Jumong - Episode 11

Written by Yui Shinji 0 comments Posted in:

Jumong terus-menerus berlatih bela diri dengan Hae Mo Su. Setelah Jumong cukup menguasai kemampuan pedang, Hae Mo Su mengajarinya memanah. Kemampuan memanah Hae Mo Su tidak ada tandingannya, dan secara tidak sadar, ia akan mewarisi kemampuannya itu pada putranya sendiri. Inilah saat dimulainya arti nama Jumong benar-benar mewakilinya, The Legendary Archer.

Hae Mo Su meminta Jumong melepaskan anak-anak panah ke arah gunung dengan mengerahkan tenaganya semaksimal mungkin. Jika Jumong sudah berhasil, Hae Mo Su akan mengajarkan teknik memanahnya. Jumong mencoba memanah sekuat mungkin. Hae Mo Su menoleh dan tersenyum. Jumong memiliki bakat memanah dan kekuatan tangan Jumong sangat kuat.
Diam-diam, So Seo No dan Oo Tae mengamati Jumong berlatih dari jauh. Oo Tae mengatakan pada So Seo No kalau kemampuan bela diri Jumong bertambah pesat. Jumong memiliki potensi yang sangat besar. So Seo No mengamati Jumong dengan sedikit (baru sedikit) kekaguman. Tiba-tiba ia melihat Bu Young datang.
Bu Young berlari menemui Jumong. Ia memberi tahu Jumong bahwa Do Chi dan Pangeran Young Po bertemu. Do Chi sepertinya ingin menyuap Young Po dan pamannya.
Jumong: Jangan khawatir. Kembalilah.
Bu Yong berjalan pergi, namun Jumong mengejarnya. Ia meminta maaf pada Bu Young karena telah membuat Bu Young menderita. Jumong memeluk Bu Young.
So SeoNo melihat mereka dari jauh. So Seo No terlihat sedikit (ni baru sedikit lho) cemburu.

Permaisuri Wan Hoo meminta Dae So untuk mencari tahu kemana saja Young Po pergi karena ia jarang terlihat di istana. Dae So menemui Young Po.
Young Po: Aku bertemu dengan seseorang yang akan setia pada kita kak. Ia adalah pedagang Do Chi. Transaksi antara BuYeo dan Han saat ini dipegang oleh Yeon Ta Bal, namun kita akan membuat Do Chi menggantikannya. Setelah itu, Do Chi akan sangat berguna bagi kita.
Dae So langsung meledak marah. "Siapa yang memberimu izin untuk itu?!" serunya. "Kau orang tidak berguna!" Dae So meninggalkan Young Po.

