi kau melindungiku dengan kepercayaan. Apa kau benar2 tidak mengerti pengakuanku? Ini adalah ramalan cuaca dari Park Kae In si pemalu, yang berharap hujan lagi besok.”
Paginya, Jin Ho sudah berangkat ke kantor dan tidak membangunkan Kae in. Sampai kantor, Jin ho menelp Kae in dan menggodanya, semalam kau tidur mendengkur dan menggertakkan gigi, jadi aku tidak bisa tidur. Tepat saat itu Sang Jun dan Tae Hoon datang dan mendengar kata2 Jin ho. Mereka berpikir sudah terjadi sesuatu diantara mereka berdua, Jin Ho mengatakan bukan seperti itu, tapi keduanya tidak percaya.
Kae in juga berkata pada Young Sun, mereka tidur bersama semalam, tapi Young Sun tahu ini tidak seperti yang ia maksudkan. Kae in berkata, “Bukankah Jin Ho itu keren? Dia seorang pria yang tahu bagaimana menjaga wanita yang ia cintai, dan pria impianku.” Young Sun membalas, “Ya, pegangan tangan dan bermimpi saja terus.”
In Hee ikut nimbrung dan dengan sarkastis berkata betapa mengesankan Kae in menerima hadiah dari mantan pacarnya. YounG sun langsung ingin memukul In Hee. Kae in menahannya. Kae in berkata pada In hee, ia lupa hari ulang tahunnya dan minta In hee pergi. In Hee keluar dengan kesal.
Jin Ho mengeluarkan cetak biru Sang Go Jae. Dan ia melihat sesuatu yang lain, ada kertas lagi di dalamnya. Jin Ho merasa itu adalah sesuatu yang lain, bukan Sang Go Jae, ia masih belum tahu apa itu. (guess..cetak biru Dahm..?)
Presiden Han dan Chang Ryul di mobil mereka, dan ayah Chang Ryul merasa ia harus menemukan cetakbiru Sang Go Jae, untuk mendapatkan proyek ini.
Jin Ho dan Kae In bertemu untuk minum kopi dan mereka bermain busa cream kopi dan dijadikan kumis, keduanya mulai dekat lagi dan bahkan Jin Ho mendekat untuk mencium Kae In, Kae in tanpa sadar mundur dan posisi mereka jadi aneh seperti ini :
In hee the most shameless woman ever, menemui Ibu Jin Ho. In hee berkata ia adalah teman baik Jin Ho dan ia prihatin dengan hubungan Jin Ho dan Kae in. Saat ini Jin ho sedang menghadapi masalah bisnis dan itu karena Kae In. Kae In masih berhubungan dengan Chang Ryul padahal ia juga pacaran dengan Jin Ho. Jadi Chang Ryul sengaja cari gara-gara dengan Jin Ho.
Tapi Ibu Jin Ho juga tidak percaya begitu saja walaupun ia tanya apa yang bisa ia lakukan untuk membantu Jin Ho. Ibu Jin Ho tanya apa maksud In hee mengatakan ini padanya dan jika In hee dulu dengan Chang Ryul, bukankah itu lebih baik untuk In Hee jika Kae In dan Jin Ho tetap bersama? Agar In Hee bisa kembali dengan Chang Ryul?
In hee menjawab ini bukan tentang perasaannya, dan hanya merasa kasihan jika Jin Ho menghancurkan hidupnya seperti ini. In hee mengusulkan agar Ibu Jin Ho membujuk Kae In, Kae In pasti akan mengerti kalau Ibu yang bicara. Ugh..this woman..
Dimana pasangan kita?
Jin Ho dan Kae in dengan ceria belanja untuk keperluan rumah tangga.
Kae In mendorong Jin Ho pulang ke rumah ibunya, Jin Ho berkata ia hanya punya Sang Go Jae untuk pulang, saat ia tidak tidur di Sang Go Jae, ia menginap di kantor.
Jin Ho berkata ia tidak apa2 “hanya bergandengan tangan” saja dengan Kae In, Jin Ho tidak akan mendesak Kae In, karena sebesar itulah Jin Ho ingin bersama Kae In.
0 comments:
Post a Comment