HP Mae Ri berbunyi dan dia kebingungan karena itu telfon dari Jung In, "Apa yang harus kulakukan?" Moo Kyul menjawab, "Angkatlah." Mae Ri terlihar ragu mengangkat telfon itu dan Moo Kyul menawarkan diri untuk mengangkat telfon itu, "Haruskah aku mengangkat telfon itu?" Mae Ri menggeleng cepat dan tersenyum, "Tidak perlu. Aku yang akan mengangkatnya." Mae Ri pun mengangkat telfon dan berbicara dengan Jung In, "Oh kau dimana? Apa? Di depan rumah Moo Kyul?"

Seo Joon menatap Jung In tidak percaya, "Jadi tunanganmu itu Mae R?" Jung In menjawab, "Aku berniat mengumumkan hal ini setelah acara pertunangan." Seo Joon tertawa kesal, "Kau sama saja dengan mereka! Kenapa kau tidak mengatakan apapun?" Jung In menjawab, "Ada alasan mengapa aku diam saja." Jung In bertanya, "Kenapa semua laki-laki selalu memiliki banyak alasan?"

Dari jauh terlihat Mae Ri dan Moo Kyul yang berjalan bersama sambil bergandengan tangan. Seo Joon tentu kesal melihat itu dan dia langsung memilih untuk pergi.

Teman-teman Moo Kyul datang sambil berlari dan membawa kunci borgol itu, "Ah Moo Kyul kau sudah lama menunggu ya? Ini dia kuncinya." Teman-teman Moo Kyul menyadari kehadiran Jung In dan mereka semua langsung terdiam. Jung In menatap Moo Kyul dan berkata, "Apakah kalian pikir ini adalah saat yang tepat?" Moo Kyul tidak mempedulikan itu dan berkata pada teman-temannya, "Bukakan ini dulu." Jung In merebut kunci borgol itu dan melepaskan borgol di tangan Mae Ri lalu berkata, "Kita akan telat. Ayo pergi." Mae Ri dengan cepat berkata, "Tidak. Aku tidak ingin pergi." Jung In terdiam mendengar itu.

Jung In menarik tangan Mae Ri dan mengajaknya segera pergi. Moo Kyul langsung membentak Jung In, "Bukankah dia sudah mengatakan bahwa dia tidak ingin pergi?" Jung In pun berhenti berjalan. Mae Ri melepaskan tangannya yang di genggam Jung In dan berkata, "Aku tidak akan pergi ke acara pertunangan itu. Aku tidak bisa bertunangan denganmu..." Jung In langsung berbalik dan menatap Moo Kyul dengan tajam.



Mereka bertiga pun masuk kedalam rumah Moo Kyul dan membicarakan hal ini. Mae Ri berkata, "Maafkan aku tapi aku tidak bisa berbohong pada diriku sendiri dan pada orang lain. Aku ingin berkata jujur. Selain itu, aku tidak bisa bertunangan denganmu karena aku tidak memiliki perasaan apapun padamu." Jung In menatap Mae Ri marah, "Pertunangan itu sebuah awal dan sekarang kau...." Mae Ri menunduk , "Aku tau ini terlalu mendadak" Mae Ri terlihat gugup mengatakan yang sebenarnya dan Moo Kyul pun mengenggam tangannya untuk memberi dukungan. Mae Ri menatap Moo Kyul lalu berkata pada Jung In, "Tapi aku ingin mengakhiri hubungan ini."

Jung In terdiam lalu berkata, "Mae Ri jika itu yang kau rasakan maka aku akan membatalkan pertunangan ini. Tapi aku ingin menanyakan sesuatu padamu, Apa rencanamu selanjutnya untuk masa depanmu?" Moo Kyul yang menjawab, "Itu adalah urusanku dan Mae Ri. Kau tidak berhak ikut campur." Jung In berkata, "Tidak. Tentu aku berhak ikut campur karena Wi Mae Ri tetap Istriku dalam catatan hukum. Aku pikir hanya ada 1 hal agar orang tua kita tidak curiga, kita harus tetap menjalankan kontrak 100 hari itu. Ayahmu adalah yang terpenting untukmu. Dan karirku juga adalah yang terpenting bagiku. Masih ada sisa waktu sebulan lebih jadi aku akan berusaha menyelesaikan masalah drama ini." Mae Ri dan Moo Kyul sama-sama terdiam.

Mae Ri berkata, "Jung In...." Jung In memotong pembicaraan, "Wo Mae Ri bukankah dulu kau pernah bertanya, Diantara kesetiaan, cinta dan mimpi, apa yang paling penting? Aku rasa ini saatnya kau menunjukan kesetiaanmu." Moo Kyul dan Mae Ri sama-sama terdiam kembali.

Jung In pergi keluar dari rumah Moo Kyul dan dia terlihat cukup kecewa dengan keputusan yang diambil oleh Mae Ri.

Sementara itu Ayah Mae Ri dan Tuan Jung maish terus menunggu Jung In dan Mae Ri. Ayah Mae Ri mencoba menghubungi keduanya namun tetap tidak bisa dihubungi. Ayah Mae Ri bertanya-tanya, "Apa sesuatu telah terjadi? Suatu kecelakaan?" Tuan Jung berkomentar, "Kita tunggu saja sebentar lagi." Jung In masuk kedalam ruangan dan Ayah Mae Ri langsung menghampirinya dan bertanya banyak hal, "Oh menantu Jung In kau sudah datang. Tapi mengapa kau datang sendiri? Dimana Mae Ri?" Jung In menjawab, "Kami memutuskan untuk menunda pertunangan ini." Tuan Jung tentu langsung sangat marah mendengarnya, "Apa-apaan ini? Kau pikir pertunangan itu bagian dari sebuah permainan? Kau pikir jika kau mengatakan akan membatalkan ini maka kami akan melakukannya begitu saja?"

Tuan Jung mulai merasa sesak dan Ayah Mae Ri menenangkannya,Jaga emosimu. Ingat penyakitmu." Jung In ikut khawatir melihat Ayahnya yang eperti itu. Ayah Mae Ri bertanya pada Jung In, "Jung In apakah ada sesuatu yang kau tidak suka dari Mae Ri? Jika ada maka katakanlah. Aku akan mengurus masalah itu sebelum pernikahan ini diadakan." Jung In menjawab, "Bukan seperti itu. Sepanjang hari ini Mae Ri terus menangis saat datang ke pemakaman Ibunya. Dia merasa lemah. Itulah sebabnya aku memilih menunda pertunangan ini." Ayah Mae Ri bergumam, "Kenapa menangis di hari yang membahagiakan ini?" Ayah Mae Ri dengan cepat meninggalkan tempat pertunangan itu. Tuan Jung menatap Jung In dan berkata, "Dasar brengsek..." Tuan Jung sempat akan terjatuh dan Jung In langsung menahannya. Namun kemudian Tuan Jung melepaskan tangan Jung In dan berjalan pergi.

Ayah Mae Ri pulang ke rumah dan langsung menemui Mae Ri, "Kau pikir ini adalah sebuah permainan hah?" Mae Ri menjawab, "Maafkan aku Ayah. Tapi aku tidak ingin menikah tanpa cinta," Ayah Mae Ri berkata, "Sekarang katakan dengan jujur padaku. Apakah karena laki-laki brengsek itu maka kau tidak ingin bertunangan? Dan aku tidak akan memaafkanmu jika kau pergi bersama laki-laki brengsek itu." Mae Ri berkata, "Ayah kau salah paham. Moo Kyul bukan laki-laki seperti itu." Ayah Mae Ri berkata, "Seriuslah, dia itu laki-laki buruk." Mae Ri bergumam, "Ayah..."

Ayah Mae Ri berkata, "Mae Ri kau kan tau bahwa Ibumu meninggal saat dia masih muda karena beetemu dengan laki-laki sepertiku. Mae Ri tolong mengerti apa yang aku rasakan... Aku selalu merasa terbebani setiap aku mengingat bahwa aku tidak bisa memberi hidup yang baik untuknya. Itulah sebabnya aku sungguh berharap kau bertemu dengan pria yang baik. Tapi mengapa kau tidak mengerti semua ini?"



