Sinopsis Bad Guy - Episode 8

Written by Yui Shinji 0 comments Posted in:

Kita kembali sejenak beberapa saat sebelum keduanya berciuman. Sambil menangis, Jae In mengeluh dengan sedih mereka orang kaya benar2 beda, mereka memberiku baju ini hanya untuk merendahkanku saja. Lalu kata-kata Gun Wook, yang meminta Jae In menganggap-nya sebagai Hong Tae Sung dan memarahinya. Tae Sung lewat dan melihat keduanya, lalu mereka berciuman.

Gun Wook mundur dan Jae In berkata, apa yang kau lakukan? Jae In kesal, apa kau pikir aku ini murahan juga sama seperti pikiran mereka. Bukan seperti itu kata Gun Wook. Lalu apa? apa kau menyukaiku? tanya Jae In.


Gun Wook tidak bisa menjawab dan situasi menjadi kikuk. Jae in berkata aku senang kau mengikuti untuk menghiburku, sadarlah, kau berkencan dengan Mo Ne kan, Ny. Shin paling sayang dengannya. (padahal Gun Wook dah lupa kalau kencan dengan Mo Ne)

Tae Sung pergi dengan marah.

Jae In melampiaskan kesedihannya dengan minum soju, minum seperti tidak ada hari esok. Pura-pura ada teman di seberangnya dan menawarkan minum. Gun Wook juga duduk di dekat Jae in dan menjaganya.


Tae Sung mencoba menghubungi Gun Wook dan seperti biasa, telp-nya diabaikan. Tae Sung murka. (kebiasaan Gun Wook, ignoring phone calls)

Gun Wook terus mengawasi Jae in, bahkan ketika Jae in melempar kaleng bir kosong ke sepasang pria wanita yang sedang ciuman dan membuat pria itu marah, Gun Wook juga yang menghalangi pria itu. Gun Wook menyusul Jae in yang sudah pergi dari warung soju itu.

Ternyata Jae In sudah sampai di sekitar apartemen-nya, Jae in duduk di tangga dan tertidur. Gun Wook duduk di sampingnya dan menyandarkan kepala Jae in di pundaknya. Dia membiarkan Jae in tidur sampai menjelang subuh, Gun Wook mengambil ponsel Jae in dan memasang alarm, lalu menyandarkan kepala Jae in ke tembok dengan alas sapu tangan (so sweet...^^). Ketika Jae in bangun, ia tidak menyadari apa-apa dan langsung lari ke rumah. Tanpa tahu kalau Gun Wook menjaganya semalaman. (Kasian banget neh Appa, cintanya bertepuk sebelah tangan...ama aku aja Appa, ngarep abies....---- woi Jae In...Appa lebih cakep en keren kaleeee dibanding Jae Wook hahaha..(jd emosi gini :p)).
http://1.bp.blogspot.com/_fetSuewn0KA/TDV-dbdIx7I/AAAAAAAAFk4/CuBigDpj3Kc/s1600/1.jpg
Gun Wook ternyata masih tak jauh dari sana, bersembunyi mengawasi Jae In (hiks hiks.....)
Dia hanya bisa memperhatikan Jae In diam-diam.

Sesampai di rumah, Gun Wook mengambil foto saat dia bersama Jae In di taman dulu.
Dia memandang foto itu menciumnya dan menaruhnya di dadanya lalu tertidur di atas sofa. (sepertinya dia berusaha mengenang untuk Jae In terakhir kalinya).

Akhirnya, Gun wook menghubungi Mo Ne. Mo Ne sangat gembira dan langsung memeluk Gun Wook, keduanya kencan dan minum di cafe. Tapi Gun Wook sama sekali tidak perhatian dengan Mo Ne. Mo ne tidak sadar dan dengan polos berkata asal aku memilikimu aku akan bahagia.

Di kediaman Tae Ra, ia berkata pada suaminya kalau akan mengambil alih departemen store Haeshin. Suaminya seperti biasa tidak mengalihkan pandangan dari korannya dan berkata lakukan saja apa yang kau suka. Tae Ra menyinggung tentang pertemuan Park dengan ayahnya. Suaminya terkejut, dia berkata semuanya baik2 saja, hanya ayahnya ingin mengembangkan bisnisnya, jadi dia perlu pinjaman kecil. Akan dibayar nanti.

Tae Ra dengan dingin berkata kau tidak pernah mengembalikan uang yang dipinjam dari ayahku, tak se-senpun. Oh wow..

Tae Ra minta agar suaminya menghentikan ayahnya sebelum semuanya tidak terkendali. Suaminya terpana, dan ekspresinya seperti : Kau makan jantung beruang ya? wow..dan Jaksa Park tersinggung, dia pergi.

