Jumong - Episode 3

Written by Yui Shinji 0 comments Posted in:

Yoo Hwa terpuruk dalam kesedihan. Salah satu pengawal BuYeo melaporkan pada Geum Wa bahwa Hae Mo Su akan dieksekusi di Negara Han tiga hari lagi. Geum Wa meminta izin pada ayahnya untuk membawa pasukan agar bisa menyelamatkan He Mo Su. Jelas saja raja menolak. "Karena kebodohan Hae Mo Su, rencana peperangan kita hancur berantakan." seru Raja pada Geum Wa. "Aku tidak akan menyelamatkan orang seperti itu. Keluar!"

Perdana Menteri, Bu Deuk Bul, berkata pada Geum Wa, "Lupakan keinginan untuk menyelamatkan Jenderal Hae Mo Su."
Geum Wa marah. "Sahabatku, Hae Mo Su, lebih penting dibanding hidupku sendiri. Walaupun Raja menolah memberikan pasukan, aku akan membawa Pasukan Da Mul yang tersisa untuk menyelamatkan Hae Mo Su."
Perdana Menteri: Alasan pasukan Han berhasil menangkap Hae Mo Su adalah karena ia masuk dalam jebakan. Orang yang membuat kejatuhan Hae Mo Su... Kau tahu siapa? Yang Mulia Raja sendiri. Beliau melakukan ini untuk melindungi Anda dan BuYeo.
Geum Wa sangat marah. Ia menarik pedangnya, hendak membunuh Perdana Menteri, namun mengurungkan niatnya.


Geum Wa membawa Pasukan Da Mul yang tersisa untuk menyelamatkan Hae Mo Su. Geum Wa berhasil membuka kurungan Hae Mo Su, namun Hae Mo Su menolak untuk diselamatkan. "Pergi. Jangan biarkan mereka mati untukku. Aku gagal membalaskan dendam Lady Yoo Hwa dan klan HaBaek. Walaupun aku selamat, aku tidak akan bisa bertarung lagi."
Geum Wa: Kau harus selamat! Kau harus selamat Hae Mo Su!
Geum Wa menolong Hae Mo Su menaiki kuda. Beberapa Iron Army mengejar mereka. Untuk mengalihkan perhatian Iron Army, Geum Wa dan Hae Mo Su berpisah jalan. Namun Iron Army pun berpencar. Mereka berhasil mengejar Hae Mo Su dan menyudutkannya di jurang. Mereka memanah Hae Mo Su. Hae Mo Su, yang buta, tidak tahu kemana harus melangkah sehingga ia terjatuh di sungai.

Beberapa bulan kemudian, Lady Yoo Hwa melahirkan seorang putra. Di saat yang sama, Yeo Mi Eul mendapat pertanda dan melihat Burung Berkaki Tiga terbang dari matahari BuYeo. Raja Bu Ru sekarat.
Yeo Mi Eul: Apa Hae Mo Su benar-benar sudah mati?
Perdana Menteri: Pasti. Ada apa?
Yeo Mi Eul: Walaupun Burung Berkaki Tiga pergi dari matahari BuYeo, tapi Burung Berkaki Tiga tidak mati, malah terbang dengan kuat. Ada kemungkinan ia akan kembali ke BuYeo.
Perdana Menteri: Hae Mo Su sudah mati. Tidak mungkin ia akan kembali.

Geum Wa menggendong putra Hae Mo Su dan Yoo Hwa dengan penuh kasih sayang.
Geum Wa: Ikutlah denganku ke istana. Anak ini, akan menjadi anakku.
Yoo Hwa menolak: Jika anak ini sudah besar, aku akan menceritakan tentang Hae Mo Su. Aku akan membesarkan anak ini agar seperti Hae Mo Su. Anak ini adalah anak Hae Mo Su.
Geum Wa: Jika mereka tahu ini anek Hae Mo Su, mereka akan mengejar dan membunuhnya.

Geum Wa mendatangi ayahnya. "Yang Mulia, ini Geum Wa. Sebelum Yang Mulia meninggal, aku ingin Yang Mulia tahu satu hal. Hari ini, Lady Yoo Hwa melahirkan seorang putra. Anak ini, adalah darah daging Hae Mo Su. Yang Mulia telah menyebabkan kematian ayahnya. Sejak saat ini, aku akan menjadi ayah anak ini. Aku akan membuat anak ini menyelesaikan apa yang Hae Mo Su belum selesaikan.

