Sinopsis Bad Guy - Episode 11

Written by Yui Shinji 0 comments Posted in:

Jae in harus kembali kerja jadi dia menyandarkan kepala Gun wook ke dinding dan pergi.

Kedua detektif datang lagi ke kantor Haeshin. Detektif Gwak bukan mencari Hong Tae Sung tapi Shim gun Wook karena mulai curiga. Dia ingin tahu alibi Gun wook di malam saat kematian Choi Sun Young. Tanya apa Gun wook ke desa Mi Rang dan apa yang dilakukan Gun Wook di malam saat pertandingan bola Jepang-Korea?

Jae in lewat dan mengamati mereka. Gun wook menjawab kalau dia sedang bersama rekan2 stuntman-nya dan menjawab pertanyaan polisi tanpa menimbulkan kecurigaan. Tapi Gun Wook mulai terlihat grogi ketika Detektif Gwak tanya apa Gun Wook punya luka di punggung. Gun wook menjawab tidak punya.
Pada saat yang sama Jae In lewat tempat itu. Dia melihat Gun Wook dan Detektif sedang berbicara. Dia penasaran dan mengamati diam-diam.
Jae In heran, kenapa Gun wook bohong, karena Jae in tahu pasti Gun wook punya. Tapi heranku, Jae in belum juga curiga. Kedua detektif bisa menerima jawaban Gun wook sejauh ini (tapi masih curiga sich...).

Detektif Gwak berkata menurut saksi, punggung Gun wook mirip dengan pria yang ia lihat sedang bertengkar dengan Sun Young. Jae in merenung dan memikirkan ketika Gun wook tanya : Jae in ah, apa kau percaya padaku?

Tae Sung sedang berbunga-bunga dan menemui Jae in di gallery, lega ketika Ny. Shin tidak di tempat. Keduanya menikmati lukisan bersama, Jae in mengaku dulu suka sekali melukis tapi dia berhenti, tapi memandang lukisan ini dan membuatnya merasa nyaman. Tae sung menggandeng tangan Jae in.

Rekan Jae In melihat keduanya dan senang sekali karena temannya akan mendapatkan putra konglomerat.

Mo Ne mengunjungi Tae Ra dengan marah, apa yang terjadi ketika di villa. Mo Ne mendengar kalau Tae Ra dan Gun Wook ada di villa di Yang Pyung. Tae Ra cool dan berkata tidak ada apa-apa. Gun Wook pergi setelah tahu kau tidak ada dan aku menginap karena demam.


Mo Ne tidak percaya begitu saja, Aku mendengar pembicaraan kalian di kantor Tae Sung, apa yang kakak maksud dengan kesalahan, ada apa antara kalian berdua? Tae Ra tetap tenang dan berkata tidak ada apa-apa yang membuat Mo Ne semakin kesal dan pergi, tepat ketika Jaksa Park pulang. Jaksa Park heran melihat sikap Mo Ne akhir2 ini, aku dengar ia pacaran dengan seorang pria, aku dengar dari ibu mertua, ah pria macam apa yang membuat Mo Ne sampai seperti itu.

Mo Ne mencoba menghubungi ponsel Gun Wook lagi tapi tidak diangkat.

Gun Wook bertemu dengan Manager Kang dan curhat, gayanya meyakinkan, ia membuka percakapan dengan berkata seorang sunbae-ku terlibat investasi resiko tinggi dan aku kehilangan banyak uang karena dirinya, jadi aku tidak tertarik invest di bidang itu. Tuan Kang tanya apa nama perusahaan-nya? Team Acts, perusahan IT dan orang yang bertanggung jawab atas perusahaan itu adalah direktur dari Haeshin Grup, Hong Tae Kyun.