Mari, Oyi dan Hyeopbo bersama-sama bicara pada Jumong agar ia meminta So Seo No untuk menerima mereka. Mereka tidak bisa terus-menerus tertekan oleh Do Chi.
Hyeopbo: Nona itu bilang, ia akan melindungi kita.
Oyi: Jika kita ingin bersembunyi di sini dan berlatih bela diri, kita juga butuh makanan.
Jumong berpikir sejenak, kemudian berkata, "Aku mengerti maksud kalian."
So Seo No masih teringat-ingat saat Jumong memeluk Bu Young saat ia membuat laporan di kediaman GyehRu. Tiba-tiba Oo Tae masuk dan memberi tahu bahwa Jumong ada di sana. So Seo No segera berlari keluar dan tersenyum tipis melihat Jumong.
Jumong: Aku punya sedikit permintaan. Tolong kau izinkan mereka bekerja di sini.
So Seo No melirik Mari, Oyi dan Hyeopbo. "Mereka adalah orang-orang yang menculikku. Tawaran itu hanya untuk Yang Mulia yang menyelamatkan nyawaku, bukan mereka." kata So Seo No. "Aku minta maaf karena sebelumnya aku tidak tahu bahwa kau adalah Pangeran."
Gye Pil: Maafkan kami.
So Seo No memandang lurus ke belakang Jumong, seperti melihat sesuatu. Jumong menoleh. Ternyata Dae So yang datang. Jumong sangat terkejut, namun kemudian menunduk memberi hormat.
Dae So berjalan mendekati. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Dae So pada Jumong. Ia melirik ke arah Jumong dengan tajam.
So Seo No: Pangeran Jumong adalah penyelamatku.
Dae So: Penyelamat? Apa ada hal berbahaya yang terjadi padamu?
So Seo No: Kami adalah pedagang. Kami sudah biasa menemui bahaya. Silahkan masuk.
Jumong: Aku... mohon pamit.
So Seo No: Kau sudah ingin pergi? Aku belum membayar hutang budiku padamu.
Dae So berkata pada Jumong, "Ikutlah bersama kami."
So Se No, Jumong dan Dae So duduk di dalam kediaman GyehRu. Dae So berkata pada So Se No bahwa ia ingin sekali menolong Jumong saat Yang Mulia mengusirnya dari istana, namun dia tidak bisa membantah perintah Yang Mulia. "Jika kau membantu adikku, aku akan sangat berterima kasih." (huek..)
So Seo No: Aku akan membantu Pangeran Jumong semampuku.
Jumong hanya diam melihat Dae So. Ia kemudian meminta So Seo No meninggalkan mereka berdua untuk bicara.
Setelah So Seo No keluar, Jumong hanya terdiam.
Dae So: Kupikir kau meminta So Seo No keluar karena kau ingin membicarakan sesuatu padaku.
Jumong diam, kemudian berlutut di depan Dae So. "Kakak, aku tidak lagi menjadi ancaman bagimu. Kau tahu bahwa aku sudah kehilangan segalanya. Kenapa kau masih ingin membunuhku? Aku tidak punya kemampuan dan keahlian apapun. Aku juga tidak memiliki ambisi lagi. Tolong biarkan aku hidup... kakak..."
Dae So tersenyum merendahkan. "Apa kau tahu kenapa aku ingin membunuhmu? Itu bukan karna kau adalah ancaman bagiku. Jika kau memang ancaman pagiku, aku pasti akan menghormatimu. 20 tahun ini, kau dan ibumu telah memberi ibuku dan aku banyak penderitaan. Apa kau tahu? Ketika kau dan ibumu tumbuh dibawah kasih sayang dan perhatian Yang Mulia, bagaimana kau bisa mengerti perasaanku dan ibuku? Kau dan ibumu adalah penyebab aku dan ibuku menderita!"
Jumong: Bukankah ibuku juga menderita karena tekanan Permaisuri? Kakak, kau menderita seperti itu bukanlah perbuatanku ataupun pilihanku. Ini adalah takdirku, kenapa kau menyalahkan aku? Aku mohon padamu, hapus kemarahan dalam hatimu. Aku hanya ingin hidup.
Dae So: Jangan takut padaku. Aku tidak akan membuang-buang waktuku untuk berusaha membunuhmu. Sejak kau pergi dari istana, Yang Mulia memberiku kekuasaan. Dengan kekuasaanku dan Young Po, kami tidak perlu lagi waspada padamu. Tapi ingat, jika kau membuatku marah lagi, aku tidak akan melepaskanmu!
So Seo No bicara pada ayahnya bahwa ia ingin menerima Mari, Oyi dan Hyeopbo di klan mereka sebagai balas budi pada Jumong. Yeon Ta Bal setuju.
Mari, Oyi dan Hyeopbo bekerja dibawah komando Gye Pil.
"Kau!" Tiba-tiba Sayong muncul dan menunjuk Hyeopbo. "Siapa namamu?"
"Aku?" tanya Hyeopbo bingung. "Namaku Hyeopbo."
Sayong mengangguk dan tersenyum tipis, kemudian pergi. Hyeopbo bertanya pada Gye Pil, "Dia perempuan atau laki-laki?" tanyanya.
Gye Pil: Aku tidak tahu dia perempuan atau laki-laki. Kenapa kau tidak tanya sendiri padanya?
Mari dan Oyi tertawa. "Sepertinya ia menyukaimu."
Mari, Oyi dan Hyeopbo diberi tugas mengangkat barang. Baru sebentar melakukan pekerjaan itu, mereka sudah bosan dan berkata bahwa tidak ingin mengangkat barang lagi. Mereka berjalan menemui Oo Tae yang sedang melatih pengawalnya.
"Ada apa?" tanya Oo Tae.
Ma Ri: Kami ingin diberi tugas yang cocok untuk kami. Dengan kemampuan kami, kami bisa melatih mereka agar kau tidak perlu turun tangan langsung. Kami ingin menjadi pengawal klan.
Oo Tae meminta mereka menunjukkan kemampuan dengan melawan salah satu pengawal GyehRu.
Ma Ri: Oyi!
Oyi maju bertanding, dan dengan mudah ia bisa memenangkan pertandingan.
Oo Tae masih tidak yakin. Ma Ri menyuruh Hyeopbo menunjukkan kemampuannya.
Kini giliran Hyeopbo yang maju. Ia mengangkat sebuah batu besar dan melemparnya ke depan.
Oo Tae bertanya pada Ma Ri. "Lalu kemampuan apa yang kau miliki?"
Ma Ri: Kemampuan bela diri dan kekuatan tidak akan berguna bila dibandingkan dengan kemampuan otak. Pengawal klan juga harus punya taktik.
Oo Tae tersenyum. "Baik, aku mengakui kemampuan kalian. Mulai saat ini, kalian bergabung menjadi pengawal."
Dengan begini, Mari, Oyi dan Hyeopbo bisa aman dari ancaman Do Chi.
Geum Wa memerintahkan Jenderal Heuk Chi untuk mencari Hae Mo Su secara diam-diam. Jenderal Heuk Chi memerintahkan pasukannya, namun Perdana Menteri mencuri dengar perintah itu. Ia kemudian berkata pada Yeo Mi Eul bahwa ia ingin membunuh Hae Mo Su.
Yeo Mi Eul menjadi marah mendengarnya. "Bukankah aku sudah mengatakan padamu agar membiarkan Hae Mo Su mati alami?"
Perdana Menteri: Yang Mulia mungkin orang yang tenang. Namun bila menyangkut Hae Mo Su, ia menjadi tidak stabil. Kau bilang hidup Hae Mo Su sudah hampir berakhir, tapi kenapa kau tidak bisa mengatahui keberadaannya? Yang Mulia dan Hae Mo Su, tidak boleh bertemu."