Geum Wa mengatakan pada Perdana Menteri bahwa Lady Yoo Hwa telah melahirkan anaknya dan ia akan membawa Lady Yoo Hwa beserta anaknya untuk tinggal di istana BuYeo. Perdana Menteri curiga bahwa anak ini adalah anak Hae Mo Su. Ia meminta Jenderal Bu Yeo untuk membunuh Yoo Hwa dan anaknya.

Yoo Hwa memutuskan untuk membawa pergi anaknya. "Anak ini hanya akan menjadi anak Hae Mo Su. Tidak akan ada orang lain yang bisa menjadi ayah anak ini. Bantu aku, Hae Mo Su" ujarnya. Ia berlari ke hutan. Di saat yang sama, Jenderal utusan Perdana Menteri mengejar mereka.
Jenderal itu melihat Yoo Hwa dan hendak membunuhnya. Hujan tiba-tiba turun disertai petir yang menyambar.
Yoo Hwa: Apa salahku padamu hingga kau ingin membunuhku?
Jenderal: Karena hubunganmu dengan Hae Mo Su, kau dan anakmu harus mati.
Yoo Hwa: Bukankah BuYeo bekerja sama dengan Hae Mo Su, ingin mengalahkan Han? Sebagai Jenderal BuYeo yang seharusnya memihak Hae Mo Su, kenapa kau ingin membunuhku dan anaknya?
Jenderal: Kematian Hae Mo Su dirancang oleh Raja BuYeo. Kami bekerja sama dengan Pasukan Han.
Yoo Hwa terkejut: Ada satu hal lagi... Apa Putra Mahkota tahu tentang hal ini? Apa dia tahu?
Jenderal: Putra Mahkota tidak tahu. Mungkin takdirmu adalah mati disini.
Jenderal itu mengangkat pedangnya ke atas, hendak menebas Yoo Hwa dan anaknya, namun tiba-tiba petir menyambar pedang itu dan membuat Jenderal tersebut mati.

Yoo Hwa berpikir dan mengingat-ingat kata-kata sang Jenderal. Itu membuatnya sangat marah dan akhirnya memutuskan untuk menuju ke istana BuYeo. "Hae Mo Su, kami kembali ke BuYeo yang telah membunuhmu. Aku dan anak ini akan membalaskan dendammu. Apa yang belum sempat dicapai olehmu, akan diselesaikan oleh anak ini." ujarnya dalam hati.
Geum Wa berlari mendatangi Yoo Hwa, dan tersenyum lega.
Yoo Hwa: Anak ini bernama Jumong (yang artinya Legendary Archer). Tolong besarkan anak ini seperti anakmu sendiri, Yang Mulia.
Geum Wa: Selama aku hidup, tidak akan ada yang bisa menyakiti akan ini. Aku akan membantu Hae Mo Su untuk membesarkan seorang pahlawan GoJoSeon.

Dua puluh tahun kemudian.
Geum Wa menjadi raja BuYeo dan Yoo Hwa menjadi selirnya. Ia membesarkan Jumong seperti anaknya sendiri. Geum Wa berperang untuk merebut kembali wilayah GoJoSeon, dan perlahan-lahan wilayah BuYeo meluas.

Satu tahun telah berlalu sejak Geum Wa pergi berperang. Dae So (Putra Mahkota), Young Po (adik Dae So) dan Jumong menyusul Geum Wa untuk ikut berperang. Dae So dan Young Po adalah putra dari Permaisuru Wan Hoo.
Sementara kakak-kakaknya sibuk bicara dengan Geum Wa, Jumong hanya diam. Geum Wa menatap ke arahnya dan bertanya, "Perjalanan kemari pasti berat untukmu. Oh ya, apa ibumu baik-baik saja?"
Jumong: Ya, Yang Mulia.

Saat hanya berdua dengan Dae So, Young Po kesal dan mengomel. "Kenapa ayah tidak menanyakan ibu dulu, tapi malah menanyakan Lady Yoo Hwa? Kakak, apa kau melihat ekspresi di mata ayah saat melihat Jumong? Ayah tidak pernah melihat kita dengan pandangan seperti itu!" omelnya sambil mondar-mandir.
Dae So hanya diam mendengar ucapannya, lalu berkata, "Cukup."