HP Mae Ri berbunyi dan Ayah Mae Ri langsung berkata, "Apakah itu si pria brengsek? Berikan telfon itu padaku!" Mae Ri terus mengelak dan bilang bahwa yang menelfon itu bukan Moo Kyul, "Ini bukan dia Ayah!" Ayah Mae Ri merebut HP Mae Ri dan mengangkat telfon dari Moo Kyul itu, "Hallo!Dengarkan ini, Aku tidak suka kau pergi bersama Mae Ri-ku ini. Dan lebih baik kau tidak usah menghubunginya atau menemuinya kembali!!" Ayah Mae Ri menutup telfon lalu memarahi Mae Ri, "Kau dilarang menelfon atau pun keluar dari rumah mulai sekarang ini. Kau mengerti?" Ayah Mae Ri mengambil HP Mae Ri untuk di sita dan dia pun keluar dari kamar Mae Ri. Mae Ri berusaha memanggil Ayahnya namun Ayahnya tidak ingin mendengarkan penjelasan Mae Ri.

Dokter datang ke rumah Tuan Jung dan memeriksa keadaan Tuan Jung. Dokter itu berkomentar, "Kau perlu keadaan yang tenang dan sunyi agar dapat segera pulih." Lalu dokter itu pun pergi dari kamar Tuan Jung di temani oleh Pengurus Rumah.

Tuan Jung tiba-tiba berkata pada Jung In, "Berhentilah membuang-buang waktumu, mari akhiri semua ini. Melihat hal ini dan menunggu 1 bulan lagi... sebaiknya kau menyerah saja." Jung In dengan cepat berkata, "Tidak Ayah. Awalnya aku menerima pernikahan ini karena permintaanmu. Tapi sekarang... Aku, diriku yang menginginkan pernikahan ini." Tuan Jung terkejut mendengar ini, "Apa yang kau maksudkan?" Jung In menjawab, "Aku ingin Wi Mae Ri... menjadi istriku. Aku benar-benar ingin menikahinya sekarang."

Jung In pulang ke rumahnya dan menatap rumahnya yang sepi. Di waktu yang sama juga Seo Joon sedang duduk di apartemennya dan merenungkan sesuatu sambil menatap kalung pick gitar yang dulu di berikan oleh Moo Kyul.

Ibu Moo Kyul sedang menatap cermin sambil memakai topi dan dia bertanya pada Moo Kyul, "Moo Kyul, jika aku menggunakan topi ini di bukit Montmartre, apakah orang-orang tidak akan salah mengira bahwa aku ini artis? Ah aku hampir lupa sesuatu!" Ibu Moo Kyul mengambil tasnya dan mulai berjalan seperti seorang model, "Hey Kang Moo Kyul, aku akan segera pergi dalam waktu 10 hari, Apakah kau akan terus seperti ini?" Moo Kyul tidak menjawabnya dan memilih untuk membuat pesawat kertas. Ibu Moo Kyul melihat pesawat kertas itu dan berkata, "Ah pesawat kertas. Kau selalu melemparkan pesawat kertas ini ke jendela untuk bertemu denganku, ya kau melakukannya saat kau merindukan aku."

Moo Kyul bertanya, "Apa kau begitu menantikan kepergianmu ke Paris?" Ibu Moo Kyul menjawab, "Tentu saja. Aku sangat senang~" HP Ibu Moo Kyul berbunyi dan dia dengan sangat bersemangat langsung mengangkat Hnya dan pergi keluar rumah Moo Kyul, "Hallo sayang! Kenapa kau baru menelfonku sekarang? Aku sudah menunggumu beratus-ratus tahun." Moo Kyul hanya terdiam dan terlihat kesal.



Moo Kyul pergi keluar rumah dan dia mengingat saat dia masih kecil. Dulu saat dia masih kecil, Moo Kyul sering membuat pesawat kertas dan melemparkannya ke jendela rumah Ibu Moo Kyul. Pada saat itu Ibu Moo Kyul memiliki pacar dan pacarnya sering mengomel karena ada banyak pesawat kertas yang mengotori jendela, Ibu Moo Kyul selalu menyuruh pacarnya masuk kedalam rumah sementara dia akan membersihkan pesawat kertas itu. Saat pacar Ibu Moo Kyul masuk kedalam rumah maka Ibu Moo Kyul langsung memanggil Moo Kyul yang bersembunyi di dekat sebuah mobil, "Moo Kyul... Moo Kyul... Pergilah. Cepat pulang ke rumah, mengerti?" Ibu Moo Kyul masuk kedalam rumah dan Moo Kyul pun berjalan pulang dengan lesu.

Mae Ri belum tidur juga hingga larut malam karena dia mengingat kejadian saat Jung In menciumnya dan juga saat Moo Kyul menciumnya. Memikirkan hal itu membuat Mae Ri kembali kebingungan. Saat sedang terdiam, Mae Ri mendengar ada sesuatu yang menabrak jendela kamarnya. Mae Ri membuka jendela kamarnya dan melihat ada pesawat kertas yang masuk kedalam kamarnya. Mae Ri melihat ke bawah dan ternyata Moo Kyul lah yang melempari pesawat kertas itu. Mae Ri senang melihat Moo Kyul dan dia memberi tahu Moo Kyul bahwa dia tidak memiliki HP lagi dengan bahasa isyarat, "Moo Kyul ah... Aku tidak memiliki HP Lagi, Ayahku mengambilnya. Dan Ayahku kini sedang tidur di luar." Moo Kyul hanya tersenyum. Mae Ri berkata kembali dengan menggunakan bahasa isyarat, "Apakah kau tidak kedinginan? Aku merindukanmu!" Moo Kyul balas berkata, "Aku juga!"

Mae Ri diam-diam keluar dari kamarnya dan dia terkejut melihat Ayahnya yang sengaja tertidur di dekat pintu agar Mae Ri tidak bisa keluar. Mae Ri kasihan melihat Ayahnya yang kedinginan tidur di lantai makanya dia pun membawakan bantal dan selimut untuk Ayahnya. Mae Ri mencium pipi Ayahnya dan berkata, "Maafkan aku Ayah. Aku akan segera kembali. Ok?" Mae Ri pun kemudian diam-diam berjalan keluar drai rumah.



Moo Kyul dan Mae Ri akhirnya berjalan bersama-sama di jembatan sungai Han. Mae Ri lalu berteriak kencang di pinggir jembatan, "Akhirnya selesai!!!" Moo Kyul bertanya, "Kenapa kau mengatakan begitu?" Mae Ri menjawab, "Karena akhirnya aku jatuh cinta padamu." Moo Kyul tersenyum dan ikut berteriak, "Ahh... Akhirnya selesai juga!" Mae Ri tersenyum mendengar itu. Moo Kyul lalu bertanya, "Ahh... disini begitu dingin! Kenapa kau tiba-tiba ingin datang ke jembatan sungai Han ini?" Mae Ri menjawab, "Aku selalu mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku akan datang kesini bersama pacarku jika aku memiliki pacar. Bulan yang di lihat dari sini pun sangat cantik." Moo Kyul berkomentar, "Oh jadi itu sebabnya."

Moo Kyul menatap bulan yang bersinar lalu berkomentar, "Ah bulan musim semi akan segera datang." Mae Ri bertanya, "Apa yang akan terjadi pada kita jika bulan ini terus berganti?" Moo Kyul menatap Mae Ri dan menjawab, "Jangan khawatir. Aku akan melakukan yang terbaik." Mae Ri menatap Moo Kyul dan bertanya, "Apa kau serius?" Moo Kyul mengangguk sambil tersenyum. Mae Ri bersandar di sisi Moo Kyul dan berkata, "Ayah, Jung In, Tuan Jung, Seo Joon... dari awal kita sudah membuat banyak orang tersakiti, Jadi lebih baik jika kita melakukan yang terbaik." Moo Kyul tersenyum di sisi Mae Ri. Mae ri lalu berkata, "Aku ingin pegri melihat pantai." Moo Kyul menatap Mae Ri dan bertanya, "Haruskah kita pergi?" Mae Ri balik bertanya, "Sekarang?" Moo Kyul menjawab, "Yeah sekarang." Mae Ri dengan semangat menjawab, "Ya ayo pergi!!!"