Paginya, Tae Sung keluar untuk menemui Gun Wook dan melampiaskan kemarahannya, Tae Sung membentak, Apa yang kau lakukan semalam? Apa arti Moon Jae In bagimu? Apa yang terjadi diantara kalian berdua? Jika kau bohong, kau mati! Gun Wook diam saja.

Ternyata itu cuma imajinasi Tae sung (kebanyakan imanjinasi neh semua keluarga Hong, dan semuanya bayangin Gun Wook hahahahahah....), keluarga Hong ini...memang speechless dah. Yang bisa dilakukan Tae Sung cuma menegur Gun Wook karena tidak menjawab telp-nya kemarin, dan tanya apa perkembangan pemeriksaan Gun Wook atas anak itu (Tae Sung/Gun Wook). Gun Wook berkata dulu anak itu berasal dari desa Mirang dan ia mendapat informasi dari sekretaris Tuan Hong.

Jae in kembali kerja dan menghadap Ny. Shin, ia minta maaf atas sikapnya kemarin. Ny. Shin memberikan tiga aturan "Bekerja dibawah perintah istri konnglomerat" bekerja dengan-nya :
1. Tahu diri'
2. Tahu mengapa kau disini
3. Tahu untuk siapa kau ada.
Wow..

ini ekspresi Jae in ketika mendengarnya .........

Ny. Shin harus pergi dan sopir semua pergi makan siang. Gun Wook ada di mobilnya diluar, Jae in mau tidak mau harus minta tolong padanya untuk mengantar Ny. Shin.

Detektif Gwak juga masuk ke gallery dan ingin bertemu Ny. Shin. Detektif Gwak mengeluarkan sketsa Tae Sung kecil (Gun Wook) dan tanya apa Ny. Shin mengenalinya. Ny. Shin pura2 tidak kenal, detektif Gwak tahu Ny. Shin bohong dan Ny. Shin beralasan sibuk.

Ny. Shin masuk ke mobil, dan terperanjat saat tahu kalau sopirnya Gun Woook. Gun Wook mengunyah permen karet, Ny Shin kesal sekali, ia tidak senang. Ny. Shin tanya kalau kau lulusan luar negeri, mengapa kau kembali dan mengerjakan pekerjaan seperti ini. Gun Wook menjawab, ia kesini untuk mencari orang tuanya, untuk tanya pada mereka mengapa mereka mengusirnya pergi seperti anjing di jalanan dalam hujan. Ny. Shin seperti tertarik tapi dia merasa Gun Wook hanya ingin membuatnya marah saja.

Ny. Shin minta Gun Wook melepaskan Mo ne dan mencari uang. Gun wook sebal tapi berkata kalau Mo Ne mewarisi kecantikan Ny. Shin ini membuat Ny. Shin semakin murka hahaha...Dia minta diturunkan tapi Gun Wook berkata sudah dekat dan malah ngebut.

Mereka sampai, Tae Ra juga hadir dan melihat Gun Wook serta tambah shock melihat ibunya keluar dari mobil yang sama. Ny. Shin minta Gun wook pergi dan Gun Wook nyengir kecil ke arah Tae Ra dan dibalas lo!

Beberapa teman Ny Shin terpesona dengan Gun Wook dan mengira itu Tae sung. Gun Wook cuek membenarkan dan memberi salam, tante2 itu semakin terpesona.

Gun wook mau pergi, tapi ada 2 anak tuna rungu yang mendekati Ny. Shin dan Tae Ra, keduanya menanyakan sesuatu dengan bahasa isyarat, tapi Ny. Shin tidak mengerti. Gun Wook mendekati mereka dan menjawab pertanyaan mereka dengan bahasa isyarat juga. Mereka tanya dimana toilet. Tae Ra terpesona, kau bisa bahasa isyarat? dimana kau belajar? Gun Wook menjawab dia belajar sudah lama sekali dari ayahnya. Gun Wook pergi dan Tae Ra memandangnya dengan perasaan campur aduk.

Tae Sung mencoba kerja tapi bosan setengah mati. Tae Sung masih belum bisa melupakan kejadian Gun Wook dan Jae in yang ciuman kemarin. Detektif Gwak menemuinya dan Tae Sung mengatakan kalau ia punya informasi kampung anak itu, yaitu di Mi Rang.

Detektif Gwak langsung pergi. Tae Sung dipanggil ayahnya dan Tuan Hong memarahinya karena tidak mengurus masalah perusahaan, Tae Sung juga sepertinya tidak tahu kalau ada masalah. Ayahnya minta Tae Sung bisa lebih tanggung jawab lagi dan bla..bla..bla..Tae sung entah dengar atau tidak...

