Sinopsis City Hunter episode 9

Written by Yui Shinji 0 comments Posted in:

Yoon Sung mati-matian menahan Nana, tidak menghiraukan darah yang semakin banyak keluar dari lukanya.

Tangan Yoon Sung semakin licin karena basah oleh darah. Yoon Sung mengerahkan kekuatan-nya dan mengulurkan tangan satunya, lalu menarik Nana dengan dua tangan.

Nana menjatuhi Yoon Sung. Yoon Sung bergegas bangkit dan mau lari. Nana menghentikan Yoon Sung.

Nana : Tunggu, kau yang sudah menyelamatkanku dari sniper malam itu, ya kan?
Yoon Sung tertegun, tapi tidak menjawab dan langsung melarikan diri.

Seo Yong Hak melarikan diri. Yeong Joo mengejarnya. Yeong Joo lari melewati pintu berputar dan Kim Sang Gook menutupnya sehingga Yeong Joo terperangkap.

Yeong Joo tidak bisa mengejar Seo Yong Hak yang sudah lari sampai ke jalan.

Seo Yong Hak berhasil lari ke parkir mobil bawah tanah (ini sesuai diskusi Shik Joon, Jin Pyo dan Yoon Sung sebelumnya) dan membajak mobil. Seo Yong Hak berusaha masuk, tapi tiba-tiba tongkat Jin Pyo menahan dan melumpuhkan Seo.

Jin Pyo menekankan tongkat itu ke Seo. Seo tidak bisa meraih pistolnya.
Jin Pyo menarik gagang tongkat, ternyata tongkat Jin Pyo adalah pedang! whoa! Jin Pyo ini mengerikan tapi keren.

Seo tidak bisa berkutik, ia ketakutan karena Jin Pyo seperti akan mencungkil matanya.

Yoon Sung menyusul dan Jin Pyo kesal melihatnya, benar-benar tidak berguna. Shik Joon muncul dengan mobil yang mengangkut mereka berempat meninggalkan tempat itu ke gudang.

Jaksa Kim datang terlambat. Jang Pil Jae bingung, apa yang harus kita lakukan sekarang?
Yeong Joo : Jangan khawatir, saat kami berkelahi tadi, aku memasangkan GPS pada City Hunter.

Keduanya segera masuk mobil dan mengejar mobil Shik Joon dengan panduan GPS dari ponsel Yeong Joo bersama polisi.

Yoon Sung, Jin Pyo, Shik Joon membawa Seo Yong Hak ke gudang kosong. Jin Pyo memarahi Yoon Sung karena menyelamatkan Nana. Kau seharusnya menangkap Seo Yong Hak setelah membunuh wanita itu!
Shik Joon mengingatkan untuk segera menyelesaikan urusan mereka. Karena tidak banyak waktu lagi.

Jin Pyo menginterograsi Seo Yong Hak dengan cara mengancamnya. Seo diikat dikursi. Jin Pyo mengeluarkan semua peluru dari pistol, meninggalkan satu peluru di dalamnya.
Jin Pyo mengarahkan pistol ke Seo Yong Hak dan tanya mengenai orang-orang dibalik rencana sapu bersih th 1983.

Seo Yong Hak : Jadi ini benar tentang sapu bersih itu..

Jin Pyo mengokang pistol : Kau akan mendapat balasanmu, siapa mereka?

Seo Yong Hak minta maaf atas kejadian waktu itu, ia mengerti kalau Jin Pyo ingin balas dendam. Baik, aku akan bicara tapi..bawa aku ke tempat aman.

Jin Pyo jadi muak, karena Seo Yong Hak bahkan bersedia menghianati rekannya demi keselamatan sendiri, ia mengokang pistolnya lagi...klik. Fiuh..bikin jantungan juga.

Suara sirene mendekat tapi Jin Pyo tetap ingin jawaban, siapa ? Jin Pyo mengokang sekali ..klik!

Sekarang kalau dikokang sekali lagi berarti itu pelurunya. Seo Yong Hak panik dan Jin Pyo dengan dingin mengokang sekali lagi..Seo tidak menunggu pelatuknya ditekan, ia langsung buka mulut, Kim Jong Shik! Mantan Menteri Pendidikan.

Jin Pyo tidak peduli dengan suara sirene : Kim Jong Shik, siapa lagi?

Tapi Shik Joon gelisah, ia langsung tukar pandang dengan Yoon Sung dan beraksi. Shik Joon minta maaf sebelumnya dan langsung melempar granat bius.
Yoon Sung dan Shik Joon sudah siap dengan masker.

Jin Pyo, Sang Gook pusing. Jin Pyo menembak tapi meleset dan ketiga pria itu pingsan.

Polisi bersama Jaksa Kim sudah datang. Mereka masuk setelah mendengar tembakan. Tapi gudang sudah kosong. Mereka kaget. Sakti bener...
Hanya ada bekas-bekasnya saja. Seperti pistol, juga GPS itu.

Jaksa Kim mendapat telp. Ternyata dari Yoon Sung, ia mengemudikan ambulance.

Yoon Sung : Aku mengirim Seo Yong Hak sekarang. (ke Kantor Polisi)
Yeong Joo : Apa sebenarnya yang ingin kau lakukan?

Yoon Sung : Mengapa aku membawa Seo Yong Hak ke gudang? Pikirkan ini sebagai PRmu.

Yeong Joo kesal. Jang menemukan jaket Yoon Sung yang harum parfum Chanel hahaha....
Jang tahu itu jaket bermerk dan mahal. Jaksa Kim memerintah Jang untuk segera mengecek merk jaket dan juga parfumnya.

Yoon Sung membawa Seo Yong Hak (yang diikat diatas tempat tidur dorong) di depan Kantor Polisi. Lalu pergi.

Tidak lama, mobil Jaksa Kim datang. Ia keluar dan melihat Seo Yong Hak. Di kertas pesan tertulis : Untuk Jaksa Kim Yeong Joo.