Mae Ri dan Moo Kyul pun pergi ke pantai dengan menggunakan mobil Moo Kyul. Mae Ri mengeluh, "Huh berapa banyak orang yang tidak memiliki GPS jaman sekarang ini?" Moo Kyul menjawab, "Aku sangat benci saat orang lain mengatakan jalan mana yang harus di lalui saat aku sedang menyetir." Mae Ri berkomentar, "Dasar tempramental!"Mae Ri menatap peta dan berkata, "Mae Ri kita lihat pantai yang terdekat dari sini. Ah lurus saja." Moo Kyul berkomentar, "Aku tau tanpa melihat peta juga." Mae Ri tersenyum dan berkata, "Ya ya aku mengerti..."

Mae Ri lalu berkata, "Ahhh aku sungguh menantikan ini. Ini sudah sangat lama sejak terakhir kali aku melihat matahari terbit di laut." Moo Kyul berkomentar, "Tapi kita hanya akan pergi sesaat dan kembali lagi karena ayahmu akan sangat khawatir." Mae Ri berkata, "Baiklah."

Ayah Mae Ri terbangun saat ada yang datang ke rumah dan mengetuk-ngetuk pintu, "Siapa itu?" Jung In menjawab, "Ayah mertua ini aku, Jung In." Ayah Mae Ri pun langsung membukakan pintu untuk Jung In, "Oh Jung In... Masuklah. Tapi apa yang membawamu kemari begitu pagi? Apa sesuatu terjadi? Ah lihatlah betapa kurusnya wajahmu, Apakah kau tidak tertidur semalaman?" Jung In menjawab, "Ah aku hanya ingin mengajak Mae Ri pegri ke Botanical Garden." Ayah Mae Ri berkata, "Ah baiklah. Ajak dia pergi santai jadi kalian berdua bisa saling berbicara." Jung In menjawab, "Ya Ayah mertua."

Ayah Mae Ri berjalan menuju kamar Mae Ri untuk membangunkan Mae Ri, "Mae Ri cepat bangun! Ada Jung In disini." Ayah Mae Ri membuka kamar Mae Ri dan sangat kaget saat melihat tidak ada Mae Ri di dalam kamarnya. Ayah Mae Ri pun langsung mengatakan hal ini pada Jung In, "Kemana Mae Ri pergi? Mae Ri menghilang Jung In!!" Jung In ikut kaget mendengar itu.

Mae Ri menatap langit dan berkata, "Oh sepertinya matahari sudah mulai terbit." Moo Kyul berkomentar, "Kau benar, Apakah kita terlambat?" Mae Ri berkata, "Huh padahal kita sudah mendekati laut, sungguh menyedihkan." Moo Kyul menatap langit dan ikut berkomentar, "Kita sudah hampir dekat dengan laut, Jadi bagaimana bisa kita melewati matahari terbit ini?" Mae Ri melihat pada peta berkata, "Ah apa ini?" Moo Kyul ikut melihat peta dan mereka bersama-sama berkata, "Ah laut di barat!!"

Moo Kyul langsung berkata, "Ah tapi... Apa yang akan kita lakukan jika kita pergi ke laut barat untuk melihat matahari terbit?" Mae Ri berkata, "Aku lupa. Aku hanya memikirkan tempat yang dekat karena kita tidak memiliki banyak wkatu. Huh dasar kau bodoh!" Moo Kyul langsung protes, "Hey siapa yang mengatakan padaku untuk jalan lurus terus?" Mae Ri salah tingkah mendengar hal itu, "Ah tapi.... Aku hanya melihat peta. Kau lah yang mengemudi." Moo Kyul berkomentar, "Hey jika aku melakukan kesalahan maka seharusnya kau mengoreksinya. Kita perlu saling mengingatkan satu sama lainnya." Mae Ri terdiam mendengar kata-kata itu.

Mae Ri menatap keluar jendela dan berkata, "Huh kita tidak bisa melihat matahari terbit padahal sudah sejauh ini. Aku akan mendapatkan omelan dari Ayahku. Ayo pulang saja." Moo Kyul tentu sangat kaget mendengar itu, "Huh? Pulang? Kau ingin kita kembali setelah kita pergi sejauh ini?" Mae Ri memberikan alasannya pada Moo Kyul, "Aku takut Ayahku akan khawatir." Moo Kyul terlihat kesal, "Semua yang kau khawatirkan adalah Ayahmu... Baiklah aku mengerti, kita pulang."

Moo Kyul memutarkan arah mobil dan tiba-tiba saja mobilnya itu mogok. Mae Ri panik, "Kenapa ini? Apa rusak kembali?" Moo Kyul menjawab, "Sudah lama aku tidak menggunakannya." Moo Kyul turun dari mobil untuk melihat mesin sementara Mae Ri hanya cemberut.

Ayah Mae Ri benar-benar khawatir dengan kepergian Mae Ri, "Kemana dia pergi? Apakah mungkin dia bertemu laki-laki itu? Aku tidak akan memaafkan mereka kali ini... Ah benar-benar...." Ayah Mae Ri pun langsung mengeluarkan HP mencoba menelfon, sementara itu Jung In hanya duduk terdiam melihat Ayah Mae Ri.

Mobil Moo Kyul terpaksa masuk bengkel dan Mae Ri pun menelfon So Ra untuk meminta bantuan, "So Ra... Kami dalam perjalanan melihat matahari terbit namun ada beberapa masalah jadi kumohon kau membantu aku untuk menjelaskannya pada Ayahku. Ah aku benar-benar berterima kasih padamu." Mae Ri menutup HPnya dan Moo Kyul datang menghampiri Mae Ri, "Berapa lama kau akan terus mendengarkan kata-kata Ayahmu itu?" Mae Ri baik bertanya, "Apa yang kau bicarakan?" Moo Kyul menjawab, "Well kita sudah berpacaran, jadi mengapa kita perlu izin Ayahmu lagi? Lagi pula sepertinya Ayahmu tidak akan memberikan izin pada kita. Jadi untuk apa?" Mae Ri kesal mendengar itu, "Jadi kau tidak ingin bertemu Ayahku?" Moo Kyul menjawab, "Ayahmu terlihat sangat keras kepala." Mae Ri semakin kesal, "Well ibumu lebih keras kepala dari Ayahku! Selalu saja meminta uang." Moo Kyul berkata, "Sudah hentikan. Lupakan pembicaraan ini." Mae Ri menunduk dan bergumam pelan, "Kau lah yang pertama membicarakan Ayahku...."

HP Mae Ri berbunyi dan Moo Kyul bertanya, "Siapa itu?" Mae Ri memperlihatkan layar HPnya yang menunjukan bahwa itu telfon dari Jung In. Mae Ri mengangkat telfon dan Jung In langsung bertanya, "Dimana kau? Bisa kita bertemu? Ada sesuatu yang perlu di bicarakan denganmu." Mae Ri menjawab, "Tidak ada yang perlu di bicarakan lagi." Jung In berkata, "Apa disana ada Kang Moo Kyul? Aku tidak keberatan jika kita bertiga bertemu." Moo Kyul merebut HP Mae Ri dan berkata pada Jung In, "Jangan pernah menghubungi Mae Ri lagi!"

Jung In kebingungan menyelesaikan masalah antara dia dan Mae Ri juga dengan Moo Kyul. HPnya berbunyi dan itu telfon dari Seo Joon. Jung In bertanya, "Apa kau tidur nyenyak?" Seo Joon menjawab, "Tidak. Bahkan aku tidak tidur. Kau ada dimana? Ayo bertemu. Aku merasa penat."

Akhirnya Jung In pun mengajak Seo Joon ke perpustakaan. Seo Joon berklomentar, "Hey aku memerlukan udara segar tapi kau membawaku ke perpustakaan?" Jung In berkomentar, "Tempat ini seperti Botanical garden." Seo Joon berkata, "Aku pikir begitu juga. Buku ini berasal dari pohon kan." Jung In tersenyum mendnegar komentar Seo Joon itu.