Jumong berjalan dan mengintip perempuan-perempuan pelayan peramal BuYeo. Seorang pelayan berjalan pergi dan Jumong mengikutinya.
Jumong: Bagaimana kabarmu?
Pelayan itu ketakutan: Pangeran...
Jumong: Kau kurusan (Jumong memegang wajah pelayan itu). Kau pasti hidup menderita.
Pelayan: Pangeran...
Jumong: Apa kau tidak senang melihatku? Aku kemari karena ingin bertemu denganmu, Bu Young.
Jumong memaksa memeluk Bu Young.
Bu Young: Pangeran, jangan...
Tiba-tiba terdengar suara terompet, pertanda perang akan dimulai. Jumong berlari menemui Dae So dan Young Po.
Young Po: Kita akan berperang. Kemana saja kau? Cepat pakai baju perangmu!
Jumong: Aku... harus pergi juga?
Young po: Kau pikir untuk apa kita kemari?
Jumong: Tapi aku tidak pernah belajar menggunakan pedang sebelumnya.
Young Po: Kau takut perang? Bagaimana bisa kau menyebut dirimu pangeran BuYeo? Kau membuat malu ayah.
Dae So: Aku tahu kau tidak bisa menggunakan pedang. ayah akan kecewa melihatmu begini. Aku akan melindungimu. Jangan khawatir.

BuYeo pergi berperang.
Geum Wa melihat Jumong tidak bisa bela diri sama sekali. Dae So menyelamatkan Jumong ketika Jumong hampir ditusuk oleh pihak musuh.
Pihak BuYeo memenangkan pertarungan itu.

Wilayah BuYeo makin meluas. Yeo Mi Eul mengusulkan agar BuYeo menghentikan perang agar tidak memicu peperangan dengan Han. Lagipula, akan ada perayaan ucapan terima kasih pada Tuhan kerena memberikan kemenangan pada BuYeo.
Geum Wa: Kita akan kembali ke BuYeo karena akan ada peperangan. Tapi ingat, aku tidak takut berperang dengan Han!

Geum Wa dan Pasukan BuYeo kembali ke istana.
Sekembalinya ke istana, Permaisuri Wan Hoo berdandan karena akan bertemu dengan Geum Wa, namun bukannya menemui permaisuri, Geum Wa malah menemui Lady Yoo Hwa terlebih dahulu. Hal itu membuat permaisuri menjadi sangat marah.

Geum Wa menemui Yoo Hwa: Aku berjanji akan membesarkan Jumong agar ia menjadi pahlawan GoJoSeon. Tapi Jumong yang sekarang terlalu lemah. Mulai sekarang, aku akan melatih Jumong agar menjadi seseorang yang kuat. Mungkin akan menyakitkan untukmu, tapi kau harus bertahan.
Pedagang dari GyehRu, Yeon Ta Bal, memerintahkan putrinya, So Seo No, untuk memimpin rombongan pedagang untuk berdagang pedang. Ini adalah pertama kalinya So Seo No memimpin rombongan tersebut. Kru rombongan agak ragu padanya.
Hari perayaan BuYeo.
Jumong mengintip perempuan-perempuan pelayan peramal BuYeo yang sedang ganti baju. Ia mencari Bu Young dan menariknya ke suatu ruangan. Gelas yang dibawa Bu Young jatuh.
Jumong: Sebelum aku melepaskanmu, kau harus berjanji satu hal. Kau harus sering menemuiku.
Bu Young: Tidak bisa. Aku bisa dikeluarkan dari (divisi) Ramalan Istana. Tolong lepaskan aku.
Jumong: Kau harus janji dulu.
Tiba-tiba penjaga datang ke ruangan itu untu mengecek keadaan. Setelah melihat keadaan di ruangan itu aman, mereka mengunci ruangan itu dari luar.
Jumong dan Bu Young tidak bisa keluar.
Jumong: Ini salahmu! Seharusnya kau berjanji padaku!
Bu Young menangis: Pangeran, aku membencimu. Apa yang harus aku lakukan?
Yoo Hwa khawatir karena Jumong tidak kunjung datang ke perayaan sampai perayaan selesai. Ia memerintahkan orang untuk mencari Jumong. Permaisuri Wan Hoo menjelek-jelekkan Jumong di depan Geum Wa. "Bagaimana seorang Pangeran tidak datang ke perayaan itu?"
Young berjalan dan melihat gelas yang dijatuhkan oleh Bu Young. Ia masuk ke ruangan tempat Jumong dan Bu Young terkurung dan menemukan mereka tertidur.
Young Po: Pangeran Jumong, waktunya untuk kembali.
Jumong terbangun dengan kaget. "Ini bukan seperti yang kau lihat, Kak!"
Ia menemui Geum Wa dan bersujud dihadapannya.
Jumong: Aku hanya ingin bicara pada gadis itu, tapi kemudian pintu terkunci.
Young Po: Anak ini sudah membuat malu keluarga kerajaan. Dia harus dikeluarkan!
Geum Wa berkata pada Young Po: Mundur. (lalu beralih pada pengawal) Berikan pedang! Kubilang berikan pedang!
Geum Wa menarik pedang dan mengarahkannya pada Jumong.

0 comments:

Post a Comment