Perdana Menteri memerintahkan orang untuk mengawasi tindak-tanduk Yeo Mi Eul.
Yeo Mi Eul memanggil Putri Bintang ke ruangannya dan memintanya untuk berdoa mencari keberadaan Hae Mo Su. Putri Bintang adalah seorang perempuan cilik yang memiliki kemampuan meramal yang luar biasa.
Yeo Mi Eul: Kau menemukannya? Dimana dia?
Putri Bintang: Gunung Chun Mu.
Yeo Mi Eul datang ke Gunung Chun Mu untuk menemui Hae Mo Su. Pengawal suruhan Perdana Menteri mengikuti Yeo Mi Eul ke sana.
Yeo Mi Eul berjalan mendekati Hae Mo Su. Hae Mo Su terkejut dan hendak mengeluarkan pedangnya. "Aku adalah Peramal BuYeo, Yeo Mi Eul. Aku datang sendirian, tolong simpan pedangmu."
Hae Mo Su: Geum Wa yang menyuruhmu?
Yeo Mi Eul: Yang Mulia tidak tahu aku kemari.
Hae Mo Su: Lalu kenapa kau datang ke sini?
Yeo Mi Eul: Aku datang untuk memutus belitan ikatan antara kau dan aku. 20 tahun yang lalu.. Orang yang mengurungmu... adalah aku. Aku melakukannya demu BuYeo.
Hae Mo Su terkejut. "Untuk BuYeo?"
Yeo Mi Eul: Kau adalah seorang pahlawan. Tapi, kau juga adalah awan hitam yang menutupi matahari BuYeo.
Hae Mo Su: Bagaimana aku bisa menutupi matahari BuYeo?
Yeo Mi Eul: Jika kau membangun negaramu sendiri, maka BuYeo akan berada di bawah bayang-bayangmu. Untuk menghentikan pertikaian di Buyeo, dan untuk menghentikan perang dengan Han, aku mengurungmu... Menunggu kau mati perlahan-lahan.
Hae Mo Su: Apa Geum Wa tahu tentang ini?
Yeo Mi Eul: Yang Mulia menganggapmu seperti saudaranya sendiri, jika ia tahu bagaimana mungkin ia mengizinkan ia terjadi? Ia tidak tahu apa-apa. Hae Mo Su, lari dari penjara mungkin adalah takdirmu. Tapi, jika kau tetap di sini, akan terjadi pertikaian lagi di BuYeo dan akan terjadi perang dengan Han. Tolong pergi dari BuYeo.
Hae Mo Su terdiam. "Aku ingin bertemu dengan Geum Wa. Jika keinginan Geum Wa sama denganmu, maka aku akan pergi."
Yeo Mi Eul: Hae Mo Su, jika kau bertemu dengan Yang Mulia, luka yang berusaha diobati oleh seorang wanita akan terbuka lagi. Lady Yoo Hwa telah menjadi selir Yang Mulia.
Hae Mo Su menoleh, sangat terkejut. Ia teringat kata-kata Jumon yang mengatakan bahwa ia adalah putra ketiga Geum Wa. "Apakah putranya bernama... Jumong?"
Yeo Mi Eul: Bagaimana kau tahu?