Yeong Joo hanya menghela nafas kesal. Apalagi saat rombongan reporter juga mendekat. Sepertinya sudah ditelp oleh Yoon Sung juga.
Yeong Joo melihat tag-name militer lagi di leher Seo Yong Hak.
Seo Yong Hak sebenarnya sudah sadar, tapi ia pura2 pingsan karena malu.

Jaksa Kim minta polisi memeriksa ambulance yang dicuri.

Sementara itu Shik Joon membawa Jin Pyo pulang dan menunggu Boss besar sadar.
Jin Pyo sadar dan heran, kenapa aku disini? Dimana Seo Yong Hak?

Shik Joon diam saja. Jin Pyo tahu ini perbuatan Yoon Sung. Shik Joon membenarkan dan berkata kalau Seo Yong Hak dibawa ke polisi.
Jin Pyo murka dan menghantam Shik Joon.

Mobil Ambulance itu ditemukan di tepi sungai oleh Polisi, tapi sudah kosong.

Yoon Sung dalam perjalanan dan ia melihat Jin Pyo telp. Yoon Sung ragu menyalakan telp, tapi akhirnya dinyalakan juga.
Jin Pyo murka, apa sebenarnya yang kau lakukan! Kau benar2 tidak patuh dengan ayahmu!

Yoon Sung : Tolong mengerti. Ini demi kita.

Jin Pyo mana mau mengerti. Jin Pyo menarik Shik Joon agar Yoon Sung melihat kondisinya yang babak belur.

Yoon Sung kaget, paman! apa yang terjadi padamu?
Jin Pyo mengancam, kalau Yoon Sung memberontak, ia hanya akan menyakiti orang2 di sekitarnya.
Yoon Sung langsung ngebut ke rumah Jin Pyo.

Kim Sang Gook mencoba menahan Yoon Sung. Yoon Sung tidak peduli dan menyerbu masuk. Sang Gook menghalangi Yoon Sung.
Yoon Sung memukuli Sang gook berkali-kali. Sang Gook ini sepertinya hanya menghalangi, ia sama sekali tidak serius memukul Yoon Sung.

Yoon Sung menyeret Sang gook ke dalam dan melemparnya ke depan Jin Pyo. Sang Gook juga babak belur.
Yoon Sung mendekati Shik Joon : Paman!

Jin Pyo marah dan memukul Yoon Sung, berani sekali kau mengubah rencana jadi berantakan! Tapi kali ini, tongkat Jin Pyo ditahan Yoon Sung.
Shik Joon dan Sang Gook menahan nafas.

Jin Pyo : Kau punya kesempatan sempurna untuk membunuhnya! Kenapa kau mengirimnya ke Jaksa?

Yoon Sung teriak : Karena aku tidak mau menciptakan orang sepertiku! (yang dibesarkan dengan dendam)
Jika bukan karena 5 orang itu, aku pasti akan tumbuh seperti orang lain, dalam asuhan orang tuaku, hidup seperti biasa.

Aku ingin membunuh kelima orang itu lebih dari siapapun. Tapi, darah untuk darah, ini harus dihentikan. Kalau masalah ini sudah selesai, aku masih ingin hidup bahagia dengan ayah. Hidup dalam kehidupan yang baru.

Jin Pyo : Meskipun aku harus ke neraka, aku akan mengejar dan membunuh mereka. Apa kau masih mau melawanku? Jawab aku!
Yoon Sung : Ya. Karena itu adalah balas dendamku.
Jin Pyo : Meskipun kau harus melawanku?
Yoon Sung : Meskipun itu menakutkan..jangan menyentuh mereka yang kusayangi. Aku akan melindungi mereka. Termasuk kau, Ayah.

Yoon Sung membantu Shik Joon berdiri dan membawanya pergi. Setelah mereka keluar, Jin Pyo minta Sang Gook memeriksa pengawal wanita yang diselamatkan Yoon Sung.
Jin Pyo : Cari tahu siapa dia.

Nana mendapat perawatan di RS dan polisi tanya apa Nana melihat wajah City Hunter.
Nana berkata tidak, dia sangat tinggi dan aku hanya melihat matanya saja.

Polisi tanya, mata seperti apa.
Nana : Ada lipatan mata, mata..

Lalu Nana ingat mata City Hunter dan membandingkan dengan mata Yoon Sung saat hampir menciumnya waktu itu. Nana terkesiap.

Polisi tanya sekali lagi, tapi Nana berkata ia tidak yakin dan terlalu takut untuk mengingatnya. Polisi itu mengerti dan minta Nana istirahat saja.

Yoon Sung dibawa pulang oleh Shik Joon. Ia minta maaf karena Shik joon harus kena pukul karena dirinya.
Shik Joon minta Yoon sung jangan terlalu cemas. Bagaimanapun Kapten itu masih manusia, dia tidak akan membunuhku.

Shik Joon mencemaskan luka di punggung Yoon Sung. Yoon Sung justru menanyakan Nana. Shik Joon tidak tahu karena belum mengeceknya.

Yoon Sung bangkit dan berkata akan melihat Nana. Tapi justru jatuh pingsan karena kelelahan.

Shik Joon panik, Yoon Sung! Yoon sung! anak nakal! apa yang harus kulakukan?

Soo Hee melihat berita ditangkapnya Seo Yong Hak di TV. Ia melihat Jaksa Kim membawa Seo Yong Hak. Soo Hee mendengus, orang seperti ini yang akan jadi Presiden?
Lalu ia mendengar orang masuk.
Soo Hee menoleh, selamat datang. Ia tertegun, Shik Joon masuk dalam kondisi babak belur.
Shik Joon tanya apa Soo Hee kenal Lee Yoon Sung.

Shik Joon membawa Soo Hee ke rumah dan Soo hee langsung merawat Yoon Sung.
Soo Hee terpesona, ini benar rumahmu?

Yoon Sung tersenyum dan menghela nafas, kau tahu satu lagi rahasiaku. Ini berarti kau ada dalam bahaya, Soo Hee.

Soo Hee : Aku senang karena kau cukup percaya padaku dan memintaku datang.
Soo Hee ketawa, apa aku aneh?