Seo Joon melihat sebuah buku dan Jung In datang menghampirinya, "Salah satu buku favoritemu?" Seo Joon menjawab, "Aku membaca buku ini karena Moo Kyul." Jung In melihat buku itu dan dia ingat bahwa itu salah satu buku yang pernah di lihat oleh Mae Ri juga. Seo Joon melihat Jung In yang melamun dan dia pun bertanya, "Apa yang kau pikirkan?" Jung In tersenyum dan menjawab, "Tidak ada apa-apa. Ayo pergi." Seo Joon bertanya, "Secepat ini?" Jung In menjawab, "Bukankah kau bilang ini adalah botanical garden yang hanya di penuhi pohon mati?" Seo Joon tersneyum mendengar itu.

Mae Ri dan Moo Kyul sama-sama tertidur di ruang tunggu bengkel dan mereka terbangun setelah salag seorang karyawan bengkel memberi tahu bahwa mobil Moo Kyul telah selesai di perbaiki. Mae Ri bertanya, "Kau baik-baik saja?" Moo Kyul menjawab, "Ya. Bagaimana dengan kau?" Mae Ri balas menjawab, "Aku baik-baik saja." Mereka berdua terdiam dan mae Ri pun memulai pembicaraan, "Hmm maaf." Moo Kyul menatap Mae Ri dengan kebingungan, "Untuk apa?" Mae Ri menjawab, "Aku terlalu sensitif tadi." Moo Kyul balas berkata, "Aku juga sama. Maaf."

Mae Ri tersenyum menatap Moo Kyul dan berkata, "Kita pasti terlalu lelah." Moo Kyul menjawab, "Benar. Tapi kita sekarang sudah membaik kan? Ah sayang sekali nanti aku akan sulit melihat mu setelah kita kembali karena kau dilarang untuk pergi keluar." Mae Ri tersenyum dan berkomentar, "Aku tau. Aku mengkhawatirkan hal itu." Moo Kyul lalu berkata, "Kenapa kita tidak mencoba untuk bertemu dengan Ayahmu?" Mae Ri kaget mendengar itu, "Benarkah?" Moo Kyul tersenyum dan mengangguk, "Yeah. Bagaimana jika kita membicarakan itu sambil jalan-jalan menghirup udara segar?" Mae Ri tentu sangat senang, "Ya setuju!!" Moo Kyul bertanya, "Hmm kemana kita sebaiknya pergi?" Mae Ri sangat excited dengan hal ini dan langsung berdiri untuk melihat peta.

Moo Kyul menelfpon teman bandnya dan bertanya mengenai tempat yang bagus, "Hyung ini aku. Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan. Dimana tempat saat di adakan festival rock tahun lalu?"

Ayah Mae Ri berusaha mengorek informasi mengenai keberadaan Mae Ri dari Ji Hye dan juga So Ra, "Jadi mereka pergi ke pantai untuk melihat matahari terbit?" So Ra dengan takut-takut pun menjawab, "Ya..." Ji Hye berkata, "Tapi ada sangat banyak pantai di daerah barat, jadi bagaimana caranya kita menemukan mereka?" Ayah Mae Ri terlihat marah, "Lalu apa yang harus kulakukan? Haruskah aku hanya duduk di rumah dan menunggu, sementara Anakku sedang pergi dengan laki-laki itu? Kalian lah yang memberikan ide untuk pernikahan palsu itu jadi kalian harus bertanggung jawab mencari Mae Ri sekarang!!" Ji Hye hanya mengeluh pelan, "Huh benar-benar ini..."

Ayah Mae Ri mencoba menelfon Moo Kyul namun ternyata HP Moo Kyul mati dan Ayah Mae Ri pun semakin mengumpat kesal, "HP Bocah itu mati. Lihat saja aku akan menemukan bocah sial itu! Aku akan menemukannya!" So Ra bertanya pada Ji Hye, "Apa yang harus kita lakukan sekarang ini?" Ji Hye menjawab, "Hmm Ayah Mae Ri, sebaiknya kita mencoba menghubungi Teman Moo Kyul." Ayah Mae Ri setuju, "Ya benar. Cepatlah telfon."

Ji Hye membuka HPnya dan menghubungi teman Moo Kyul, So Ra berusaha menutupi HP Ji Hye namun Ayah Mae Ri langsung memarahinya. Ji Hye berkata pada teman Moo Kyul, "Oppa ini aku Ji Hye" Teman Moo Kyul menjawab, "Oh Ji Hye, kemana saja kau? AKu merindukanmu." Ji Hye berkata, "Ahh jangan berkata begitu. Aku menelfonmu untuk menanyakan Moo Kyul. Apakah kau tau dimana dia sekarang?"

Mae Ri dan Moo Kyul pun mencari tempat dan Mae Ri sangat senang karena mereka berhasil menemukan tempat itu, "Wow kita menemukannya! Kita benar-benar beruntung. Kita dapat menemukan ini tanpa tersesaat dan juga tanpa GPS." Moo Kyul ikut tersenyum melihat Mae Ri yang tersenyum senang.

Mae Ri dan Moo Kyul masuk kedalam kamar yang di sewakan dan Mae Ri berkomentar, "Wow aku benar-benar seperti akan mati, Aku merasa ingin tidur." Mae Ri berbaring di lantai kamar sewa itu dan Moo Kyul ikut berbaring di sampingnya. Moo Kyul berkomentar, "Kau tidak akan menyadari jika seseorang membawa kabur kau." Moo Kyul menjulurkan lengannya agar Mae Ri bisa menjadikan lengannya itu bantalan untuk kepalanya. Moo Kyul terus menatap Mae Ri dan Mae Ri pun bertanya, "Kenapa kau menatapku seperti itu?" Moo Kyul menjawab, "Ini benar-benar luar biasa, Karena ini adalah pertama kalinya aku berbaring seperti ini bersamamu." Mae Ri tersenyum mendengar itu.

Moo Kyul mendekati Mae Ri ingin mencium Mae Ri namun Mae Ri segera mencegahnya, "Tunggu sebentar. Aku merasa malu. Ah cuaca di luar sungguh indah, ayo kita pegri keluar." Moo Kyul berkomentar, "Apanya yang indah? Di luar anginnya begitu kencang. Lebih baik kita tunggu disini saja." Mae Ri terus membujuk Moo Kyul keluar kamar, "Ah matahari sudah keluar, Ayo keluar dan lihat matahari terbit, ok? Ayolah kita keluar..." Moo Kyul menarik Moo Kyul untuk keluar kamar.



Jung In membawa Seo Joon ke pasar tradisional dan Seo Joon berkomentar, "Aku tidak menyangka bahwa kau menyukai tempat seperti ini." Jung In melamun dan mengingat saat dia datang bersama dengan Mae Ri dan Mae Ri pada saat itu berkomentar, "Aku selalu datang kemari saat aku merasa sedang down." seo Joon melihat-lihat pasar tradisonal dan berkomentar, "Aku tidak begitu menyukai tempat yang ramai." Ada kereta pembawa barang yang hampir menabrak Seo Joon dan Jung In pun langsung menarik Seo Joon, "Hati-hati."

Seo Joon dan Jung In kembali berjalan-jalan di pasar tradisonal itu. Seo Joon berkata, "Ini pertama kalinya aku datang ke tempat seperti ini." Jung In berkomentar, "Sama sepertiku saat kedatanganku yang lalu. Ah karena kita sudah tanda tangan kontrak lagi, bagaimana jika kita makan?" Seo Joon mengangguk setuju.

Jung In dan Seo Joon pun pergi ke kedai makan di pasar tradisonal itu. Seo Joon melihat Jung In yang sedang melamun dan Seo Joon pun menegur pelan, "Jung In..." Jung In tersadar dari lamunannya dan tersenyum. Bibi pemilik kedai itu melihat Seo Joon dan berkomentar, "Kau cantik sekali, Aku yakin kau akan mudah sekali jika menjadi artis." Seo Joon tersneyum mendengar komentar itu, "Hmm haruskan aku mencoba audisi?" Bibi itu menjawab, "Kau sangat cantik, aku yakin kau akan di terima. Ah apa kalian berdua adalah pasangan kekasih? Wow kalian sangat serasi sekali." Jung In dan Seo Joon hanya tersenyum mendengar komentar itu.