Pengawal melaporkan pada Perdana Menteri bahwa Yeo Mi Eul bertemu dengan Hae Mo Su di Gunung Chun Mu.
Perdana Menteri berkunjung menemui Dae So dan menceritakan tentang Hae Mo Su. "Apa kau mengenal seseorang bernama Jenderal Hae Mo Su?"
Dae So: Hae Mo Su? Jenderal yang berusaha membebaskan tawanan GoJoSeon 20 tahun yang lalu? Dia ingin bergabung dengan BuYeo melawan Han, namun gagal dan mati, bukan?
Perdana Menteri: Hae Mo Su adalah sahabat Yang Mulia. Ia juga adalah kekasih Lady Yoo Hwa. Jika saat itu pasukan kita menang dalam perang, maka kemenangan itu bukanlah milik BuYeo, tapi milik Hae Mo Su. Dan Hae Mo Su... masih hidup.

Ye Mi Eul berpikir di kamarnya. Ia teringat percakapannya dengan Hae Mo Su. "Aku akan melakukan apa yang kau minta dan meninggalkan BuYeo." ujar Hae Mo Su. "Tapi sebelum aku pergi, aku punya permintaan. Tolong biarkan aku bertemu Yoo Hwa."
Pelayan: Yang Mulia tiba.
Yeo Mi Eul terkejut dan mempersilakan Geum Wa masuk.
Geum Wa: Yeo Mi Eul, aku adalah orang yang tidak berguna. Apa aku benar-benar ingin bertemu Hae Mo Su atau tidak? Aku sendiri tidak tahu apa yang kupikirkan.
Yeo Mi Eul: Yang Mulia, serahkan hubungan Yang Mulia dengan Lady Yoo Hwa pada takdir.

Dae So berpikir tentang kata-kata Perdana Menteri. "Jika Yang Mulia dan Hae Mo Su bertemu, Yang Mulia akan mengembalikan semuanya pada Hae Mo Su." ujar Perdana Menteri. "Semua pengungsi GoJoSeon yang tinggal di BuYeo akan tunduk pada Hae Mo Su. Hal ini tidak akan menguntungkan Yang Mulia. Ini juga menjadi ancaman bagi penerus tahta kerajaan. Kau harus ingat ini baik-baik."
Dae So: Lalu apa yang harus kita lakukan?
Perdana Menteri: Yang Mulia, harus membunuh Hae Mo Su secepatnya.

Mu Song bertemu dengan Mu Duk dan bertanya, "Laki-laki yang bernama Jumong itu.. dia seorang pangeran? Kenapa kau tidak beri tahu aku sebelumnya?"
Mu Duk: Dimana dia berada?"
Mu Song: Aku tidak bisa memberi tahu padamu. Yang bisa kukatakan adalah ia baik-baik saja. Kau tahu, karena pangeran itu, aku tertimpa nasib sial.
Mu Duk menyerahkan sekantung uang pada Mu Song dan menyampaikan pesan itu pada Yoo Hwa.
Mo Pal Mo menerima laporan bahwa Young Po dan pamannya mengambil sejumlah senjata dari bengkel. Mo Pal Mo segera menuju bengkel dan bertanya apa Young Po mendapat izin untuk mengeluarkan senjata itu. Young Po mengarahkan pedang ke leher Mo Pal Mo.
Paman Young Po: Kau mungkin adalah Ketua Bengkel! Tapi orang yang bertanggung jawab di sini adalah Pangeran Young Po! Jadi tutup mulutmu!
Young Po: Jika ada orang yang tahu, aku akan memotong lehermu dengan pedang ini!
Young Po memberikan pedang itu pada Do Chi untuk diperdagangkan.

Dae So memanggil Young Po dan memerintahkan padanya untuk mengerahkan 200 pasukan secara diam-diam. "Jangan sampai yang Mulia tahu." ujar Dae So.
Young Po ragu sejenak dan bertanya-tanya. Tapi Dae So tidak menjelaskan hal lainnya, jadi ia hanya bisa diam dan menuruti perintah kakaknya itu.

Yeo Mi Eul berkunjung ke ruangan Yoo Hwa dan mengajaknya keluar. Yoo Hwa dan Yeo Mi Eul berjalan di jalan setapak hutan.
Yoo Hwa: Kita akan kemana?
Yeo Mi Eul: Kau akan tahu nanti. Kau harus ingat apa yang kukatakan padamu, sebentar lagi, orang yang sudah kau kubur dalam-dalam di hatimu akan muncul. Pertemuan dengan orang ini harus kau rahasiakan. Aku akan menunggumu di kaki bukit.
Yeo Mi Eul berjalan pergi meninggalkan Yoo Hwa. Yoo Hwa menungu seraya memandang berkeliling. Ia menoleh ke belakang dan melihat seorang pria buta berjalan ke arahnya. Yoo Hwa sangat terkejut.

0 comments:

Post a Comment