Soo Hee berkata Yoon Sung akan sangat mengantuk karena ia menyuntik anestesi dibahunya untuk menghilangkan bengkak.

Yoon Sung tertidur. Lalu ia bangun dan hal pertama yang ditanyakan adalah Nana.
Shik Joon berkata ia sudah memeriksa dan Nana pergi ke RS untuk luka di sendi. Lukanya juga tidak serius. Yoon Sung lega. Shik Joon minta Yoon Sung makan.

Yoon Sung berkata sepertinya ia harus keluar dari rumah Nana. Demi keselamatan Nana. Yoon Sung tidak tahu apa yang akan dilakukan Ayahnya pada Nana.
Shik Joon menghiburnya, tidak akan..lalu ia tanya, apa kau..jatuh cinta dengan Nana? itukah mengapa kau tidak menangkap Capres Seo Yong Hak tapi menyelamatkan Nana?

Shik Joon : Jika terjadi hal yang sama di masa depan, kau tetap akan menyelamatkan Nana, ya kan?

Yoon Sung membuang muka, aku tidak tahu! Aku tidak tahu! aku hanya cemas kalau sesuatu terjadi pada Nana.

Shik Joon menyesal, ia minta maaf. Kalau saja ia tidak mempercayakan Nana pada Yoon Sung, ini tidak akan terjadi.

Ponsel Yoon Sung bunyi, dari Kim Nana.
Yoon Sung mengangkatnya dan Nana ingin tahu dimana Yoon Sung berada.

Yoon Sung berkata sedang sibuk dan akan menutup telpnya. Nana tanya apa Yoon Sung baik-baik saja.
Yoon Sung berkata ia tidak apa-apa.

Nana menceritakan kejadian hari ini, tentang Capres Seo Yong Hak, tapi Yoon Sung memotongnya. Aku sibuk sekali.

Setelah telp ditutup, Nana bersiap tidur dan Yoon Sung juga tidur.

Yoon Sung mimpi buruk lagi. Ia memegangi tangan Nana, tapi karena darah yang keluar dari lukanya terlalu banyak, tangan Yoon Sung jadi licin dan tangan Nana terlepas.

Yoon Sung syok dan berusaha meraih Nana. Nana jatuh ke lantai dasar dan meninggal. Ugh suaranya..ngeri.

Yoon Sung terbangun tiba-tiba. Shik Joon juga kaget, ada apa? Ada apa?
Yoon Sung mencabut infusnya dan pergi, aku tidak bisa seperti ini. Aku mencemaskan Nana.
Shik Joon mengejar Yoon Sung, Apa kau gila, bagaimana kondisimu sekarang?

Yoon Sung berkata akan melihat Nana untuk terakhir kalinya. Ia pergi tanpa mempedulikan Shik Joon.

Nana juga tidak bisa tidur dan naik ke atap. Ia duduk di ayunan.
Nana bicara sendiri : Aku merindukannya. Aku cemas.

Tiba-tiba Yoon sung muncul, hey Kim Nana. Ia marah, apa kau tahu jam berapa ini? Ini sudah jam 2 pagi!
Yoon Sung : Kau bahkan tidak mengunci pintu sebelum mandi. Kau berani pergi keluar malam-malam hanya karena kau menguasai sedikit judo.

Nana membalasnya, Apa kau pikir aku suka pergi keluar di tengah malam. Aku cemas dan tidak bisa tidur juga. Aku hanya bisa keluar dan ceri udara segar.
Apa kau tidak bisa pulang lebih cepat agar aku tidak cemas?

Nana hampir menangis, kau membuatku marah dan cemas saat kau tidak mengangkat telpmu. Siapa yang membuatku keluar malam2 seperti ini? Mengapa kau selalu melakukan ini padaku?

Yoon Sung langsung mendekati Nana dan menciumnya. Lahirlah light bulp kiss itu. Bikin jealous aja hohohohoho.....
Kali ini Nana tidak membanting Yoon Sung :)

Yoon Sung memeluk Nana dan berpesan, Jangan keluar rumah hanya karena kau tidak bisa tidur di tengah malam. Kau harus mengunci pintu juga.

Jangan terlalu yakin dengan dirimu sendiri meskipun kau hebat dalam judo. Waspadalah dengan orang asing. Jangan hanya makan kimchi karena kau menyukainya.
Jangan hanya mempedulikan Blackie, kau harus peduli dengan dirimu sendiri juga.

Yoon Sung : Kopi buatanmu benar2 sangat enak.
Nana : Apa kau mau kopi?
Yoon Sung : Ya.

Nana minta Yoon Sung menunggu dan pergi ke dalam untuk membuat kopi.
Darimana Nana dapat cangkir kertas dengan merk kopi segitu banyak? memang Nana jualan kopi? haha..iklan..iklan.

Nana kembali ke atas dan tidak menemukan Yoon Sung. Hanya jaketnya saja yang tertinggal (hobi banget meninggalkan jaket).
Nana duduk di ayunan dan mencoba telp Yoon Sung.

Yoon Sung dalam perjalanan pulang, ia mendengar telpnya, tapi tidak diangkat. Yoon Sung bicara sendiri, aku pasti akan melindungimu. Hanya ini satu-satunya cara.
Nana tidak bisa menghubungi Yoon Sung.

Paginya, Soo Hee mengecek suhu Yoon Sung dan lega karena Yoon Sung cepat sembuh. Sepertinya aku ini dokter yang bagus.
Yoon Sung : Paman akan mengantarmu pulang.

Soo hee : Apa kau mengusirku tanpa sarapan dulu? Kau ini pelit sekali.
Shik Joon masuk dan berkata, Dokter cantik, aku sudah masak sup yang enak, kita makan bersama ya?
Yoon Sung juga tersenyum.

Soo Hee tanya apa hubungan Yoon Sung dengan Kim Jong Shik. Karena ia dengar Yoon Sung menyebut nama Kim Jong Shik saat tidur.
Yoon sung dan Shik Joon terdiam.