Seorang tamu datang ke kedai itu dan memanggil Bibi pemilik kedai. Seo Joon berkomentar, "Korea Selatan ini adalah tempat yang sangat menarik. Orang-orang dengan mudah saling menyapa dan memanggil. Bahkan dengan mudah menanyakan Berapa umur seseorang atau bertanya Apakah sudah menikah atau belum." Jung In berkata, "Awalnya aku tidak menyukai itu. Tapi aku mulai merasa nyaman." Seo Joon berkomentar, "Pada awalnya aku terlalu peduli dengan apa yang orang katakan tentang aku. Tapi kini aku merasa lebih nyaman berada di sini dengan orang-orang yang tidak mengetahui diriku. " Jung In berkata, "Itu lah sebabnya tempat ini nyaman."



Mae Ri dan Moo Kyul menikmati waktunya bersama-bersama. Moo Kyul berkata, "Bukankah ini sangat menyenangkan?" Mae Ri menjawab, "Ya. Sangat nyaman." Mae Ri menatap keluarga yang sedang berllibur juga dan dia berkomentar, "Mereka terlihat bahagia dengan orangtua mereka." Moo Kyul pun iku berkomentar, "Ya. Terlihat keluarga yang bahagia. Dan anak laki-laki itu bisa pergi ke tempat sauna bersama Ayahnya." Mae Ri tertawa mendengar itu, "Apakah kau ernah berfikir memiliki keluarga seperti itu suatu hari nanti?" Moo Kyul menjawab, "Entahlah. Aku tidak begitu memikirkan hal itu. Itu terlihat tidak nyata bagiku karena aku tidak pernah mengalaminya."

Mae Ri berkata, "Tapi bagiku... Aku selalu membayangkan keluarga yang lengkap dan bahagia. Saat aku kecil, aku selalu membayangkannya karena aku tidak memiliki Ibu dan Aku hanya memiliki Ayah. Aku berharap akan menjadi istri yang baik dan menjadi seorang Ibu suatu saat nanti." Moo Kyul tersneyum dan berkata, "Kita sangat mirip keadaannya namun aku di besarkan tanpa Ayah dan aku berfikir 'Apakah aku akan tetap memiliki keluarga yang bahagia? Apakah aku akan menjadi suami yang baik dan Ayah yang baik?'" Mae Ri bertanya, "Apakah itu yang kau pikirkan?" Moo Kyul menjawab, "Ya. Se-simple itu. Kau bisa bertemu kapanpun yang kau inginkan dan kau juga dapat berpisah kapanpun yang kau inginkan." Mae Ri berkomentar, "Jadi kau bertemu dengan mereka itu kapanpun kau ingin?" Moo Kyul menjawab, "Ya tapi itu karena semua wanita itu sama.Pada awalnya baik namun pada akhirnya mereka akan mengomel." Mae Ri tersenyum dan berkata, "Tenang saja aku tidak akan mengomel."

Moo Kyul tersenyum mendengar itu, "Benarkah? Tipe ideal musisi adalah wanita yang tidak akan mengomel." Mae Ri tertawa, "Ah ajari aku bagaimana cara bermain gitar." Moo Kyul bertanya, "Kau ingin tau cara bermain gitar?" Mae Ri menjawab, "Sebagai kekasih dari seorang rokcer maka aku juga harus mengetahui dasar bermain gitar." Moo Kyul tersenyum dan mengambil gitarnya, "Baiklah kalau begitu kita mulai berlatih chords, ok? Lihat ini, ini adalah kunci G. Ini adalah salah satu dari dasar." Mae Ri pun tersenyum senang karena akhirnya Moo Kyul mengajari dia cara bermain gitar.



Di tempat lain, Seo Joon juga sedang memegang gitar di kantornya Jung In. Seo Joon berkata, "Keluargaku selalu menginginkan aku menikah dengan lelaki sepertimu Jung In. Tapi pernikahan itu selalu ada persyaratan khusus." Jung In mengangguk dan meminum kopinya, "Ya aku mengerti." Seo Joon berkomentar, "Dan aku kini harus bertanggung jawab penuh dengan hidupku sendiri." Jung In bertanya, "Jadi kau hanya pergi berkencan untuk mencari suasana baru dari hidupmu tanpa menikah?" seo Joon mengangguk dan menjawab, "Aku dan Moo Kyul memiliki prinsip yang sama. Dia berkata bahwa pernikahan adalah sesuatu yang mengikat cinta dan aku mengatakan bahwa kami harus tetap bersama walaupun kami tidak menikah.Tapi... Aku hanya memikirkan diriku sendiri." Jung In terdiam mendengar hal itu.

Moo Kyul dan Mae Ri duduk bersama dan mereka melihat pasangan kakek dan nenek yang sedang berjalan bersama. Mae Ri berkomentar saat melihat itu, "Wow lihat itu. Itu sungguh tidak biasa namun patut untuk di kagumi." Moo Kyul menjawab, "Ya. Berapa banyak bulan yang sudah mereka lalui bersama?" Mae Ri ikut begrumam, "Ya aku juga penasaran akan hal itu. Tapi tanpa cinta mereka tidak akan seperti itu." Moo Kyul bertanya, "Apakah mereka memiliki kesetiaan?" Mae Ri menjawab, "Yeah mungkin itu karena kesetiaan." Moo Kyul berkomentar, "Ya mereka berdua saling setia." Mae Ri bersandar di bahu Moo Kyul, "Aku berharap kita juga akan saling setia dalam waktu lama seperti itu." Moo Kyul berkata, "Jika itu denganmu maka aku rasa itu menjadi mungkin."

Mae Ri bersandar di bahu Moo Kyul dan Moo Kyul berkata, "Jika kau lelah maka ayo kembali." Mae Ri menjawab, "Tidak perlu. Aku senang berada disini.Bersamamu ada disini seperti sebuah mimpi. Dan lagi aku ingin melihat sunset." Moo Kyul bertanya, "Karena kita tidak sempat melihat matahari terbit, haruskah kita melihat matahari terbenam sebelum kita pulang?" Mae Ri hanya tersenyum dan tetap bersandar di bahu Moo Kyul, "Lalu apa yang harus kulakukan pada Ayahku?" Moo Kyul menjawab, "Satu-satunya jalan adalah jujur padanya. Kita akan menjelaskan semuanya setelah kita pulang." Moo Kyul mencium kening Mae Ri dan Mae Ri tersenyum.

Mae Ri tertidur sementara Moo Kyul membaca buku. Moo Kyul emnatap Mae Ri dan mencium keningnya. Moo Kyul menguap dan berkata, "Oh aku merasa lelah. Sebaiknya aku tidur." Moo Kyul pun berbaring di samping Mae Ri dan tertidur.

Saat Moo Kyul terbangun dia langsung kaget saat melihat bahwa yang ada di sampingnya itu adalah Ayah Mae Ri. Ayah Mae Ri menatap Moo Kyul dan berkata, "Berapa kalipun kau menghubunginya, tidak akan ada yang mengangkat telfonnya." Moo Kyul melihat ke sekeliling kamar dan bertanya, "Kemana Mae Ri?" Ayah Mae Ri menjawab, "Kau pikir dia pergi kemana? Kau bahkan tidak menyadari saat ada seseorang yang datang ke kamar ini, Apakah karena begitu lelah? Aku membawa dia kerumah saat dia masih tertidur. Sekarang aku tanya padamu, Jika kau berencana melihat matahari terbenam disini, Maka bagaimana kau akan mengakhirinya? Kau sengaja membawa dia pergi agar aku tidak mengaggu kan?"

Ayah Mae Ri bangkit dari duduknya dan berkata, "Kau sebaiknya tidak perlu memikirkan bagaimana cara untuk menemui Mae Ri kembali." Ayah Mae Ri pun langsung meninggalkan kamar dan membiarkan Moo Kyul yang kebingungan.