Tae Sung bertemu sekretaris Tuan Hong dan ia ingin memastikan apa memang Tuan Kim memberikan informasi pada Gun Wook soal anak itu tapi Ny. Shin memotongnya, mengapa kau ingin tahu?

Tae Sung tanya apa Ny. Shin ingat anak itu. Ny. Shin menjawab tidak. Tae Sung berkata, kau seharusnya mulai cemas jangan2 kau kena dimensia/ pikun, kau juga akan melupakanku. Bwa ..

Gun wook tiba di rumah lamanya dan melihat kondisinya yang sudah tidak terawat, ia ingat ayah dan ibu angkatnya yang baik dan sayang padanya. Gun Wook melihat sandal plastik biru dan ia ingat ibunya mencuci sandal itu sambil tersenyum padanya. Gun Wook berlutut mengambil sandal itu, Omma...(oh suara Kim Nam Gil.....), dia bahkan membalas isyarat ayahnya : Ayah, aku merindukanmu.


Ny. Shin memanggil Sekretaris Kim. Pak Kim, bukankah kau berkata kalau anak itu sudah mati? Pak Kim menjawab, benar, tapi jazadnya tidak pernah ditemukan. Ny. Shin heran, bagaimana polisi itu bisa memeriksa anak itu, cari tahu apa yang membuat polisi itu memeriksa anak ini. sekretaris Kim mengerti dan pergi.

Ny. Shin membuka majalah di depannya dan meremasnya dan memberantakkan mejanya, ia gusar dan berdiri gelisah. (interesting fact)

Jae in masuk ke kantor Tae Sung, mengamati papan namanya, direktur Hong Tae Sung. Tae Sung masuk dan Jae in berkata ia mengirimkan undangan pembukaan gallery. Tae Sung mencoba menjelaskan sesuatu tapi Jae in pergi dia tidak mau dengar, dia masih marah soal topeng itu.

Gun Wook duduk di bekas rumah lamanya dan seorang tetangga lama datang, siapa itu? Gun Wook berdiri dan berkata dia hanya lewat dan tertarik dengan tempat ini. Tetangganya tanya apa kau dari seoul, kau mau beli tempat ini? Gun Wook berkata ya mungkin ia akan membelinya. Tetangganya berkata rumah ini dulu milik sepasang suami istri, suaminya tuna rungu keduanya sudah meninggal, mereka punya anak tapi tidak pernah pulang dalam 20 th ini.

Anaknya tidak pernah datang menjenguk makam orang tuanya. Gun Wook terperanjat dan menahan emosinya, makam? Bapak itu membenarkan, karena kasihan, petugas desa mengurus dan mengubur keduanya dengan upacara yang layak, meskipun anaknya tidak pernah muncul, tapi makam itu tetap terawat, karena selalu bersih. Ada yang selalu datang berkunjung. Wow..that's new, bahkan Gun Wook juga kaget, siapa? Bapak itu tidak tahu, mereka bilang pria yang cukup tua, dan pasti bukan anaknya.

Gun Wook akhirnya mendatangi makam orang tuanya, dia ingat kata2 Bapak itu, makam itu makam tunggal, karena mereka suami istri, jadi dikuburkan bersama. Ada rangkaian bunga di depan makam itu. Gun Wook membawa sebotol soju dan dengan penuh perasaan menuangkan sojunya sebagai sajian curahan, really fantastic, suasananya, wow..Gun Wook sampai terbatuk2 menahan tangis, dadanya sesak sekali, dan ia dua kali tidak sanggup minum sojunya...semuanya ini dengan suara hati Gun Wook sebagai latar belakang :



Gun Wook : "Disini terbaring dua orang yang tidak diingat. Mereka yang dihapus dari ingatan terbaring disini, di kematian..sementara mereka yang mendorong ke kematian justru hidup dengan tenang. Mereka sudah lupa, satu keputusan yang kejam. Mereka tidak tahu..apa akhir hidup mereka. Aku akan membuat mereka mengerti berapapun harganya. Tuhan mungkin ada di pihak mereka dan iblis di pihakku, jika aku bisa mengambil segalanya dari mereka aku akan memilih jalan iblis." (oh stop it Gun Wook before it's too late, revenge will always lead you onto the valley of death...)


Semua itu dengan kilasan adegan, dari kehidupan orang tuanya yang sederhana dan mencintainya, Ny. Shin yang tertawa dengan koleganya, Tuan Hong yang sedang main golf, Mo Ne yang belanja tanpa rasa tertarik dan hanya pemborosan saja, Tae Ra yang menikmati spa, Tae sung yang makan steak dan meludahkannya karena tidak puas, semua itu menari di benak Gun Wook dan membuatnya pedih.