Tuan Kang terperanjat tapi pura2 tenang dan Gun Wook mengamati reaksinya lalu melanjutkan, sunbaeku hanya percaya kata2 Hong Tae Kyun saja dan akibatnya ia kehilangan uang jutaan dan memutuskan bunuh diri. Tuan Kang semakin tidak tenang. Gun Wook melanjutkan makan, Tuan Kang menerima telp, sepertinya dari Hong Tae Kyun dan ia permisi pergi. Sampai jumpa lagi. (Got Cha....).

Tuan Kang masuk mobilnya dan teringat kata2 Gun wook, Direktur Regional Hong Tae Kyun terkenal suka cari untung sendirian. Gun Wook mengamati mobil Tuan Kang yang menjauh.

Gun Wook menerima telp dari rekannya dan berkata dia (Tuan Kang) mulai menyadari, sekarang terserah padanya, apa mau terus berinvestasi saham resiko tinggi atau menendang Hong Tae Kyun dan menyelamatkan diri sendiri, kita lihat saja perkembangan-nya.

Tuan Kang bertemu Hong Tae Kyun di tepi sungai. Hong Tae Kyun berkata sudah lama tidak ketemu, sunbae. Aku menerima laporan saham Anti Bio di rumah, kenapa bisa begitu? Tuan Kang heran, kau menerimanya di rumah? Hong Tae Kyun membenarkan.

Tae Kyun berkata buang dokumen saham Anti Bio itu tapi tetap pertahankan dananya di account, kau harus mengirimkan uangnya jika aku memintanya. Aku percaya padamu sunbae, nanti kalau sudah selesai, aku akan bayar kau dengan besar.
Tuan Kang : Aku mengerti.
Tae Kyun : Aku pergi dulu.
Keduanya berpisah.

Sementara itu, Gun wook tidur di kursi malas-nya dengan pulas.

Jae in mengirim sms pada Tae Sung : kita ketemu jam 6. Tae Sung senyum dan tidak sabar lagi, kemudian langsung menuju galeri, justru di sana ia tidak sengaja mendengar percakapan teman Jae in dengan mantan Jae in, Gyo Han yang mencari Jae in. Teman Jae in kesal pada Gyo Han dan memanasi, Jae in sekarang keren kan, dia akan terbang ke langit. Gyo Han kaget, apa Jae in adalah pacar Hong Tae sung? Apa dia sudah gila?

Rekan Jae In berkata memangnya kenapa, Hong Tae sung adalah putra Haeshin grup dan apa kau tahu betapa susahnya Jae in menggaet playboy itu? Hong Tae Sung bahkan tidak menyadarinya. Gyo Han mengeluh, apa aku sudah melukainya demikian parah sampai ia seperti itu?

Tae sung terpukul dan keluar dari galeri dengan gontai, ia mengingat semua kejadian manis dengan Jae in dan kata2 rekan Jae in terngiang, apa kau tahu betapa sulitnya Jae In menggaet playboy itu? Tae Sung merasa sesak dan marah.

Tuan Hong marah dan berteriak pada Tae kyun, kembalikan semua uang yang sudah kau keluarkan dan jika ada satu sen pun yang tercecer awas! tae Kyun pusing. Ayahnya minta Tae Kyun meninggalkan Korea sebelum yang berwenang curiga. Tuan Hong tidak menerima alasan Tae Kyun, diam! kau yang memulai ini, kita tahu darimana asal uang yang kau pakai investasi, dari cabang di Amerika kan! Dan sekarang? Apa kau ingin menghadapi penyidik? Kau pergi saja sebelum masalahnya membesar. Tae Kyun keluar.

Di ruangan kerja Gun Wook, semua rekan kerjanya bingung dengan berita di ShinA.com, apa yang dimaksud itu direktur Hong Tae Kyun kita? Gun Wook santai saja, malah main game. Hong Tae Kyun berusaha menghubungi Manager Kang dan kesal karena sulit sekali, ia memerintah untuk memeriksa apa ada yang menghubungi manager Kang akhir2 ini.