Soo Hee : Aku tidak tahu apa City Hunter tahu tentang ini, tapi putra Kim Jong Shik yang lulus dari universitas terkenal adalah Jaksa Kim Yeong Joo.

Yoon Sung dan Shik Joon syok. Oh Soo Hee...you're rock!

Jin Pyo juga kaget, putra Kim Jong Shik adalah Jaksa Kim Yeong Joo?
Sang Gook membenarkan. Kudengar hubungan mereka buruk dan Jaksa Kim merahasiakan hubungan mereka di kantor.

Jin Pyo berkata bagaimanapun buruknya, mereka tetap ayah dan anak. "Lengan selalu tertekuk kedalam" artinya hubungan keluarga adalah yang utama.

Yoon Sung juga stres, apa aku sudah melakukan kesalahan? apa kita mengirim domba ke mulut harimau?
Shik Joon juga bingung, siapa yang bisa membayangkan kalau Jaksa Kim adalah putra Kim Jong Shik? dunia ini benar2 kecil.

Yoon Sung menyesal, ia seharusnya tahu hal ini lebih cepat. Apa yang kulakukan?
Shik Joon menghiburnya, jangan berpikir seperti itu. Sepertinya Jaksa itu benar2 bisa dipercaya. Kau sudah melakukan yang terbaik, tidak salah.

Telp bunyi. Yoon Sung tahu itu ayahnya. Jin Pyo tanya apa Yoon Sung mengetahuinya.

Jin Pyo : Kau menyerahkan nasib lima orang itu ke putranya. Melihat ekspresimu, kau pasti sudah tahu.
Kim Jong Shik. Juga Lee Kyung Wan dan Seo Yong Hak yang kau kirim padanya, mereka akan mati di tanganku.

Nana kena marah habis-habisan oleh Kepala bagiannya. Sebagai pengawal, kau membiarkan pistolmu direbut dan kau dijadikan sandera? Kau bahkan minta dipanggil sebagai pengawal?

Nana minta maaf, ia tidak menyangka kalau Capres Seo akan melakukan itu padanya. Ini pertama kali terjadi padanya.
Kepala Bagian tidak mau tahu lagi, ia sudah kena tegur dan minta Nana memasukkan surat pengunduran diri. Nana dipecat.

Nana membereskan barang-barangnya. Eun Ah protes, ini tidak masuk akal! Kenapa Pengawal Kim harus dihukum seperti ini?
Nana diam saja dan terus mengemas barang2nya.

Nana bertemu Yoon Sung di halaman Blue House, Lee Yoon Sung.

Yoon Sung menatap Nana sebentar, lalu jalan pergi tanpa bicara. Nana memanggilnya, tunggu! Yoon Sung tetap jalan tanpa menoleh.

Jaksa Kim memanggil Nana dan ia ingin tahu kondisi Nana. Nana berkata ia sudah tidak apa-apa.
Yeong Joo ingin tanya apa Nana masih ingat orang yang menolongnya waktu itu. Nana mengiyakan.

Yeong Joo : Apa kau melihat wajahnya?

Nana : Tidak. Hanya matanya.
Yeong Joo : Bukankah matanya kelihatan familiar?

Nana memegang erat tali kotaknya dan berkata tidak yakin, apa kau merasa ia familiar?

Jaksa Kim membenarkan. Kami sekarang memeriksa darah tersangka yang tertinggal saat kampanye dan yang kemarin. Kami hanya tinggal menunggu hasilnya. Lalu apa dia memang orang yang sama.

Yeong Joo melihat isi kardus milik Nana dan melihat mainan Pororo itu (lama-lama gua mau cari mainan ini haha).
Yeong Joo tanya apa ini mainan Nana.
Nana : Tidak, ini milik Lee Yoon Sung...Lee Yoon Sung memberikannya padaku.
Yeong Joo ingat ia melihat mainan yang sama di rumah Jin Pyo.

Yoon sung juga mendengar percakapan mereka.

Seo Yong Hak dibawa ke Kejaksaan. Media dan banyak orang mengerumuninya.

Tiba-tiba beberapa wanita melemparkan telur ke arah Seo yong Hak. Wanita itu menangis, suamiku meninggal karena kecelakaan helikopter!
Wanita itu histeris : Suamiku meninggal! Ini semua karena kau! Kembalikan suamiku! Pria jahat!

Ia terus melempar telur dan sampah ke arah Seo Yong Hak. Diikuti oleh banyak orang, ada yang melempar tepung dll.

Seo Yong Hak hanya bisa menunduk malu. Ia jalan terus.

Seo dibawa menghadap Yeong Joo. Yeong Joo tanya apa Seo menyuap supplier untuk menurunkan standar kualitas dari sepatu boot itu?

Seo mengiyakan. Juga kalau dia menyuap anggota dewan Lee Kyung Wan dari Departemen Pertahanan.

Yeong Joo : Kau bahkan tahu ada kelemahan dalam pesawat produksi Mars dari Amerika dan kau tetap membelinya?

Seo : Ya, benar.

Yeong Joo menunjukkan surat, ada yang menulis surat mengenai suap Capres Seo dan sangat akurat. Apa kau tahu siapa informannya?
Seo kesal, bagaimana aku bisa tahu?

Yeong Joo : Ok, kita mulai dari awal, kau memperlakukan pengawal sebagai sandera dan terlibat percobaan pembunuhan. Benar kan?
Seo Yong Hak mengakui semuanya. Biarkan aku pergi ke penjara yang aman.

Yeong Joo bingung, apa? Seo Yong Hak berkata, orang itu City Hunter atau siapapun dia. Dia mungkin tidak akan mengejarku disana dan membunuhku, benar kan?
Seo : Lakukan yang kau inginkan. Aku akan, akan menerima semuanya!

Jang Pil Jae masuk dan lapor kalau sidik jari di surat itu ternyata milik Lee Kyung Wan. (ha!)
Seo Yong Hak marah saat mendengarnya, ia pikir Lee menghianatinya.