Gun Wook menuju mobilnya dan pergi, tidak sadar kalau mobil kedua detektif itu ada di persimpangan. Detektif Gwak melihatnya, hei..itu Shim Gun Wook. Dan detektif itu semakin curiga.
Tae Sung mengikuti Jae in, hei! hei! Jae in cuek dan terus jalan. Tae Sung tidak minta maaf tapi justru tanya, apa yang harus kulakukan, mengelem topeng itu kembali?

Jae In menyindir pasti enak jadi Hong Tae Sung yang bisa melakukan apa saja yang diinginkannya. Tae Sung marah dan mengancam Jae in, awas kau, jaga mulutmu! Jae in pergi.

Tae sung mengikutinya dan bahkan ketika Jae in naik bis dia naik mobil mengikuti bis itu. Ketika bis itu berhenti, Tae Sung naik dan akan membayar dengan lembaran uang yang besar nilainya. Supir bis melihatnya dan berpikir Tae sung gila. Tae Sung tidak mengerti dan akhirnya Jae in yang menggesekkan kartunya dan membayar ongkos bis Tae Sung.

Tae sung duduk dan beberapa saat kemudian ia berkata pada Jae in kalau ia lapar, Jae in cuek. Tae sung lalu teriak dan mengajak kencan Jae in sampai seluruh bus dengar. Jae in tersenyum geli, Tae Sung senang karena merasa kemarahan Jae in sudah reda.

Keduanya pergi ke restaurant dan ternyata Ny. Shin juga disitu. Jae in ke toilet sehingga tidak bertemu Ny. Shin tapi saat kembali ke meja ia mendengar percakapan Tae Sung dengan Ny. Shin, intinya Ny. Shin tidak suka semua gadis yang dikencani Tae sung dan melarangnya membawa gadis itu ke rumah. Ny. Shin pergi.


Jae in mendengar semuanya dan kembali ke meja pura2 tidak terjadi apa-apa. Tae Sung lantas tanya mengapa kau seperti itu, Jae in menjawab karena ia lapar. Tae Sung percaya saja dan dengan ragu tanya bagaimana sebenarnya hubunganmu dengan Gun Wook. Jae in menjawab mereka hanya teman.

Sementara itu Gun Wook menerima informasi dari informan-nya kalau Tae Ra mulai berperan dalam Haeshin Grup. Gun Wook mulai mengarah pada Tae Ra.

Tae sung menugaskan Gun Wook untuk mengatasi masalah pencurian dalam proyek pembangunan. Dan Gun Wook berhasil menemukan orang2 dibalik pencurian itu hanya dalam waktu sehari (hebat banget.)

Mo Ne mengatur makan siang bertiga antara Tae Ra, dirinya dan Gun Wook. Makan siang aneh. Gun Wook terus saja memandang Tae Ra dengan pandangan menggoda.

Mo Ne ingin kakaknya membujuk ayahnya untuk memberikan Gun Wook jabatan di perusahaan, dia tidak ingin Gun Wook hanya jadi asisten Tae Sung. Mo Ne merasa itu tidak masalah karena ia punya rencana menikah dengan Gun Wook. Tae Ra mengingatkan adiknya kalau ayah belum memberikan ijin mengenai itu dan tanya apa Gun Wook punya rencana menikah dengan Mo ne.

Gun Wook menjawab tidak sambil dengan sengaja memegang tangan Mo ne di depan Tae Ra, dia masih terlalu muda. Tae Ra melirik gerakan tangan Gun wook.

Mo Ne pergi dan meninggalkan Gun Wook dan Tae Ra, Tae Ra langsung tanya, kau mendekati Mo Ne, lalu memanfaatkan Mo ne mendekati Tae Sung kemuadian siapa berikutnya? Aku?

Gun Wook hanya tersenyum.

Tae Ra tanya apa ini mengenai uang? Bukan untuk itu kata Gun Wook, aku punya banyak uang. Gun Wook tanya, apa yang terjadi kalau aku dekat denganmu? Tae Ra berkata aku tidak akan membiarkanmu! Gun Wook : Aku akan menunggunya.

Tae Ra marah dan meninggalkan restoran dengan terburu-buru padahal diluar hujan deras. Gun Wook mengikutinya dengan payung, ckckckc, aku akan menunggu mobil bersamamu. Tae Ra mencoba menghindari Gun Wook, sampai hampir ke jalan. Gun Wook menariknya ke samping dalam pelukannya.

Tae Ra : Jangan mendekat lagi.
Gun Wook : Apa kau takut?
Tae Ra : Apa kau berkata kau akan melakukannya?

Gun Wook menahan dirinya dan berkata pada Tae Ra, jangan berdiri kehujanan seperti ini, sopirnya menepi dan Tae Ra masuk mobil, Gun Wook melihat Tae Ra pergi dan suasana masih tegang...

0 comments:

Post a Comment