Di dekat lift Tae Kyun berdiri berdampingan dengan Gun Wook dan terus bicara di telp. Gun Wook mendengarkan dengan santai. Tae kyun masuk duluan dan Gun Wook berdiri di depannya dan mengangkat telp, berkata Hyung..dengan pandangan ditujukan pada Tae kyun. Tidak mengatakan apa-apa hanya senyum tipis yang membuat Hong Tae Kyun bingung.

Gun wook menghubungi Kak Jang dan minta tolong jika ada polisi tanya2, tolong diurus. Kak Jang berkata jangan cemas, kau tahu kemampuan aktingku kan, aku percaya kau bukan orang yang suka cari masalah. Tapi Kak Jang heran juga mengapa polisi memeriksa Gun wook.


Tae Ra dan Gun Wook bertemu di lobby, Tae Ra memanggilnya! Pura2 tanya Tae sung untuk menghindari kecurigaan dan mendekat ke Gun Wook berkata kalau ia ingin bicara. Gun Wook mengajak Tae Ra ke auditorium kosong. Gun Wook berkata tempat ini biasanya terkunci, tapi ia pintar membuka pintu terkunci. Tidak ada orang disini, apa yang ingin kau katakan padaku?

Tae Ra berkata kalau Mo ne mendengar pembicaraan mereka di kantor Tae Sung. Mo ne sepertinya curiga. Gun wook memandang Tae Ra dengan lembut sampai membuat wajah Tae Ra panas dan ia berkata berhenti memandangiku! Apa kau dengar apa kataku? Mo ne dengar pembicaraan kita, aku tidak tahu harus bagaimana. Selama itu Gun Wook terus memandang Tae Ra dengan his dangerous eyes, dan berkata, kalau tentang Mo ne, serahkan padaku, aku yang akan bicara dengannya.


Tiba2 penjaga datang dan Gun wook langsung menarik Tae Ra untuk sembunyi. Penjaga keluar dan mengunci pintu! bukan hanya itu tapi juga mematikan lampu,gelap2an deh berdua (neh moment romantis buat mereka berdua ada aja sih, kapan ama Jae In nya???).

Gun Wook langsung menyalakan lampu karena sadar Tae ra pasti panik. Gun Wook mencoba membuka pintu tapi gagal, aku bisa buka kalau dari luar tidak dari dalam, itu lain cerita. Tampang Gun Wook lucu. Benar saja, Tae Ra panik.

Gun Wook kurek2 telinga dan nyengir, aku akan belajar bagaimana membuka pintu dari dalam lain kali. Kata2 ini membuat Tae Ra ketawa, chemistry-nya dapet tuh.


Gun wook lalu mendekati Tae ra dan memeluknya lembut. (Duh..duh sapa yg gak in love neh ama Gun Wook Oppa klo begini.....).

Detektif Gwak datang dan mencari keterangan pada Kak Jang perihal Gun wook. Kak Jang berkata kalau saat kejadian, Gun wook semua sedang syuting, ketika disinggung mengenai luka, kak Jang menjawab Gun wook tidak punya luka. Ini membuat stuntman lain bingung karena ia tahu Gun wook punya luka, ia mau bicara tapi Kak Jang mendiamkannya. Membuat detektif Gwak semakin suspicious. ehm, Detektif Lee makin keren aja, sayang kurang diberdayakan disini.

Gun wook dan Tae Ra masih terkunci dan tiak tahu harus bagaimana, kalau memanggil bantuan, pasti akan tersebar rumor, sebaliknya mereka mungkin akan terkurung di tempat ini sementara waktu. Gun Wook menyarankan, bagaimana kalau kita menunggu saja? Ya apa boleh buat kan? (Klo aku mah mau banget kekunci terus ama Oppa hahahaha...)

Gun wook mengajak Tae Ra pura2 menonton film dan berkata agar Tae Ra berimajinasi, membayangkan moment paling berkesan di hidup Tae Ra diputar di layar, wah kalao ada ahli hypnotheraphy kaya Gun wook laris kali ya. Gun wook minta Tae Ra menutup matanya dan membayangkan-nya. Tae Ra kembali ke masa remajanya.