Yeong Joo sepertinya tidak begitu percaya. Ia tanya satu hal lagi, yaitu kalung militer yang ia temukan di leher Seo Yong Hak.
Kalung itu sama dengan yang ditemukan di leher Lee Kyung Wan waktu itu.

Yeong Joo : Juga pada Oktober 1983. Ada pasukan khusus yang keberadaan-nya tidak diketahui, jika kau punya informasi tentang itu, tolong beritahu kami.

Seo yong Hak bimbang, ia berpikir waktu itu 21 orang meninggal. Bahkan Presiden juga terlibat. Apa aku harus mengatakan segalanya?
Tapi Seo Yong Hak memutuskan untuk tetap bungkam, aku tidak yakin tentang itu.

Yeong Joo : Apa benar kau tidak tahu?
Seo marah, aku tidak tahu! Yeong Joo mengerti dan mengakhiri penyelidikan.

Jang masuk dan lapor kalau mereka tidak bisa mengakses data militer sampai th 2030.
Yeong Joo mengeluh, tidak ada kemajuan. Tidak ada kemajuan. Apa tidak ada cara untuk mengetahuinya?
Jang : Tunggu sampai th 2030.
Yeong Joo memutuskan menemui Presiden.

Presiden sedang menghadiri acara internal Militer. Acara pemberian penghargaan untuk prajurit Go Ki Uk yang sudah kehilangan kakinya dalam tugas militer.
Ki Huk akan mendapat penghargaan sebagai pensiunan militer Korea Selatan yang terhormat.

Ki Huk berdiri dan memberikan sambutan : Terima kasih.
Setiap malam, saat aku berjaga, aku akan selalu berkomitmen pada tugasku.
Ibu, Aku akan berjaga setiap malam. Kau bisa tidur dengan nyenyak.

Lalu ia berkata pada pacarnya, Mi Sun, oppa sekarang sedang berjaga. Jangan pindah ke lain hati.
Ini membuat semua tertawa geli, termasuk City Hunter.

Ki Huk : Ini adalah impianku. Meskipun...aku kehilangan kakiku dan jadi seperti ini. Aku tidak pernah menyesal bergabung dalam militer. Meskipun aku ingin hidup dalam kehidupan militer yang heroik, waktu itu sangat singkat.
Aku harus pensiun sebelum aku tumbuh menjadi tentara yang berani. Ini yang paling kusesali.

Jika bukan karena City Hunter, kita akan membiarkan penjahat yang memberikan sepatu boot jelek itu dipilih menjadi Presiden.

Orang-orang muda, sekarang menggunakan masa muda mereka untuk menjaga negeri ini. Semua politisi, jangan hanya berpikir mengirim putra orang lain satu per satu masuk militer. Aku harap kalian semua bisa melindungi hidup pemuda Korea Selatan kita.
Kumohon.

Lalu Ki Huk memberi hormat.
Serentak, Presiden Choi, para jenderal, semua tentara berdiri dan membalas hormat Ki Huk. Merinding juga..

Termasuk Lee Yoon Sung. Cocok juga dia jadi tentara.
Sudah siap masuk wamil, Lee Min Ho?

Setelah acara, semua orang menyalami Ki Huk. Presiden Choi juga beramah tamah dengan para jenderal.
Presiden, saya disini menyalami anda, kata seorang jenderal. Presiden menoleh dan tertawa, apa kabar? Lama tidak melihatmu.

Tiba-tiba Presiden melihat sesosok tentara (seragamnya mirip Kopasus?) yang menatap tajam ke arahnya. Orang itu Lee Jin Pyo!

Presiden syok. Ia ingin melihat lebih jelas lagi, tapi Jin Pyo sudah hilang. Entah benar2 Jin pyo atau hanya halusinasi Presiden saja.

Jaksa Kim dan Jang Pil Jae datang. Keduanya mendekati Presiden dan ingin minta waktu bicara. Yoon Sung melihat Yeong Joo dan ia jalan keluar.

Presiden mengenal Yeong Joo, kau putra Kim Jong Shik. Mengapa kau kesini? Ini bukan acara yang terbuka untuk umum.

Yeong Joo minta ijin membuka file militer. Dia tidak bisa menunggu sampai th 2030. Yeong Joo menyebutkan peristiwa Oktober 1983 dan memohon Presiden memberikan ijin permintaan-nya mengungkap informasi itu.

Yeong Joo berkata kalau Lee Kyung Wan dan Seo Yong Hak pasti berkaitan dengan peristiwa ini. Jika mereka tidak mengungkapnya, maka penyelidikan tentang City Hunter akan sia-sia dan tidak akan terungkap.

Presiden berkata ia tidak bisa memutuskan sendiri dan akan membahasnya dengan departemen terkait.

Yeong Joo membungkuk, terima kasih. Saya berharap bisa mendapat kabar secepatnya.
Presiden dan rombongan pergi. Jaksa Kim keluar dan melihat Yoon Sung.

Yoon Sung sedang bicara dengan Ki Huk dan juga Mi Sun. Yoon Sung minta Ki Huk dan Mi Sun pergi dulu.
Yeong Joo heran, sedang apa Yoon Sung disini.
Yoon Sung : Aku mengucapkan selamat untuk adik temanku.

Yeong Joo : Apa mungkin kau kenal dengan orang bernama Steve Lee dari Amerika? Dia menguasai operasi peternakan rusa Wyoming.

Yoon Sung : Steve Lee? Tidak, aku tidak mengenalnya.
Yoon Sung memberi alasan sibuk dan segera pergi meninggalkan Jaksa Kim.

Staf Blue House latihan lagi. Eun Ah melampiaskan emosinya dan terus menyiksa Ki Joon.
Ki Joon mengerang, ini jelas-jelas penyiksaan.

Eun Ah tidak bisa dilawan, jangan bicara, kau sebaiknya mengikuti perintahku, ok?
Ki Joon dibanting, dibanting, dibanting dan dibanting.