Moo Kyul dan Mae Ri menghadap Ayah Mae Ri untuk membicarakan masalah ini. Ayah Mae Ri berkata pada Moo Kyul, "Kau menghacurkan pertunangan ini dan membuat keluarga kami kacau!Dan sekarang kau mencoba membawa kabur putriku di tengah malam?" Moo Kyul mencoba membela diri, "Kami tidak berniat kabur. Kami hanya ingin pergi melihat matahari terbit dan berencana akan kembali untuk berbicara hal ini denganmu." Mae Ri pun ikut membela Moo Kyul, "Ayah, kau juga kawin lari dengan Ibu karena Kakek tidak menyetujui hubunganmu dengan Ibu." Ayah Mae Ri menjawab, "Itu adalah rahasia keluarga. Sekarang kita perlu membicarakan hal ini dengan serius. Jadi sebaiknya kau tunggu saja di kamarmu Mae Ri."

Mae Ri bertanya, "Ayah, mengapa kau berbicara begitu formal denganku?" Ayah Mae Ri menjawab, "Aku tidak bisa berbicara informal dengan orang yang tidak nyaman bagiku." Moo Kyul terdiam dan dia ingat kata-kata Ayah Mae Ri saat dulu dan itu membuat Moo Kyul tertawa. Ayah Mae Ri tentu tidak suka dengan sikap Moo Kyul itu, "Lihatlah dia, Dia itu tidak sopan karena tertawa di depan orang tua. Aku benar-benar tidak bisa menoleransi hal ini!" Moo Kyul berhenti tertawa dan kembali serius, "Aku meminta maaf. Kumohon berikan kami izin untuk berpacaran, Ayah." Ayah Mae Ri marah, "Jangan memanggilku Ayah karena aku bukan Ayah mertuamu! Cepat keluar!!" Moo Kyul berkata, "Aku akan datang lagi lain waktu." Ayah Mae Ri kembali marah, "Kemana lagi kau akan datang hah?"

Moo Kyul pun berdiri dari duduknya berniat pergi dan dia sempat merasa sakit kaki, Mae Ri langsung menatap Ayahnya dan berkata, "Ayah kau benar-benar kejam!!" Moo Kyul berjalan pergi dan Mae Ri ingin mengikutinya dari belakang namun Ayah Mae Ri mencegahnya, "Kemana kau akan pergi hah Mae Ri?" Mae Ri menjawab, "Ayah lepaskan aku!" Ayah Mae Ri terus menahan Mae Ri, "Tidak akan aku lepaskan!!"

Mae Ri akhirnya berhasil kabur dari Ayahnya dan pergi keluar rumah untuk menemui Moo Kyul namun yang ada adalah Jung In. Jung In menghampiri Mae Ri dan berkata, "Hmm kau pulang dengan selamat." Mae Ri menatap ketus pada Jung In, "Apa yang membuatmu datang kemari?" Jung In menjawab, "Ada satu tempat yang ingin aku datangi bersamamu." Mae Ri berkomentar, "Aku tidak berniat." Jung In menunduk dan berkata, "Ayahku benar-benar sakit." Mae Ri kaget mendengar kata-kata itu.

Ayah Mae Ri berusaha mencari Mae Ri dan dia pun mendatangi rumah Moo Kyul, "Wi Mae Ri lihat saja aku akan menemukanmu! Kau pikir kau bisa pergi begitu saja demi laki-laki itu? Lihat saja aku akan menangkap kalian!" Ibu Moo Kyul berlari keluar dari rumah Moo Kyul dan dia pun tidak sengaja menabrak Ayah Mae Ri. Ayah Mae Ri berkata, "Oh kau Ibu Kang Moo Kyul!" Ibu Moo Kyul berkata, "Oh kau Ayah Merry Chistmas?" Ayah Mae Ri bertanya, "Putriku ada di dalam rumah kan?" Ibu Moo Kyul menjawab, "Tidak ada." Ayah Moo Kyul kesal dan berkata, "Huh aku tidak percaya, kau pasti berbohong. AKu harus membawa pergi putriku! Karena sebeulmnya putramu itu membawa kabur putriku!"

Ibu Moo Kyul menghalangi jalan Ayah Mae Ri dan bertanya, "Apa maksudmu hah?" Ayah Mae Ri menjawab, "Dia kabur dengan putriku semalam." Ibu Moo Kyul bukannya marah melainkan dia bangga dengan Moo Kyul, "Wow putraku luar biasa." Ayah Mae Ri kaget mendengarnya, "Apa? Kau bilang hebat?" Ibu Moo Kyul kesal dan bertanya, "Apa yang salah dengan Anakku yang berharga itu hah?" Ayah Mae Ri menjawab, "Kau sebaiknya lebih menjaga putramu itu!" Ibu Moo Kyul berkata, "Lalu bagaimana cara kau menjaga putrimu hingga dia bisa melarikan diri di tengah malam begitu?"

Ayah Moo Kyul dan Ibu Moo Kyul pun akhirnya terus saling bersiteru. Ibu Moo Kyul marah-marah dan berkata "Kau tau? Aku melahirkan Moo Kyul pada saat usiaku 17 tahun! Aku berusaha sekuat tenagaku!" Ibu Moo Kyuk mulai menangis dan Ayah Mae Ri pun berusaha menenangkannya, "Sudahlah jangan menangis. sudah sudah..."

Moo Kyul berada di dalam rumah dan dia ragu untuk menghubungi Mae Ri. Saat dia terdiam dia mendnegar ada suara tangisan dan dia pun berkata, "Loh, bukankah ini suara So Young yang menangis?"



Di luar rumah Moo Kyul, Ibu Moo Kyul sedang menangis dan Ayah Mae Ri berdiri di sampingnya, "Tolonglah lebih baik pada putraku. Dia tumbuh tanpa orang tua, dan tinggal di rumah saudara." Ayah Mae Ri berkomentar, "Kalau begitu mintalah putramu menyerah, jadi Putriku bisa menikahi pria lain." Ibu Moo Kyul berkata, "Jika dia tidak beruntung dengan kami maka aku harap dia beruntung dengan masalah laki-laki."

Moo Kyul pergi keluar rumah dan melihat Ibunya yang menangis, "Kau kenapa menangis? Jangan menangis, itu memalukan." Ibu Moo Kyul menghapus air matanya dan berkata, "Moo Kyul kau sepertinya salah menilai Ayah Mae Ri, dia laki-laki yang baik." Moo Kyul bergumam, "Apa yang kau maksud?" Ayah Mae Ri berkata, "Kau harus lebih respect pada Ibumu." Ibu Moo Kyul berkata, "Bukan 'Ibu' tapi Kam So Young." Ayah Mae Ri bertanya pada Moo Kyul, "Mae Ri ada disini kan?" Moo Kyul menjawab, "Tidak ada." Ayah Mae Ri kembali bertanya, "Benarkah?" Ibu Mae Ri ikut menjawab, "Benar. Dia tidak ada disini sama sekali." Ayah Mae Ri berkata, "Baiklah aku akan mempercayaimu karena Ibumu yang bilang bahwa dia tidak disini." Ayah Mae Ri pun pamit pergi dan Ibu Moo Kyul bergumam, "Sudah kubilang bukan 'Ibu' tapi Kam So Young."



Ternyata Mae Ri pergi bersama Jung In ke rumah Tuan Jung untuk menjenguk Tuan Jung yang sedang sakit. Pengurus rumah mendatangi mereka dan memebri tahu bahwa Tuan Jung tertidur dan pengurus rumah meminta mereka berdua menunggu.

Mae Ri dan Jung In pun duduk di ruang tamu. Jung In berkata, "Bisakah kau berpura-pura seperti tidak ada yang terjadi di depan Ayahku?" Mae Ri diam saja bingung mau menjawab apa. Jung In pun berkomentar, "Ya sepertinya aku tau apa jawabanmu, kau tidak akan mau melakukannya kan? Tapi aku tetap berharap kau berkating seperti tidak ada yang terjadi. Stress adalah masalah yang membuat Ayahku sakit, Dan jika Ayahku tau bahwa kau memilih laki-laki lain maka ini adalah sebuah pukulan berat baginya." Mae Ri berkata, "AKu tau... Tapi aku hanya tidak ingin berbohong lagi." Jung In berkata, "Kau sangat berarti bagi Ayahku, Wi Mae Ri. Jadi aku mohon kau dapat melakukan hal ini demi Ayahku." Jung In menatap Mae Ri penuh harap.