Memori Tae Ra, dia masih remaja dan melarikan diri dari pengawalnya/supir dan menikmati makan ddukkbokki dengan teman2 sekolahnya dan menyelinap melihat film.

Ternyata nonton Dirty Dancing (pelem jadul itu...), Tae Ra menghubungkan itu dengan kisah anak gadis keluarga kaya yang belajar dance dan jatuh cinta. Air mata menetes dari mata Tae Ra, dia berkata : Aku heran, cinta seperti apa yang pernah terjadi padaku?

Gun Wook dengan lembut meraih dagu Tae Ra dan menciumnya. (Hiyaaa...mau balas dendam tapi kog mau nyium terus sih neh Oppa....gak beban apa?? lhaaa kog jadi aku yah yg sebel hahahahaha........).

Tae sung tetap menemui Jae in dan mengajaknya belanja, menguji Jae in dengan barang2 mewah seperti tas karya designer, Jae in menolak tapi Tae Sung memaksanya menerima, itu untungnya punya pacar kaya. Jae in merasa senang dengan hadiah itu, sementara Tae sung mengamatinya dengan seksama, dan membuatnya yakin kalau Jae in hanya ingin uangnya.

Tae sung semakin kesal dan mengajak Jae in makan malam dengan membooking seluruh gedung hanya untuk mereka.

Detektif Gwak mendekati stuntman yang lain dan tanya2, stuntman itu mengakui kalau Gun wook memang memiliki bekas luka dan ia mulai panik, aku tidak melakukan apa-apa.

Gun Wook dan Tae Ra ketiduran di dalam auditorium dengan kepala saling bersandar. Sopir Kang menemukan keduanya dan tampak tidak senang. Tae Ra berkata tidak ada apa-apa dan bergegas pergi.
Tae Ra terlihat berat berpisah dengan Gun Wook dan Gun Wook tersenyum lembut pada Tae Ra.

Gun wook keluar dan detektif Gwak menunggunya untuk bertanya. Gun Wook tidak mempedulikan detektif Gwak dan terus pergi tapi Detektif Gwak memanggil: Hong Tae sung! Itu menghentikan Gun Wook. Gun wook terlihat tidak tenang tapi ia menoleh dan berkata direktur Hong Tae sung sudah pulang.

Detektif Gwak tahu, lalu berkata anda tampaknya punya banyak nama, Tae sung, Hong Tae Sung, Choi Tae Sung. Alibimu ketika malam kematian Choi Sun young meragukan, dan ada saksi yang melihatmu bertengkar malam itu. Ayo ikut ke kantor polisi untuk menjawab pertanyaan. Gun Wook ikut pergi dengan tersenyum.

Tae sung membawa Jae in ke salah satu hotel milik keluarganya, aku sudah meminjam kamar suite, jadi ayo keatas dan tidur bersama. Jae in tersinggung dan menampar Tae sung. Tae Sung membalas, bukankah itu yang kau inginkan? menjadi menantu keluarga kaya, bukankah ini yang akan terjadi kalau kau terus mengejarku? Semua sudah kau perhitungkan, benar kan? kau pasti ingin cincin di tanganmu kan, baik besok kita ke rumah orang tuaku, tapi malam ini kau harus ke atas.

Tae Sung : Aku harus mendapatkanmu, kau mendapatkan uangku, lalu apa masalahnya?

Jae in menantang, jika aku melakukannya, apa aku bisa jadi menantu Haeshin? aku tidak akan melakukan hanya untuk one-night-stand. Baik ayo kita lakukan. (Klo aku sih gak mau banget, milih ama Oppa aja kwkwkwkwkww......).

Sampai di kamar suite itu, Jae in berkata ayo cepat kita lakukan saja dan mulai membuka kancing bajunya. Tae Sung juga membuka jaketnya, keduanya sama2 pura2 berani, siapa duluan yang mundur berarti kalah.