Sementara itu, Yoon Sung dilatih oleh Kepala Bagian. Ia menggantikan Kim Nana untuk sementara.
Yoon Sung diam saja, wajahnya sedikit pucat, jadi Kepala Bagian tanya apa Yoon Sung baik2 saja. Kau terlihat tidak nyaman.

Yoon Sung : Tidak. Sepertinya pencernaanku. Berapa lama sementara itu?

Kepala bagian berkata mungkin Nana tidak akan kembali kerja. Ini karena dia bisa dijadikan sandera oleh Seo. Pengawal tidak boleh seperti itu.

Yoon Sung membela Nana, ia sudah mempertaruhkan nyawanya dan melakukan yang terbaik. Apa itu tidak keterlaluan?
Kepala Bagian heran, kenapa sepertinya kau tahu kejadiannya?
Yoon Sung : Aku melihatnya dari berita.

Kepala Bagian ingin melatih (baca = membanting) Yoon Sung, tapi Yoon Sung tidak bergerak. Justru secepat kilat membanting Kepala Bagian.
Semua kaget, Eun ah langsung lari mendekat, Kepala Bagian!
Ki Joon nyengir lebar.

Yoon Sung : Ini yang kupelajari dari pengawal Kim Nana.

Yoon Sung kembali kerja. Ki Joon mendekat dan mau pinjam USB yang berisi database nasional.
Yoon Sung membuka laci dan memberikan USBnya. Ki Joon melihat ada tas dan komen, ah apa itu hadiah untuk seorang gadis?

Ki Joon menggoda Yoon Sung, untuk siapa? Pacar? Apa kau ikut jejaring sosial? atau kau dugem? Ceritakan padaku. Bibirku terkunci rapat.

Yoon Sung tidak menjawabnya, hanya berkata kalau bibir Ki Joon memang rapat dan tebal.

Yoon Sung mengeluarkan tas itu dan menghela nafas. Jelas itu untuk Nana.

Nana telp. Yoon Sung mengangkat dan berkata ia sibuk.

Nana kelihatan salah tingkah. Lalu kamera jalan ke arah..Lee Jin Pyo.
Jin pyo mengambil ponsel Nana, apa kau sesibuk itu?

Yoon Sung membeku saat mendengar suara ayahnya.
Jin Pyo menutup telp dan memberikannya ke Nana. Yoon Sung langsung kabur dari kantor, tanpa minta ijin pada Kepala Bagian-nya.

Yoon Sung langsung ngebut ke rumah Nana. Ia menggigit bibir karena cemas.

Di rumah, Jin Pyo minum teh bersama Nana. Jadi kau adalah anggota pengawal Presiden? Dan kau mewarisi pekerjaan Ayahmu?

Nana : Ya. Tidak semua orang bisa bekerja di tempat seperti itu. Untuk terus ada dalam misi besar.

Jin Pyo melihat kalung peluru di leher Nana, kalung itu menarik sekali.

Nana mengambil kalungnya, oh ini? Saya ada di tempat kejadian saat terjadi insiden sniper dan saat itu seseorang menyelamatkan saya lalu menjatuhkan ini.
Jin Pyo : Orang itu City Hunter, ya kan?

Nana berkata ia tidak yakin. Tapi jika anda kesini karena salah paham dengan hubungan antara Yoon Sung dan saya...

Nana belum selesai bicara ketika tiba-tiba Yoon Sung menyerbu masuk, Ayah!

Nana terkejut, Yoon Sung. Yoon Sung kelihatan panik sekali. Yoon sung mengepalkan tangannya yang gemetaran.

Jin Pyo menyapa Yoon Sung dengan hangat, kau sudah datang.

Jin Pyo dan Yoon sung jalan keluar. Jin Pyo marah, kalian tinggal bersama. Apa kau mencintai gadis itu?

Yoon Sung tertegun, ia langsung menjawab dengan keras, tidak. Aku tidak mencintainya.

Jin Pyo tahu kalau itu tidak benar, negatif yang kuat berarti positif. Kau adalah orang yang menyelamatkan gadis itu dan mencampuri rencanaku membunuh Seo Yong Hak.
Jin Pyo : Benar2 pria bodoh. Aku sudah bilang jangan jatuh cinta. Ingat ini baik-baik. Gadis itu mungkin bisa mati karena kau.

Jin Pyo jalan pergi. Nana menyusul keluar, dia sudah pulang?
Nana berkata kalau tadi ia berencana menjelaskan hubungan mereka. Aku akan mengatakan segalanya padanya.

Yoon Sung dengan dingin berkata kalau Nana tidak perlu mencemaskan hal itu. Nana berkata ia takut membuat malu Yoon Sung.
Yoon Sung : Aku selalu punya masalah dengan wanita, ayahku sudah lama berhenti mencemaskan hal itu.

Yoon Sung pulang dan berkata pada Shik Joon kalau ayahnya menemui Nana. Shik Joon kaget sekali. Yoon Sung berkata ayahnya ingin ia membunuh Kim Jong Shik secepatnya.
Yoon Sung takut sesuatu terjadi pada Nana dan ia akan keluar dari rumah Nana besok pagi.

Shik Joon menyesal, karena aku..Nana jadi begini..apa yang harus kulakukan?
Yoon Sung menunduk dan menemukan anting Nana di bawah sofa.

Shik Joon membawakan obat untuk Yoon Sung dan Yoon Sung berkata ia sudah melakukan hack pada komputer sekretaris Kim Jong Shik. Sekarang Kim tidak di Korea tapi di Jenewa.

Yoon Sung berkata mereka harus menyelidiki kejahatan yang mungkin dilakukan Kim Jong Shik, tapi jika tidak ada apapun..

Shik Joon berkata pasti akan ada. Jelas akan ada.
Yoon Sung : Paman, bagaimana kau tahu?

Shik Joon tidak menjelaskan, ia hanya berkata kalau ada masalah, pasti akan ada! Kenapa tanya-tanya?
Shik Joon menyuruh Yoon Sung minum obat dan jalan pergi.