Mae Ri masuk kedalam kamar Tuan Jung dan Tuan Jung menyambutnya dengan sangat ramah. Mae Ri mengenggam tangan Tuan Jung dan meminta maaf, "Maafkan aku. Ini semua kesalahanku." Tuan Jung tersenyum dan menggelengkan kepala, "Tidak. Yang aku ingin lihat adalah senyumanmu. Aku yakin jika aku melihat senyumanmu maka aku akan merasa jauh lebih baik, jadi tersenyumlah untukku." Mae Ri pun tersenyum di depan Tuan Jung dan Tuan Jung memberikan komentar, "Benar, kau sangat mirip dengan Ibumu saat kau tersenyum." Mae Ri berkata, "Aku akan mencoba agar bisa datang lebih sering kemari." Tuan Jung berkata, "Aku berterima kasih atas hal itu. Tapi jika kita menjadi satu keluarga, maka aku akan lebih sering melihatmu Mae Ri."

Mae Ri menunduk lalu berkata pada Tuan Jung, "Ingatlah agar meminum obatmu teratur jadi kau akan cepat sembuh." Tuan Jung tersenyum melihat Mae Ri yang snagat perhatian, "Baiklah, aku mengerti."



Moo Kyul dan teman-teman bandnya berkumpul dan saling berdiskusi. Teman Moo Kyul berkomentar, "Kita sudah hidup dengan music selama 10 tahun tapi tetap saja kita bahkan tidak bisa memberikan sesuatu untuk pacar kita. Aku merasa lemas saat orang-orang membicarakan mengenai sebuah perkawinan. Itulah sebabnya orang seperti kita harusnya menikah dengan seorang fans." Teman Moo Kyul yang lainnya ikut berkomentar, "Hubungan dengan fans tidak akan berjalan lebih dari setahun. Jika kau tidak bisa mendapatkan nasi maka pada akhirnya perceraian yang akan menanti. Lagipula... Dengan jadwal kita ini, jika kita menikah maka akan sulit bertemu dengan keluarga. Ah benar-benar menyedihkan menjadi anak band. Ayo cepat minum ini." Moo Kyul diam saja dan dia lalu mengambil HPnya untuk mengirim pesan pada Ibunya: Ibu... Aku merindukanmu...



Moo Kyul datang ke rumah dan bertemu dengan Ibunya. Moo Kyul bertanya, "Bagaimana dengan persiapanmu untuk ke paris? Waktunya sudah semakin dekat, bukan?" Ibu Moo Kyul menjawab, "Yang perlu aku lakukan pertama adalah menjual cafe. Ah apa ada masalah? Kenapa kau menghubungiku?" Moo Kyul terdiam lalu bertanya kembali, "Ibu, Apakah kau tidak akan menikah?" Ibu Moo Kyul tertawa dan menjawab, "Kenapa ini? Kenapa membicarakan mengenai pernikahan secara tiba-tiba?" Moo Kyul tertunduk dan menjawab singkat, "Aku hanya penasaran." Ibu Moo Kyul menarik nafas panjang lalu berkomentar, "Hmm kau tau bahwa aku tidak ingin menikah... itu bukan karena aku tidka memiliki kepercayaan diri, tapi aku hanya takut." Moo Kyul mengangguk mengerti, "Oh jadi itu sebabnya."

Ibu Moo Kyul kembali berkata, "Tapi karena aku menyadari bahwa aku semakin tua maka aku pun mulai merasakan kesepian. Aku khawatir dengan apa yang aku lakukan nanti jika tidak ada satu orangpun yang ada disisiku saat aku mulai tua, itlah salah satu alasanku menerima pergi ke Paris dengan pria itu." Moo Kyul berkomentar, "Kau memiliki aku Ibu." Ibu Moo Kyul tersenyum dan menatap Moo Kyul, "Kau benar. Lalu bagaimana denganmu?" Moo Kyul terdiam mendapat pertanyaan itu.



Moo Kyul mengingat saat dia pergi bersama Mae Ri dan Mae Ri berkata, "Aku harap kita bisa saling setia dalam waktu yang lama." Dan pada saat itu Moo Ikut berkata, "Jika denganmu maka aku yakin itu dapat terjadi."

Ayah Mae Ri menunggu Mae Ri di rumah dengan cemas dan begitu Mae Ri pulang, dia pun bertanya kemana saja Mae Ri seharian ini, "Kau pergi kemana hah?" Mae Ri menjawab, "AKu bertemu dengan Paman." Ayah Mae Ri kaget mendnegarnya, "Angin apa yang membawamu kesana? Apakah kau sudah memutuskan kembali pada Jung In?" Mae Ri kembali menjawab pertanyaan Ayahnya, "Aku bertemu dengan Jung In di luar rumah dan dia membawaku kesana. Dan perasaanku untuk Moo Kyul tidak akan pernah berubah." Mae Ri masuk kedalam kamarnya dan Ayahnya ikut masuk kedalam Kamar Mae Ri.



Ayah Mae Ri berkata, "Mae Ri aku benar-benar mengandalkanmu. Kumohon berpisahlah dengan pria itu." Mae Ri menatap Ayahnya dan bertanya, "Ayah, jawablah dengan jujur... Apa sebenarnya yang membuatmu tidak menyukai Moo Kyul?" Ayah Mae Ri menjawab, "Yang aku tidak suka? Au tidak suka matanya, hidungnya, mulutnya..." Mae Ri kesal mendnegar itu, "Ayah...." Ayah Mae Ri kembali berkata, "Aku membenci semua hal mengenai laki-laki itu!" Mae Ri berkata, "Tapi dia adalah orang pertama yang aku cintai. Apakah kau tidak bisa mengerti?" Ayah Mae Ri bertanya, "Apakah kau berencana menikah dengannya?" Mae Ri kaget mendnegarnya, "Kamu baru berpacaran. Mengapa membahas masalah pernikahan begitu cepat?" Ayah Mae Ri berkomentar, "Kau bukanlah seorang bocah lagi. Jika kalian tidak berencana menikah lalu untuk apa kalian berpacaran?" Mae Ri bertanya, "Jadi jika kami berencana begitu maka kau akan mengijinkannya?" Ayah Mae Ri menjawab, "Tidak! Tidak akan! Tidak dengan laki-laki itu. Dia itu tidak memiliki apapun, dia hanya seorang playboy. Kau hanya akan berakhir dengan menyedihkan jika dengan pria itu!"

Mae Ri terus berusaha membujuk Ayahnya agar menyetujui hubungan dia dengan Moo Kyul, "Ayah, pada awalnya memang pernikahan kami hanya palsu dan kami tidak saling mencintai, tapi kali ini berbeda. Moo Kyul akan melakukan yang terbaik." Ayah Mae Ri tetap saja menentang Hubungan Moo Kyul dan Mae Ri, "Tidak bisa. Aku tetap tidak bisa percaya padanya. Mae Ri, kau seharusnya menerima cinta dari seorang laki-laki yang juga mencintaimu, tapi laki-laki itu bukanlah pilihan yang tepat." Mae Ri berkata, "Ayah kau berkata begitu karena kau tidak mengetahui dirinya. Moo Kyul adalah laki-laki baik dan penuh kasih." Ayah Mae Ri berkomentar, "Kau berkata begitu karena kau telah di butakan oleh cinta. Dengarkan ini, kau sebaiknya menyelesaikan masalah ini dan kembali pada Jung In." Mae Ri berkata, "Aku tidak peduli. Aku hanya tidak ingin melewatkan cinta pertamaku ini!"