Tapi ponsel Jae in bunyi, ternyata Won In yang telp. Jae in menjawab ia sibuk kerja (godain Tae Sung itu kerja ternyata hahahaha...Oppa Gun Wook versi cewek neh). Tae Sung menyindir, kau benar2 pembohong yang hebat, atau mungkin ini kau hitung sebagai pekerjaan.

Tae sung berkata Jae in sudah tidak membuatnya tertarik lagi, kita akhiri saja permainan ini. Tae Sung pergi, tapi Jae in memanggilnya, kapan waktunya berhenti, aku yang memutuskannya!

Tae Sung tanya kapan mulainya? kapan Jae in menyadari siapa dirinya. Apakah ketika kau meninggalkan Jepang dan meninggalkan pesan itu? Itulah mengapa ibuku melarangku untuk tidak berhubungan dengan wanita yang lebih rendah.

Jae in marah, Rendahan? Apa maksudmu? Kau tidak ada artinya tanpa uangmu, yang kau miliki hanya uang. Kau hanya anak haram yang selalu membuat masalah dan tidak pernah mendapat perhatian keluarga. Tapi kau tetap saja bertingkah kalau kau hebat! (sep......ayo Jae In....hajar blehhhhh...).

Tae sung mendorong Jae in ke tembok, kita bisa mendapat apa yang kita inginkan. Jae in tidak tertarik dan berkata kau menyedihkan, dunia ini penuh pria kaya yang bisa kukejar (Gun Wook misalnya, ya kan? pastinyaaaa...), Tapi kau, berapa banyak wanita yang akan menerimamu tanpa nama Haeshin Grup?

Jae in mengaku kalau ia iri dan ingin seperti Mo Ne atau Tae Ra, tapi itu bukan alasan satu2nya aku bisa sejauh ini. Awalnya memang adalah kebohongan seperti katamu, tapi...Tae sung berharap Jae in berkata dia benar2 menyukai Tae sung, Tapi Jae in tidak mengatakan itu, melainkan: Lupakan, aku tidak ingin melihatmu lagi.

Jae in keluar, Tae sung duduk di bawah merasa pedih.

Diluar, Jae in mendapat telp dari detektif Gwak, apa anda bisa ke kantor polisi, ada pertanyaan terakhir.

Gun Wook telah tiba di kantor polisi. Dia dibawa ke dalam ruang interogasi. Seperti umumnya ruangan interogasi yang terdiri dari satu pintu dan satu jendela/cermin satu arah (dari dalam tidak bisa melihat ke luar). Di dalam ruangan itu hanya ada kursi, meja dan kamera perekam. Gun Wook berjalan melihat-lihat ruangan, lalu membuka jasnya dan duduk menunggu dengan bosan.

Jae in tiba dan melihat seorang pria dalam kamar interogasi. Polisi minta Jae in mengenali bekas luka pria itu, polisi hanya membuka sedikit cermin satu arahnya dan memperlihatkan bekas luka itu pada Jae in.

Jae in samar2 ingat lukanya mirip, dan ia ingat luka Gun Wook, lalu ia menyingkapkan semua penutup cermin satu arah itu dan kaget melihat Gun wook yang ada disana.

Jae in kaget dan spontan berkata bukan dia orangnya, aku tidak yakin saat itu gelap, aku tidak bisa mengkonfirmasi. Jae in menenagkan diri dan detektif Lee mendekatinya, menawarkan minum dan Jae in tanya apa pria itu mungkin membunuh-nya? Detektif Lee kelepasan bicara kalau ternyata wanita itu adalah mantan pacar Tae Sung. Jae in kaget sekali.

Di dalam ruang interogasi, Detektif Gwak tidak mendapat apa-apa dari Gun wook. Gun Wook juga tidak memperlihatkan ekspresi apapun ketika diperlihatkan foto Sun young, dia cantik juga sayang dia mati.