Yoon Sung mengamati anting Nana dan reflek menulis sms, bawakan aku kopi..Lalu sadar dan menghapus smsnya.

Nana kerja paruh waktu di coffee shop. Da Hye dan Eun ah menemuinya. Mereka berkata Nana belum tentu dikeluarkan tapi kenapa kembali kerja paruh waktu?
Nana tidak punya pilihan. Bagaimana jika aku benar2 dipecat?

Da Hye mengusulkan, katakan saja itu karena faktor yang tidak terhindarkan.
Nana heran, wah kenapa aku tidak memikirkan itu? Da Hye, kau lumayan pintar! Aku akan mencoba bicara dengan Kepala Bagian.

Nana tanya tentang les Da Hye. Da Hye berkata waktu belajar itu sama dengan penyiksaan! dan memandang matanya yang berkilau, jika aku harus membaca lagi dari bab awal. Taruhan leherku pasti akan disangga.
Nana bercanda, kalau begitu ganti ke Go Ki Joon saja. Da Hye kesal, apa kau mau aku langsung tidur?

Eun Ah tidak terima, apa salahnya dengan Go Ki joon? dia lumayan tinggi!
Da Hye : Dia hanya tinggi saja. (tanpa magnet seperti Lee Yoon Sung hahaha)

Yoon Sung menyuruh Shik Joon mengemasi barang2nya, ia turun ke klinik Soo Hee untuk mendapat perawatan.

Jang Pil Jae menghadap Jaksa Kim, Ini adalah barang2 yang ditinggalkan City Hunter. Barang2 ini belum diimpor negara kita.

Jang berkata kalau parfum yang ada di jaket ini juga parfum edisi terbatas dan ia memberikan nama2 orang yang memesan parfum ini.
Karena barang ini sangat langka, maka mereka selalu memesannya.

Jang menyerahkan daftar nama itu, Yeong Joo membacanya : Lee Yoon Sung. Lee Yoon Sung.

Jaksa Kim lalu membuat recap semua pertemuan dengan Yoon Sung :

Kali pertama aku bertemu dengannya, ia sedang bersama pacar Lee Kyung Wan, Kim Mi Hee.
Hari itu ketika Seo Yong Hak bertemu Hodson di hotel, dia juga ada di hotel.
Saat rekaman video waktu pemilihan itu dicuri.
Dia berkata tidak kenal Steve Lee, tapi ada mainan kecil itu di rumah Lee, itu pasti mainan yang sama yang dimiliki Kim Nana.
Waktu kampanye, saat Seo Yong Hak diculik, Lee Yoon Sung tidak pulang malam itu. Dia mengenakan baju yang kutinggalkan di rumah Soo Hee.
Itu adalah hari saat City Hunter ditembak. Jadi dia pasti sudah mengganti bajunya..

Yeong Joo sadar sekarang dan lari keluar. Aku harus ke satu tempat.

Yeong Joo menemui Soo Hee, Mengapa Lee Yoon sung mengenakan bajuku?
Soo Hee ketawa, kau datang tiba-tiba hanya untuk menanyakan itu?

Yeong Joo : Saat Seo Yong Hak dipilih sebagai calon dari Partai Nasional Baru di hari pemilihan itu, Lee Yoon Sung datang kesini dan kau memberinya bajuku untuk dipakai, benar kan?
Soo Hee : Waktu itu hujan dan bajunya basah.

Yeong Joo : Hari itu, tidak hujan.

Soo Hee menggerakkan jarinya dan Yeong Joo berkata kalau Soo Hee menggambar lingkaran dengan jarinya kalau berbohong. Kau belum berubah.

Yeong Joo : Sepertinya kau bersama pria itu.
Soo Hee : Bukankah sedikit aneh, bicara tentang pria lain dengan mantan suamiku?

Yeong Joo : Seperti saat aku mengejar penjahat dan terluka. Apa kau sudah merawat Lee Yoon Sung?

Soo Hee : Lee Yoon Sung terluka? Kalau begitu, dia harus dibawa ke RS. Kenapa aku harus merawatnya?
Yeong Joo berkata tidak masalah jika Soo Hee tidak akan mengatakan-nya, ia akan menyelidiki sendiri.

Yeong Joo keluar. Ia jalan ke bak sampah Soo Hee dan memeriksanya. Tapi tidak menemukan hal mencurigakan.
Soo Hee mengintipnya dan menghela nafas. Yeong Joo kesal dan pergi.

Soo Hee membuka pintu sebelah dalam, dan ...City Hunter ada di dalam.
Soo Hee memberikan baju dan berkata untung tidak ada noda darah di baju, sayang kalau dibuang.

Yoon Sung tersenyum, setiap kali aku dalam kesulitan mengapa kau selalu membantuku?

Soo Hee : Aku hanya merasa kasihan kalau aku melihat anak yang tersesat. Aku pikir kau tersesat.
Yoon Sung tertegun mendengarnya. Soo Hee pesan kalau ia sudah memberikan anestesi, jadi mungkin Yoon Sung akan mengantuk. Jadi jangan menyetir dulu.

Shik Joon mengemasi barang Yoon Sung sambil bicara sendiri, kalau baru sekarang ia melihat Yoon Sung tersenyum bahagia. Rumah ini bagus untuk Yoon Sung.

Shik Joon tanpa sengaja menjatuhkan barang dan ia segera membereskannya. Tidak menyadari kalau foto Ayah-ibu Yoon Sung dan Jin Pyo terjatuh di bawah meja. Shik Joon juga mengantongi kratingdaeng dari Nana.

Shik Joon menunggu Yoon Sung sambil memandangi foto keluarga Nana. Ia seperti minta maaf pada mereka.
Yoon Sung datang. Shik Joon menanyakan perawatan luka Yoon Sung dan tanya kenapa Yoon Sung tidak minum kratingdaengnya.

Yoon sung segera mengambil kratingdaeng itu dan mengantonginya. Aku akan meminumnya nanti. Ini persis Gu Jun Pyo :)

Shik Joon ingin tahu apa Nana sudah tahu kalau Yoon Sung adalah City Hunter. Yoon Sung berkata sepertinya tidak.