Ayah Mae Ri menatap Mae Ri dan memberikan penjelasan, "Mae Ri, cinta pertama itu tidak memiliki arti." Mae Ri berkata, "Tapi kau memiliki cinta pertama itu dengan Ibu." Ayah Mae Ri berkata, "Itulah sebabnya Ibumu tidak bahagia. Dia juga di butakan oleh cinta pertama dan tidak pernah menatap kedepan." Mae Ri bertanya, "Ayah, kenapa kau begini?" Ayah Mae Ri menjawab, "Mae Ri, dengarkan aku. Kau tidak akan bisa hidup dengan yang namanya cinta saja. Yang aku inginkan adalah kau bahagia." Mae Ri berkomentar, "Ayah, aku bahagia saat bersama Moo Kyul. Ini adalah pertama kalinya aku merasa begitu bahagia sejak aku di lahirkan. Kau tau kan seberapa besar aku merasa menderita selama ini. Aku tidak pernah hidup dengan sebuah mimpi ataupun sebuah cinta, Tapi sekarang aku ingin hidup dengan merasakan mimpi dan juga cinta." Ayah Mae Ri terdiam mendengar kata-kata Mae Ri itu.

Jung In berada di tempat shooting dan dia terus menatap fotonya bersama Mae Ri. Seo Joon datang ke tempat shooting dan menghampiri Jung In, "Bagaimana dengan jadwal Lee Ahn? Apakah dia sudah kembali dari tournya itu?" Jung In memasukan HPnya kedalam saku dan menjawab pertanyaan Seo Joon, "Hmm dia bilang bahwa dia akan menelfon saat dia sudah kembali, namun hingga saat ini aku belum mendapatkan telfon darinya." Seo Joon berkomentar, "Hmm dia berencana tetap mengambil uangnya dan menghindar dari drama ini. Kau sebaiknya lebih berhati-hati karena aku yakin bahwa dia akan terus berusaha menghindar." Jung In tersenyum mendengar komenentar itu.



Lee Ahn dan Managernya datang ke lokasi shooting dan menyapa Jung In dan Seo Joon. Seo Joon yang melihat Lee Ahn pun kaget, "Oh Lee Ahn, kapan kau datang?" Lee Ahn menjawab, "Aku langsung datang kemari setelah dari bandara. Oh hallo Director Jung In." Jung In tersenyum melihat Lee Ahn, "Aku harap tourmu itu berjalan sukses." Lee Ahn berkomentar pendek, "Kau tau bahwa itu akan terjadi..." Jung In lalu bertanya, "Apa yang membawamu datang kemari?" Manager Lee Ahn yang menjawab, "Kami hanya ingin memeriksa set untuk shooting. Ah Director, aku pikir kau terlalu berhemat dalam set untuk shooting ini."

Lee Ahn melihat set shooting dan berkomentar, "Ah udaranya sangat dingin sekali karena sedang musim dingin. Ah Director Jung In, kau akan tetap menyediakan penghangat ruangankan? Karena aku tidak bisa berakting jika aku kedinginan." Seo Joon langsung menegur sikap Lee Ahn, "Ada apa denganmu? Setnya sudha baik. Janganlah manja dan bersikap seperti bayi yang ingin menangis." Lee Ahn kesal dan menghindar dengan melihat-lihat ruangan untuk sehooting.



Jung In menarik Seo Joon sebentar untuk berbicara, "Seo Joon bisa kita berbicara sebentar? Hmm aku memutuskan untuk memakai produser music yang sama, apakah kau akan merasa tidak nyaman?" Seo Joon bertanya dengan kebingungan, "Tidak nyaman? Kenapa? Ah tenang saja, aku kali ini tidak akan memikirkan apapun. Aku ingin fokus pada pekerjaan. Ah aku permisi untuk melihat ruangan yang lainnya." Seo Joon pun berjalan pergi meninggalkan Jung In.

Manager yang melihat keakraban Jung In dan Seo Joon pun langsung mendekati Jung In, "Kalian terlihat sangat akrab. Dan ah aku sempat melihat kalian berdua bersama di Hong Dae." Jung In berkomentar, "Hmm sepertinya kau masih tertarik untuk mencari band indir di HongDae. Apakah kau maish berusaha mengontrak sebuah group band?" Manager terlihat gugup dan dia menutupinya dengan tertawa, "Apa yang kau bicarakan? Bagiku hanya ada Lee Ahn yang harus aku jaga. Ah aku harap kau lebih berhati-hati karena rumor yang menimpa Seo Joon. Aku rasa masalah akan semakin rumit jika muncul rumor baru lagi." Jung In berkata, "Kau tidak perlu khawatir." Manager kembali berkata, "Aku hanya khawatir hal itu akan menjadi penghalang untuk drama ini. Aish atapnya snagat ribut. AKu pikir akan sangat sulit untuk melakukan shooting film saat atapnya ini sangat ribut." Manager pun segera pergi meninggalkan Jung In.



Moo Kyul selesai mengajar gitar dan dia mendapat telfon dari Mae Ri. Moo Kyul berkata, "Ya aku baru saja mengakhiri kelas dan dalam perjalanan ke rumah. Ada apa?" Mae Ri menjawab, "Aku hanya ingin melakukan sebuah hal yang Nona penulis pinta padaku. Apakah kau sudah makan malam?" Moo Kyul menjawab, "Belum. Aku sangat ingin memakan miso soup yang kau buat." Mae Ri berkata, "Baiklah, aku akan membuatnya setelah aku pulang kerja. Cepatlah pulang ke rumah, mengerti?" Moo Kyul menjawab, "Ya mengerti." Moo Kyul menutup telfon dan mengingat kata-kata Ayah Mae Ri yang melarang dia berhubungan dengan Mae Ri.

Saat Moo Kyul akan berjalan pulang, ada seseorang yang memanggilnya dan itu adalah Jung In. Belum sempat Jung In menghampiri Moo Kyul, murid-murid Moo Kyul langsung mengerumuni Moo Kyul.

Akhirnya mereka berdua pun berbicara di cafe. Moo Kyul bertanya, "Hmm kau bilang kau perlu membicarakan masalah pekerjaan... Apa itu?" Jung In menjawab, "Ya kita harus membicarakan masalah bisnis. Tapi sepertinya kita harus membicarakan masalah Wi Mae Ri terlebih dahulu. Apakah kau sudah siap untuk menikah, Kang Moo Kyul?" Moo Kyul belas bertanya, "Siapa yang mengatakan bahwa aku siap akan menikah?" Jung In menjawab, "Aku siap." Moo Kyul mengangguk dan berkomentar, "Ah maksudmu adalah menikah dengan uang?" Jung In berkata, "Aku hanya akan mengatakan ini sekali. Aku adalah suami sah Mae Ri, maka aku harus setuju untuk menyelesaikan masalah kontrak." Moo Kyul terdiam menatap Jung In.

Moo Kyul berjalan pulang dan dia mengingat kata-kata Mae Ri yang berharap bisa hidup bersama dengan rasa setia. Namun kemudian Moo Kyul ingat kata-kata Jung In yang mengatakan bahwa Jung In adalah suami Mae Ri secara sah.

Moo Kyul akan masuk kedalam rumahnya namun ada seseorang yang memanggilnya dan itu adalah Seo Joon. Seo Joon tersneyum dan menghampiri Moo Kyul. Moo Kyul bertanya, "Apa yang membawamu datang kemari?" Seo Joon mengeluarkan kalung pick gitar dan berkata, "Aku datang untuk mengembalikan ini." Moo Kyul melihat kalung itu dan berkomentar, "Buang saja." Seo Joon melemparkan kalung itu dan berkata, "Aku ingin berhenti menjadi temanmu, jadi aku akan berhenti memikirkanmu dan juga berhenti untuk datang kemari mencarimu." Moo Kyul berkomentar, "Kau dapat menghentikannya kapanpun yang kau mau." Seo Joon mengangguk, "Hmm baiklah. Aku hanya ingin melakukan perpisahan dan pergi."

Seo Joon mendekati Moo Kyul dan mencium Moo Kyul secara tiba-tiba. Mae Ri datang dan dia kaget karena melihat Seo Joon yang sedang mencium Moo Kyul. Dan saat itu Moo Kyul dan Seo Joon tidak menyadari kehadiran Mae Ri.

0 comments:

Post a Comment