Detektif Gwak berkata mungkin kau tidak tahan kakak-mu kencan dengan Tae Sung dan membunuhnya. Gun Wook balik tanya, jika kakak yang dicintainya mati, siapa yang tinggal? Mengapa aku harus membunuh satu2nya yang kucintai dalam hidup ini?

Detektif Gwak teriak, dan Gun Wook berkata, baik! Ya aku membunuhnya, itu kan maumu? Kau tanya terus dan aku berikan jawaban yang kau inginkan. Gun wook hampir saja kehilangan kesabaran-nya dan berkata tunjukkan bukti, bukan hanya berkeras kalau aku ini Tae sung. Aku bebas pergi kan?

Detektif Gwak tidak bisa menahan Gun wook lebih lama lagi dan mengijinkannya pergi, sebelum keluar, Gun wook untuk pertama kali pecah topeng-kacanya, dan berkata : "Apa kau tidak punya seseorang yang ingin kau lindungi? Apa kau tidak memiliki keluarga? Jika aku adalah pria itu, aku akan sangat ingin menyelamatkannya, karena ia keluarga." (Oppa neh sebenernya cinta gak sih ama Sun Young???).

Gun wook mengatakan itu sambil menahan air mata.

Gun wook pulang dan mendapati Jae in menunggunya. Ia masuk tanpa menggubris Jae in. Jae in berkata : Aku percaya padamu Gun Wook. Kau bisa mengatakannya padaku.

Jae in mendesak Gun wook ingin tahu apa yang terjadi, mereka berkata Hong Tae sung mencintai seseorang, wanita itu tidak ada hubungan-nya denganmu kan? katakan, mengapa kau ada di sana malam itu? apa yang terjadi? Aku ke kantor polisi tadi dan aku melihat bekas lukamu. Kau tidak bisa melihatku, tapi aku orang dibalik kaca itu.

Sekarang Gun Wook baru terkejut dan memandang Jae in.

Jae In : Kau mungkin bilang itu bukan kau tapi aku tahu itu kau. Malam saat pacar Tae Sung meninggal, kau ada di sana. Kau ingat aku menabrakmu dengan mobil, iya kan? Orang itu adalah aku.
Gun Wook : Kau melihatku?
Jae In : Jadi katakan padaku. Kau tidak ada sangkut pautnya dengan wanita itu kan? Aku hanya kebetulan menabrakmu malam itu kan?
Gun Wook : Apa yang ingin kau dengar?
Jae In : Gun Wook!
Gun Wook : Aku membunuhnya. jadi pulanglah.

Jae in kaget dan berdiri dan keluar.

Gun Wook melipat tangan dan tersiksa dengan kenangan pahit itu. Ternyata di malam naas itu, Gun Wook menyusul Sun Young ke atas dan mencegahnya lompat. Sun Young minta Gun wook mundur, Sun Young kurang hati2 dan terpeleset. Sun Young bergelantungan di atap gedung, Gun Wook berhasil menangkap tangannya dan susah payah menahan-nya.

Sun young tersenyum dan berkata lepaskan saja. Gun Wook menangis dan menolaknya. Sun Young berkata dengan lembut : Tae sung-ah. dan karena pegangan-nya licin, tangan Sun Young terlepas dan Sun Young jatuh ke bawah...

Siapa yang tidak trauma dengan pengalaman itu jadi wajar kalau Gun Wook menyalahkan dirinya atas kematian Sun young. Ia merasa gagal menyelamatkan Sun Young dan jika waktu bisa diputar, Gun wook pasti memilih untuk melepaskan Haeshin daripada kehilangan Sun young...

Jae in kembali lagi seperti waktu itu ketika ia masak untuk Gun Wook. Sekali lagi Jae in kembali dan berdiri di depan Gun wook.

Gun Wook mencoba menghindari Jae in tapi Jae in menghadangnya..dan Jae In memegang wajah Gun Wook, lalu memeluk Gun Wook, membuat Gun Wook tidak tahan dan pecah tangisnya.





0 comments:

Post a Comment