Shik Joon lega. Lalu pergi, ia minta Yoon Sung istirahat dan pulang dengan taksi saja.
Yoon Sung menunggu Nana untuk berpamitan.

Nana ada di supermarket dan memikirkan mata City Hunter, ia menyangkal, tidak mungkin ..pasti bukan.

Nana akan mengambil bawang dan wortel tapi dibatalkan karena ia tahu Yoon Sung tidak suka. Nana membeli daging dalam jumlah banyak.

Nana pulang dan terkejut melihat Yoon Sung tidur di sofa, kau pulang cepat sekali. Aku tidak melihat mobilmu diluar.
Yoon Sung tidak menjawab, ia tidur nyenyak. Nana menghela nafas, kau terlihat sangat lelah.

Nana masak. Ia merebus soun dan membuat japchae daging spesial, sup dll buat Yoon Sung.

Nana mendekati Yoon Sung dan memberanikan diri membangunkan Yoon Sung. Tapi Yoon Sung tidur nyenyak sekali, tidak bangun juga.

Nana mengamati wajah Yoon Sung dan menutup wajah Yoon Sung sehingga hanya terlihat matanya saja.

Nana melihat mata yang mirip dengan mata City Hunter. Nana syok dan menutup mulutnya.

Yoon Sung terbangun, apa yang kau lakukan?
Nana berdiri dan berkata ia tadi hampir bersin, jadi menutup mulut untuk menahannya. Nana takut membangunkan Yoon Sung.
Nana mengajak Yoon Sung makan. Yoon Sung diam saja.

Keduanya duduk bersama dan suasananya kaku. Nana berkata ia sengaja masak japchae daging karena Yoon Sung tidak mau sayur. Cobalah. Walaupun rasanya belum tentu enak.
Nana mulai makan, tapi Yoon Sung diam saja. Kau tidak akan makan?

Yoon Sung : Lupakan apa yang terjadi waktu itu. Karena kau punya harga diri tinggi dan sopan makanya aku bercanda. (Ciuman) Itu tidak ada artinya.
Nana : Lee Yoon Sung.

Yoon Sung : Hanya karena kita sudah berciuman, matamu jadi lain sekarang. Kau tidak berbeda. Terlalu mudah.

Nana tidak mengerti : Mudah?
Yoon Sung : Ya. Terlalu mudah, jadi tidak ada artinya. Tiba-tiba jadi tidak terasa sama sekali.

Yoon Sung : Saat itu tidak penting membicarakan itu. Apa yang kau pikirkan tentangku saat pertama melihatku itu benar, Aku memang pria seperti itu.
Aku sudah memindahkan barangku. Kau bisa tinggal disini selama yang kau mau. Aku tidak akan membiarkan rumah ini kosong.

Saat kita bertemu di Blue House, kita saling menyapa biasa saja. Hanya dengan itu..kita tidak akan menjadi kikuk satu sama lain.

Yoon Sung jalan pergi tanpa menyentuh makanan-nya.
Nana terlihat terluka.

Diluar, Yoon Sung berdiri di tangga. Ia bicara sendiri, aku tidak bisa jatuh cinta. Ini takdirku.
Yoon Sung teringat saat-saat bersama Nana. Saat main air, menempel plester pororo, bermobil bersama, duduk di jembatan, sampai saat ia mencium Nana.
Yoon Sung menahan tangis dan pergi.

Nana masuk kamar Yoon Sung yang sudah kosong. Ia juga mengingat saat2 bersama Yoon Sung.

Yoon Sung pulang (keren pintunya). Shik Joon heran, cepat sekali. Kukira kau paling tidak akan makan malam dulu sebelum pergi.

Shik Joon memberikan dokumen, kau sudah tahu kalau Kim Jong Shik adalah satu dari lima orang itu? Itulah mengapa kau mengumpulkan kliping berita ini?
Yoon sung heran dan membuka map itu. Ini bukan miliknya, ini milik Nana, tapi kenapa Nana mengumpulkan ini?

Ada berita di TV, Lee Kyung Wan kena serangan jantung dan harus dibawa ke RS. Yoon Sung melihat berita itu dan syok saat mengenali salah satu paramedik yang berdiri di depan pintu, itu Jin Pyo!
Yoon Sung : Ayah! Dia mau membunuh Lee Kyung Wan sekarang!
Yoon Sung langsung lari.

Jang Pil Jae juga lapor kalau Lee Kyung Wan akan mengatakan semuanya mengenai kejadian th 1983. Datanglah ke RS sekarang.
Yeong Joo kaget dan juga gembira, apa? Lee Kyung Wan akhirnya bicara?
Ia juga segera pergi bersama Jang.

Lee Yoon Sung tiba di RS, ia jalan mengikuti polisi dan paramedik yang sibuk. Yoon Sung kaget saat bertemu Jaksa Kim di ujung lorong.

Lalu ada rombongan perawat yang mendorong dua tempat tidur dorong. Ada dua mayat polisi diatasnya.
Semua kaget, astaga..dia masih sangat muda..

Yoon Sung dan Yeong Joo panik, mereka bergegas jalan ke arah kamar Lee Kyung Wan.
Kamar Lee Kyung Wan sudah dipasang garis polisi, dan banyak orang berkerumun.

Istri Lee menangis. Jaksa Kim menunjukkan badge ke petugas dan masuk. Ia memastikan kalau ini kamar Lee Kyung Wan dan masuk ke dalam.

Banyak orang bisik-bisik,
Dia pantas dibunuh. Ini harga yang harus dibayar karena mencuri uang rakyat.
Dia pantas mendapatkannya.
Politisi itu sama saja.
Tapi Polisi itu tidak melakukan kejahatan.

Jaksa Kim hanya menemukan mayat Lee Kyung Wan.

Yoon Sung pucat dan menoleh. Ia melihat ayahnya.

Lee Jin Pyo ...turun tangan sendiri.

0 comments:

Post a Comment